Selasa, 25 Oktober 2011

tersenyumlah dan sabarlah dinda

Rapat-rapat lah dinda jangan meregang sejengkalpun,
kuat-kuatlah dinda gengam erat jemari ini,
satu-satukan hati kita dinda
selaraskan langkah kita,
sabar-sabar lah dinda kuatkan hatimu badai ini kan segera berlalu…

Sejenak biarkan mereka curiga-mencurigai,
fitnah-menfitnah...
biarkan mereka mengatakan kita tak pantas untuk mendampingi hidup mereka
Biarlah hanya aku, engkau & tuhan yg tau,
biarkan hanya kita yang merasakan pahitnya hidup kita

sabarlah dinda....
aku tak akan pernah meninggalkan engkau dalam kesendirian
disini ku akan tetap setia menemanimu meski jarak memisahkan kita
takkan ku biarkan kau menangis meratapi takdir kita berdua
aku disini memperjuangkan nasib kita kedepannya
menggapai mimpiku
dan ku harap suatu saat kau dapat menggapai mimpimu sendiri

sabarlah dinda...
biarkan kita hanya hidup berdua
tanpa mereka dan tanpa satupun yang menjadi semangat kita
biarkan hanya kau semangatku
dan hanya aku semangatmu
aku yakin meski kita hanya tertatih berdua mengarungi hidup ini kita akan mampu lakukan itu
karena di hati kita ada cinta yang tulus dan pengorbanan yag ikhlas

tersenyumlah dinda....
Hentikan tangis sendu pilu itu,
air matamu terlalu mahal untuk ditumpahkan.
Biarkanlah hari-hari ini gelap buat smentara waktu,
lama-lama akan terang juga dengan sendirinya…

Biarlah dipandang hina-dina,
yakinlah tak seorang kan tahu jadi apa kita suatu hari nanti,
yang penting kita jangan letih mendaki tangga demi tangga…
Kita akan melepas sunset kala petang tiba,
menyambut fajar diufuk pagi...
Pada malam-malam nya yang bertabur bintang,
kita tidak akan tidur dengan sejuta mimpi,
tapi kita akan mengukir impian,
melukis harapan & membungkusnya menjadi 1 tabung cita-cita...
kita akan menanam pohon yang tinggi menjulang,
merangkai tangga-tangga yang panjang tuk kita daki...

Pada saatnya nanti kita akan duduk diantara Pelangi,
memetik bintang-bintang yang berjuta itu,
kita akan menuai hasil yang berlimpah,
pada musim panen yang akan datang...
Kita harus sabar dimusim gugur ini,
sebab takkan lama lagi musim semi akan datang.
Kelak situasi akan segera normal,
kita akan menikmati terik matahari & bermain air hujan,
seperti masa-masa kecil kita dulu...

untuk mu satu-satunya semangat hidupku "adikku tercinta"...
hanya kau yang buatku tegar dalam hidupku
hanya kau yang tak pernah menyakitiku

Minggu, 23 Oktober 2011

Lengkaplah sudah sepi ini mengurung sendiriku
Terkulai dikunyah nelangsa yang berapi-api
Menyusuri jalanan lengang
Bersimbah angan tanpa tujuan

Dalam derap gerimis yang menghujam
Terbuai wajahmu menyusup bertubi-tubi
Membawa sebaris kata bahagia yg menenggelamkan nurani
Di atas pengharapan tak berkesudahan

Tentang rindu kusam
Tentang cinta terbuang
Mengutip satu namamu di antara keluh kesah
Gundah gelisah, air mata, dan lara

Masihkah ada sedikit senyum darimu
Di batas penantianku yang kini makin terbata
Jika masih ada ruang di hatimu
Untukku, sedikit saja,
tolong bicaralah
Pada tanah membentang
Pada pohon-pohon rindang
Dan angin yang mengusik keangkuhan

Setidaknya biar ada tanda yg bisa kubaca dan kuraba
Janganlah sepi yang hadir
Janganlah semu yang membeku
Karena aku selalu berjalan menujumu
ku masih menanti mu

26 agustus*09 september '11...

Kepada senja aku mengadu
Menangisi kepergianmu dari hidupku…
mengapa bahagia itu hanya sesaat saja..
Laksana hujan yang terus mencumbui bumi…
Laksana gerimis yang selalu mendekap pagi..
Aku disini terpaku dalam diam..

Kepada senja aku mengadu..
Betapa pedih hatiku ini
Kau menghilang bak ditelan bumi..
Hanya goresan kecil yg menyayat kalbu..
kau tancap dalam pilunya hatiku…
Bahwa kau akan melupakanku…

Kepada senja aku mengadu
Rindu ini menghujam jantungku
Bagai ombak besar yg menghantam dadaku
Hingga aku tak bisa bernafas karena desakan
rasa rindu yg sangat kuat…
Oh cinta mengapa taqdirnya begitu kejam..
Kau berikan aku dia tp kau sekap dia dalam kesunyian malam..

kini aku hanya pasrah dalam diam
Hatiku telah membeku dimakan waktu

Rasa cemburu ini,
tiba-tiba muncul di saat aku melihat semuanya,
Aku tak mampu berbuat apa-apa,
Aku tak mampu mencegahnya,

Aku sadar,
aku bukanlah kekasihmu,
Yang pantas mengurusi masalah pribadimu,

Meskipun aku sangat mencintaimu,
Namun,
Rasa cintaku ini,
tak mampu aku luapkan kepadamu,,

Biarlah,
aku sendiri yang merasakan semua ini,
Biarlah,,
rasa cintaku padamu aku pendam di dada ini,
Dan rasa cemburu yang begitu besar ini,
Biarlah menghiasi dan berlalu dengan sendiri…

02 apr...

setelah kau pergi

Setelah kau pergi,
Aku menari di atas gelombang gelisah
Tak henti rasakan terjangan demi terjangan,
terjangan gelombang yang akhirnya menghanyutkanku...
akhirnya suatu kenyataan pun
harus membuatku berlabuh di atas runcingnya ujung-ujung batu karang,...
dimana tubuhku menyimpan luka,
tiada henti meringis kesakitan...
tetesan demi tetesan darahku terbuang dari luka ini
hingga akhirnya,
Aku harus mati kehabisan darah,
seiring dengan ombak yang kemudian membawaku lagi ke tengah lautan,
ketengah-ketengah dimana kenangan,harapan,semuanya harus ikut serta hilang,

Di tengah-tengah kurungan kegelisahan,
tak henti aku menahan sesak,
sesak atas dalamnya rasa sakit ini...
hingga tak ada kesempatanku untuk ambil nafas panjang
aku harus tetap bertahan dikedalaman ini
walau harus ku taruhkan hidup dan matiku...
seiring bergantinya waktu
rasa itu semakin menekan.
aku selalu mencoba tuk bertepi,
tapi kenyataan itu selalu membawaku ke tengah,
ketengah-tengah dimana kenangan itu berawal.
hingga akhirnya aku harus mengakhiri kisah ini dengan sesal,

iringan-iringan selalu kumainkan
sebagai peredam sementara luka yang tak tertahan
walau jenuh dan rasa bosan yang ku dapatkan...
Aku tetap berdiri di atas sampan
ikuti angin dan tentukan arah kemana aku harus berlayar,..
Karna berlabuh di hatimu sudah tak mungkin.
kau batasi ruang kesempatan
yang awalnya ku cari di sisi-sisi ruang hatimu.
di sisi ruang terang aku bisa rasakan keadaan-keadaan ini,
Sepi dalam kedamaian...
dan kemudian di sisi-sisi ruang malam,
hanya gelap yang ku lihat
dan di sepi tirai malam semakin aku rasakan
sepi yang kian menekan...
menusuk relung jiwa,

masih menanti mu

Jendela Hatiku meleleh
bintang-bintang meminjamkan aku cahaya mereka
tapi tetap saja gelap di relung jiwa
Aku tidak ingin terpuruk
tapi aku sudah tidak ada pegangan,
Tidak ada yang menahan.

Tidak ada lagi tempatku untuk berbagi
Hilang dalam kenangan cahaya
Hari-hari ini begitu gelap
Hitam,
aku hidup hanya untuk melawan,

ada yang tak bisa kubaca dari gerak bibirmu
ada yang tak bisa kuraba dalam hangat pelukmu
tapi pandangan matamu
masih seperti yang kulihat dua bulan yang lalu

pandangan mata yang pernah menjerumuskanku
dalam dimensi cinta tak berbatas ruang dan waktu
seperti menggapai-gapai dasar
yang tak juga tersentuh

dan masih kuingat betul
betapa aku tersiksa
seperti terpenjara
saat kusadari
kau takkan kumiliki

rasa ini menyedihkan
ku pikir hanya aku cahayamu
ternyata bintang begitu banyak bertaburan di malammu
berharap hanya aku yang selalu warnaimu
ternyata pelangi begitu indah melintas dilangitmu

getar ini menyakitkan
seperti tertusuk
seperti ribuan belati merajamku

terlambat..
tepiskan senyummu yang menggoda jiwa

tak mampu..
bendung gemuruh rasa yang terlanjur membara

lelah..
tapaki sejengkal pesona dari keindahan sosok mayamu

namun ku tetap menanti sampai saatnya nanti
janji mu akan kau tepati atau akan kau ingkari

masih menanti mu 26 agustus * 09 september '11...

!!!!

masih membekas kata-kata pahit dari mu
baru sekali ini hatiku merasakan sakit hati
aku tahu jika aku yang bersalah
tapi bukan berarti kau mampu hina aku semaumu
aku bukan seperti yang kau kira
puaskah kau telah katakan itu
pasti kau telah tertawa lepas karena mampu membuatku semakin jatuh

kau tak tahu perjalanan hidupku
kau tak tahu tertatih ku menahan pilu
kau tak tahu semua itu
ku hanya sendiri mengarungi sisa-sisa usiaku
tanpa satupun tempat ku mengadu
aku hanya sendiri....

dulu ku berharap kau mampu membuatku tegar untuk selamanya
tapi ternyata sama saja...



Sabtu, 22 Oktober 2011

bukan karena luka Q tersiksa

Bukan karena luka ku tersiksa
Tapi cinta yang telah lama tercipta membuat ku semakin terjerat
Mengapa harus hati yang terusik
Saat rasa ini begitu kuat mengikat dalam hati
Mengapa harus rindu ini yang harus ku tepis
Saat raga ingin merasakan kebahagiaan yang tak pernah terasa

Bukan ini yang terimpikan
Tapi ini yang harus terjadi

Sampai kapan luka semakin menganga
Tak ada lagi obat penawar saat luka ini mengiris syaraf kehidupan
Sampai nafas terhela ini terhenti
Tetap saja menggores seluruh ketegaran jiwa
Sampai jiwa ini gelap tak bercahaya
Tetap saja tak ada penuntun dalam langkah gontai ku

Kau yang kuharapkan bisa tegarkan ku
Malah membuat ku semakin terpuruk
Kau yang ku harapkan bisa menjadi penopang gundah ku
Malah membuat ku semakin rapuh

Kini kau bagaikan bunga di etalase kaca
Tak kan pernah bisa kurasai indahnya
Bahkan untuk memandangnyapun tak kuasa

Mungkin ku bagaikan punguk yang merindukan sang bulan
Hanya berharap
Hanya bermimpi
Namun semua itu semu
Seperti saat ku terbangun dari tidur
Dan akhirnya harus ku akhiri segala penantian ku ini

Maafkan aku
Jika suatu saat kau pintaku untuk membuka hati ku untuk mu
Tak akan pernah lagi ku lakukan itu
Pergilah saja
Bawa segala ego mu
Karena jika ku tahan kan kau
Malah membuat ku semakin terluka
Sudahlah.....
Jangan kau tengok lagi ku yang kini meratap pilu
Karena meski kau kembali
Luka ini takkan pernah terobati

Maafkan aku
Ku akan pergi mambawa segala cinta yang dulu pernah tercipta
Takkan ku biarkan rasa itu kembali menguasai hati
Karena ku telah kecewa
Bukan hanya sekali
Tapi berulang kali dengan segala alasanmu

Pergilah....
Biarkan ku bebas menikmati hidupku yang tersisa
Meski tanpa kau
Dan tanpa cinta mu


21/10/2010 18:52:24

cintaku

11/13/2009 11:12:40 AM

Kau….
Bias cintamu iris segala syaraf keacuhanku
Entah sejak kapan kau menerobos dinding kalbuku
Yang ku tahu kini kau telah ku cintai
Kau telah menjadi terang dalam kegelapan jiwaku
Kau telah berayun manis dalam beranda hati ku
Semua ini tak bisa ku punkiri
Kaulah yang terindah
Kaulah yang membuatku sadar betapa berharganya dirimu


Ku mulai menulis tentang mu
Ketika banyak hal yang tak bisa kutulis
Tiba-tiba deras mengalir bagai sumber inspirasi yang kerap hadir

Ku akan setia
Tetap setia menemanimu melangkah
Dan mencoba untuk lebih menemanimu
Tanpa pernah menghadirkan luka dan sakit
Karena hanya karena setia
kau dan aku dapat berdiri tegar menahan luka

cintai Q apa adanya

11/13/2009 6:04:10 PM

Kasih...
Untuk apa kau pertanyakan mengapa ku mencintaimu….
Seberapa besar cintaku untuk mu....
Semua itu tak perlu....

Karena cinta ini datang dari hati
Bukan hanya cinta yang sekedar ilusi
Cinta ini tak bisa ku ukur dengan apapun
Karena cinta ku tak hanya terucap lewat kata
Hanya jiwa yang tahu akan cintalah yang bisa merasakannya

Kasih...
Cinta adalah menerima apa adanya
Siapa aku, bagaimana aku, inilah aku...
Jangan pernah merubah aku seperti apa yang kau inginkan
Karena aku hanya bisa menerimamu apa adanya

Cinta adalah saling memberi
Tak ada rasa penyesalan ketika tak bersambut
Seperti setangkai anyelir yang tumbuh dimusim kering
Itulah cinta....
Tak pernah harap lebih

Kasih....
Begitulah nyanyian rasa dalam jiwa
Tak bisa terangkai lewat kata
Semua karena kaulah yang kucinta
Semoga cinta ini kan abadi
Sampai saatnya nanti kita kan kembali

keputusan terberat

Keputusan terberat dalam hidup...
Harus ku tinggalkan dirimu
Kutinggalkan semua yang telah berlalu
Dalam keegoan mu ku coba bertahan
Apalah daya semua telah terjadi
Kau yang ku puja ternyata hanya semu belaka
Ku pinta kasih ternyata kau beri kepahitan
Tak mampu lagi kutampakkan kerinduan ku ini untuk mu
Karena kini kau bukan milikku lagi

Pada siapa ku adukan resah yang kian menghimpit perasaan
Dan seandainya kasih mu mekar seperti dulu
Pasti ku takkan terbelenggu kebimbangan
Tapi itu takkan mungkin
Takkan dapat ku bayangkan cinta mu bagai sembilu
Yang mencakar hati ku ini tanpa ada rasa simpati
Ingin rasanya kuraungkan rasa kecewa


ku sabar bersama mu
tapi semua itu percuma
kau pergi dengan meninggalkan luka
mengapa tergamak kau lakukan itu
andainya kau tahu betapa sakitnya hatiku
yang kian perih karena mu
sehingga kini serik ku rasakan utuk bercinta lagi
pintu hatiku ini bagai sudah tertutup rapi
walaupun terluka tetapi mengapa aku masih sayang

Kini...........
Ku akan melupakan sejarah cinta kita yg dulu
Karena kini kau campakkan cintaku yang suci
Mengapa semua ini berlaku
sedangkan aku sedikit pun tak pernah mengharapkan

ku rindui kau

Ku rindui kau malaikat kecilku
Saat tawamu menghiasi hari-hari terindah
Tak pernah ada duka yang terlintas
Hanya keceriaan yang kau cipta
Ku rindui tatapan matamu
Yang selalu mengawasi ku dimana pu ku berada

Malaikat kecilku....
Bertahun tak ku dapati kabar mu
Masih ingatkah kau akan hari yang pernah kita lewati bersama
Dimana kau....
Tak henti ku mencari dimana sosok mu berada
Tak jenuh ku menelusuri kau dalam nyata ku

Mungkin kau tak pernah tahu
Ku disini tetap setia menunggu mu
Tak akan pernah sirna di makan waktu
Bahkan tak sedikitpun terlintas di benakku tuk melupakan kenangan kita
Meski bertahun ku menantimu




”MRT ”

karena mu

13.11.2009 15:19:03

Darimu ku temukan arti cinta yang sesungguhnya
Tak mampu ku berucap
Semua hanya bisa terangkai dengan kata
Karena semua telah tercipta
Dalam segala roman tangis dan canda

Untukmu ku persembahkan sebongkah cintaku
Karena darimu semua ini terlukis

Meski dulu kau hanya bagai bunga di dalam etalase kaca
Tak mampu kusentuh
Apalagi kugenggam indahnya

Tapi kini....
Semua ini jadi sebuah ilusi yang nyata

Cinta....
Padamu kuserahkan jiwa dan raga
Jagalah segenap cinta suci ini
Karena ku telah mencoba menjaga sisi hati yang lain
Agar kita bisa mempertahankan rindu
Yang selalu bergelayut dalam kalbu
Love you so much

ku akan melepasmu jika itu adalah yang terbaik untukmu
karena tak mungkin ku paksakan ingin ku
meski ku tahu ku sangat menyayangimu
ku akan relakan mu bahagia bersama yang lain
jika semua itu bisa buatmu bahagia
karena tak mungkin ku bertahan hanya dengan satu hati

percuma saja ku mengharapkan cintamu
jika cinta lain masih merajai hatimu
percuma saja ku paksakan inginku
karena tak mungkin ku bertahan hanya dengan satu hati

mungkin ku tak berarti untuk mu
percuma saja bertahun ku lewati hari bersamamu
karena di hati mu tak pernah ada sedikitpun cinta untukku
semua itu palsu...
sudahlah.....
tak perlu kau pertegas cinta yang kau rasa
karena semua tak akan pernah obati luka di relung jiwa
sudahlah...
bawalah saja pergi semua kenangan kita
karena percuma bila masih tersisa
tetap saja tak bisa buat mu bahagia

ternyata benar...
ku salah memilihmu
ku salah artikan cinta yang bertahun ku rasa
semua tak ada artinya dihadapanmu
kasih sayang...
perhatian...
semua yang ku lakukan tetap saja tak pernah gantikan dia di hatimu

mengapa tak pernah kau ucap sedari dulu
jika cinta yang kau beri hanyalah iba
mengapa kau tanamkan keperayaan di hati ini
jika akhirnya kau nodai dengan kepalsuanmu

rabb...
semua percuma...
kisah yang kita jalanitak pernah berarti
hanya bagai permainan belaka
menyisakan luka di sekujur tubuh
merapuhkan segala sisi tegarku

rabb...
ku ingin lupakan dia
ku ingin bisa hidup tanpa dia
meski ku tahu itu akan menyiksaku
tapi biarlah...
uaranya
ku tak ingin lagi
rabb...
ku tak ingin lagi dengan s

belajarlah mencintaiku

Ku terpuruk dalam cintamu
Kau tinggalkan aku
Dalam kesendirian ini
Masih adakah sisa cinta untukku
Masih pantaskah aku mendampingimu

Kini...
Tak ada lagi tempatku berkasih
Tak ada lagi yang menghapus air mata ini
Kesedihan yang kau tinggalkan
Buatku jera dalam bercinta
Hati tergores dan terluka
Berdarah dan tak akan terobati

Mengharapkan keangkuhan cintamu
Yang tak pernah menghampiriku

Kekasih hatiku....
Cobalah kau tundukkan wajah
Belajarlah mencintaiku
Atau...
Sekedar merindukan ku
Walaupun hanya sedetik
Takkan hilang meski seribu abad

kau dan kenangan kita

Kembali ke tempat ini
Mengingatkan ku akan dirimu yang dulu pernah menemaniku
Semua yang telah kita jalani selama ini
Kisah yang pernah kita rajut bersama
Rindu yang pernah kita banggakan di depan mereka
Benci yang selalu kita tepis keberadaannya
Dan segala apa yang telah tercipta..

Ingatkah kau saat kita bersama
Kau dan aku selalu berkata “semoga cinta kita tak akan terpisahkan”
Ingatkah kau saat kita jalan berdua
Seolah dunia ini hanyalah kita yang punya
Ingatkah kau di tempat itu
Kau dan aku mematrikan janji suci abadi
Semua masih teringat dalam benakku
Dan kini...
Semua ini hanya sebatas mengingatmu
Tanpa terfikir untukku memilikimu kembali
Karena ku tahu...
Kau disana telah bahagia bersama cinta yang kau punya
Dan aku disini telah bahagia bersama cinta yang ku punya
Kita semua telah termiliki
Berjalan tak beriringan lagi

Meski ku tahu..
Masih ada cinta di hati kita yang tak akan pernah pudar
Bahkan semakin besar
Tapi ku sadar
Kau sekarang hanya bagai fatamorgana
Yang ku tahu keberadaannya tanpa ku bisa mendapatkannya
Tapi biarlah cinta ini akan selalu ada tersimpan dalam hati kita
Sampai nanti kau dan aku benar-benar telah milik orang lain

Mungkin kita terlalu naif untuk berkata
Semua hanya terbaca lewat gerak dan ekspresi muka
Kau tahu ku masih mencintaimu
Dan ku tahu kau juga begitu
Tapi kita telah berada di situasi yang berbeda
Kau bersama duniamu
Dan ku bersama duniaku
Meski dulu kau dan aku pernah berada di dunia yang sama

Kini...
Kita hanya bisa saling mengenang
Dan tak akan berharap untuk saling menyatu
Semoga kau bahagia bersama dia
Dan semoga suatu saat ku bisa melihat kau tersenyum manis
Menyapaku dengan lembut
Dan berkata “ aku sekarang telah bahagia bersama dia”

asuhan keperawatan Ca hepar

BAB I
PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang
Kanker merupakan salah satu penyakit yang paling mengancam dalam dunia kesehatan. WHO dalam siaran persnya 3 April 2003 menyatakan bahwa lima besar kanker di dunia adalah kanker paru, kanker payudara, kanker usus besar (colorectal), kanker lambung dan kanker hepar. Pada bulan Nopember 2004 dilaporkan bahwa kanker hepar merupakan kanker dengan pertumbuhan tercepat diantara jenis kanker yang lain di Amerika Serikat (Kerr, 2004). Insidensi kanker hepar di Asia Selatan, Asia Tenggara, China, dan daerah Sub Sahara sendiri lebih tinggi dibandingkan kasus kanker hepar negara industri seperti Amerika (Anonim,2004).
Sel-sel pada hati akan memperbanyak diri untuk menggantikan sel-sel yang rusak karena luka atau karena sudah tua. Seperti proses pembentukan sel lain di dalam tubuh, proses ini juga dikontrol oleh gen-gen tertentu dalam sel. Kanker hati berasal dari satu sel yang mengalami perubahan mekanisme kontrol dalam sel yang mengakibatkan pembelahan sel yang tidak terkontrol. Sel abnormal tersebut akan membentuk jutaan kopi, yang disebut klon. Mereka tidak dapat melakukan fungsi normal sel hati dan terus menerus memperbanyak diri. Sel-sel tidak normal ini akan membentuk tumor (Anonim, 2004).
Kanker hepar dapat bermula dari organ bagian hepar (hepatocellular cancer) atau dapat juga berasal dari organ lain, misalnya dari kolon, yang menyebar ke hati (metastatic liver cancer). Kanker yang berasal dari organ hepar sering disebut sebagai kanker hepar dan merupakan jenis kanker kelima yang memiliki insidensi terbesar di dunia. Penyakit yang sering berhubungan dengan kanker hepar antara lain virus hepatitis dan sirosis hati (Bruix dan Sherman.,





1.2. Ruang Lingkup Masalah
1. Untuk mengetahui penerapan asuhan keperawatan pada klien “D” dengan gangguan system pencernaan berhubungan dengan ca hepar

2. Untuk mengetahui rencana dan tindakan apa saja yang dapat dilakukan untuk mengatasi gangguan pada klien “D” dengan gangguan system pencernaan berhubungan dengan ca hepar

1.3.Tujuan Penelitian
a. Tujuan umum
Untuk mendapatkan pengalaman belajar bagaimana penerapan atau pelaksanaan menajemen asuhan keperawatan dengan baik dan benar sesuai konsep teori dan praktek secar tepat, actual dan sistematis.
b. Tujuan khusus
1.Dapat malakukan pengkajian pada penderita ca hepar
2.Dapat merumuskan diagnose keperawatan pada penderita ca hepar
3.Dapat membuat perencanaan pada penderita ca hepar
4.Dapat melaksanakan tindakan keperawatan pada penderita a hepar
5.Dapat mengevaluasi semua hasil tindakan pada penderita ca hepar

1.4. Kegunaan Penulisan
a. Untuk Mahasiswa
Sebagai gambaran dalam memberikan Asuhan Keperawatan pada klien dengan kasus ca hepar sebagai bahan masukan dalam pembuatan kasus dalam bentuk karya tulis ilmiah
c. Untuk Institusi Pendidikan
Merupakan umpan balik terhadap penerapan teori secara terpadu oleh mahasiswa dan dapat berguna untuk perbaikan serta peningkatan mutu pendidikan. Selain itu, sebagai referensi di perpustakaan


1.5. Strategi Dan Teknik Penulisan
Dalam kegiatan studi kasus ini teknik dan strategi dalam pengumpulan datanya menggunakan teknik penulusuran buku yaitu mempelajari sumber-sumber dari buku-buku penunjang pembelajaran dan dari internet.

1.6. Sistematika Penulisan
Dalam penulisan karya tulis ini dibagi tiga BAB, yaitu :
BAB I PENDAHULUAN
Terdiri dari latar belakang, masalah ruang lingkup masalah, tujuan penulisan, kegunaan penilisan, strategi dan teknik penulisan serta sistematika penulisan.
BAB II LANDASAN TEORI
Terdiri dari Etiologi, penyebab, faktor resiko, stadium, mekanisme molekuler kanker, Patofisiologi, tanda-tanda klinis, pemeriksaan Diagnostik, pengobatan, pengkajian, diagnose dan intervensi serta evaluasi
BAB III KESIMPULAN











BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Konsep Dasar Ca Hepar

2.1.1. Etiologi
a. Tumor ganas primer pada hati yang berasal dari sel parenkim atau epitel saluran empedu atau metastase dari tumor jaringan lainnya.
b. Sinonim dari hepatoma adalah carcinoma hepatoselluler.
c. Merupakan tomur ganas nomor 2 diseluruh dunia , diasia pasifik terutama Taiwan ,hepatoma menduduki tempat tertinggi dari tomur-tomur ganas lainnya.laki :wanita 4-6: 1.
d. Umur tergantung dari lokasi geografis. Terbanyak mengenai usia 50 tahun. Di Indonesia banyak dijumpai pada usia kurang dari 40 tahun bahkan dapat mengenai anak-anak.

2.1.2. Penyebab
Penyebab kanker hepar secara umum adalah infeksi virus hepatitis B dan C, cemaran aflatoksin B1, sirosis hati, infeksi parasit, alkohol serta faktor keturunan (Fong, 2002). Infeksi virus hepatitis B dan C merupakan penyebab kanker hepar yang utama didunia, terutama pasien dengan antigenemia dan juga mempunyai penyakit kronik hepatitis. Pasien laki-laki dengan umur lebih dari 50 tahun yang menderita penyakit hepatitis B dan C mempunyai kemungkinan besar terkena kanker hepar (Tsukuma dkk., 1993; Mor dkk., 1998).
Gejala kanker hepar pada awalnya tanpa keluhan atau hanya sedikit keluhan seperti lesu, nafsu makan berkurang dan penurunan berat badan. Kanker hepar dapat diketahui dengan diagnosa menggunakan radiologi, biopsi hepar, dan serologi (Bruix dan Sherman, 2005).
2.1.3. Factor Resiko
Beberapa faktor resiko menyebabkan kanker hati , antara lain :
a.Hepatitis kronis dapat menyebabkan perubahan sel kanker yang berhubungan dengan tipe kanker hati yang paling umum yaitu hematoma. Biasanya disebabkan oleh hepatitis B dan karsinogen (zat kimia yang menginduksi kanker) seperti aflatoksin.
b.Sirosis hati, yang biasa disebabkan oleh alkohol, hemochromatosis, defisiensi Alpha 1-antitrypsin.
c.Miscellaneous irritant seperti polivinil klorida, thorotrast, dan radiasi.
(Anonim, 2004)

2.1.4. Stadium
Kanker hepar memiliki beberapa stadium perkembangan yaitu; (a) stadium 1, kanker berukuran tidak lebih dari 2 cm dan belum menyebar. Stadium ini pasien kanker hepar dapat beraktivitas dan hidup secara normal, (b) stadium 2, kanker mempengaruhi pembuluh darah di hepar atau terdapat lebih dari satu tumor di hepar, (c) stadium 3A, kanker berukuran lebih dari 5 cm dan telah menyebar ke pembuluh darah di dekat hepar, (d) stadium 3B, kanker telah menyebar ke organ terdekat seperti lambung namun belum mencapai limfonodus, (e) stadium 3C, kanker berada dalam berbagai ukuran dan telah mencapai limfonodus, (f) stadium 4, kanker telah menyebar ke organ yang jauh dari hepar misal paru-paru. Saat stadium ini pasien kanker hepar sudah tidak dapat beraktivitas lagi (Fong, 2002; Bruix dan Sherman., 2005).

2.1.5. Mekanisme Molekuler Kanker
Peningkatan atau penurunan ekspresi protein sering terjadi pada kasus kanker hepar. Protein yang mengalami upregulasi seperti COX-2 (Qiu dkk., 2002), protein siklus sel, faktor pertumbuhan, dan protein antiapoptosis (King, 2000). Peningkatan ekspresi dan atau mutasi pada N-ras juga ditemukan pada kanker hepar (Adjei, 2001). Selain itu juga terjadi aneuploidi dan perubahan genetik seperti mutasi p53 pada kanker hepar (Kim dan Wang, 2003).
Pada HCC telah diketahui adanya Ras yang termutasi, tetapi relative berbeda dengan kanker lain seperti kanker colorectal (Macdonald dan Ford, 1997). Ekspresi Ras yang berlebihan ini dapat menaikkan jumlah Myc dalam semua kasus pada HCC dan memberikan kesan bahwa 2 onkogen ini dapat bekerja sama satu dengan yang lain (Macdonald dan Ford, 1997). Gen tersebut dapat dipengaruhi oleh adanya infeksi virus Hepatitis B dan Hepatitis C. Hal ini memberi kesan bahwa gen tersebut dapat diaktivasi oleh virus tersebut secara spesifik (Macdonald dan Ford, 1997).
Studi kinetik kanker menemukan adanya berbagai jenis onkogen yang berperan dalam karsinogenesis di hepar. Overekspresi N-ras dan c-myc oleh senyawa karsinogen merupakan abnormalitas genetik yang sering terjadi pada kanker (Peters dan Vousden, 1997). CYP1A2 di hepar telah diketahui dapat mengaktivasi senyawa prokarsinogen (benzo(a)pyrene) menjadi intermediet reaktif yang berinteraksi dengan nukleofil selular dan akhirnya memicu karsinogenesis dengan ditandai terjadinya overekspresi N-Ras dan c-myc (Kawajiri et al., 1993).
Selain itu ditemukan insiden yang tinggi pada titik mutasi kodon spesifik di p53 suatu tumor supresor gene, pada hepatoseluler yang secara epidemiologis berkaitan dengan aflatoksin (Underwood, 1996). Mutasi pada p53 merupakan penyebab utama kasus kanker hepar di Asia Selatan dan Asia Tenggara (King, 2000).

2.1.6. Patofisiologi
Hepatoma 75 % berasal dari sirosis hati yang lama / menahun. Khususnya yang disebabkan oleh alkoholik dan postnekrotik. Pedoman diagnostik yang paling penting adalah terjadinya kerusakan yang tidak dapat dijelaskan sebabnya. Pada penderita sirosis hati yang disertai pembesaran hati mendadak. Tumor hati yang paling sering adalah metastase tumor ganas dari tempat lain. Matastase ke hati dapat terdeteksi pada lebih dari 50 % kematian akibat kanker. Hal ini benar, khususnya untuk keganasan pada saluran pencernaan, tetapi banyak tumor lain juga memperlihatkan kecenderungan untuk bermestatase ke hati, misalnya kanker payudara, paru-paru, uterus, dan pankreas. Diagnosa sulit ditentukan, sebab tumor biasanya tidak diketahui sampai penyebaran tumor yang luas.

2.1.7. Tanda-Tanda Klinis
1. Ada riwayat penurunan kesehatan
a. Mual / muntah
b. Anoreksia, flatulens, indigesti
c. Berat badan menurun
2. Nyeri abdomen atas kanan
3. Tanda akhir :
a. Asites
b. Ikterik
c. Edema
d. Anemia
e. Perdarahan
2.1.8. Pemeriksaan Diagnostik
1. Laboratorium:
 Darah lengkap ; SGOT,SGPT,LDH,CPK, Alfa fetoprotein  500 mg/dl, HbsAg positf dalam serum, Kalium, Kalsium.
2. Radiologi :
Ultrasonografi (USG), CT-Scan, Thorak foto, Arteriography.
3. Biopsi jaringan liver.
Pemeriksaan diagnostic untuk menetapkan adanya gangguan fungsi hepar meliputi pemeriksaan terhadap dan tindakan berupa :
1. Bilirubin terkonjugasi dan tak-terkonjugasi (meningkat)
2. Urobilinogen urine (meningkat)
3. Masa protrombin (memanjang)
4. Trombosit, eritrosit, leukosit (menurun)
5. Hipokalemia
6. Hiponatremia
7. Enzim-enzim serum : ALT, AST, LDH dan alkalin fosfatase (meningkat)
8. CT scan

2.1.9. Pengobatan
Pengobatan yang telah dilakukan sampai saat ini adalah dengan kemoterapi dengan obat sitostatik seperti 5-Fluorourasil secara intra arterial, embolisasi, radioimunoterapi dan pembedahan. Pasien yang tidak menjalani terapi biasanya meninggal dalam jangka 3-4 bulan, sedangkan pasien yang diterapi mungkin dapat hidup 6-18 bulan jika terapi berjalan dengan baik (Anonim, 2001). Salah satu cara yang efektif untuk menurunkan kekerapan kanker hepar adalah dengan imunisasi Hepatitis B. Negara yang program imunisasi Hepatitis B berjalan baik terbukti kekerapan kanker hepar menurun dengan nyata (Anonim, 2003).




2.2. Konsep Manajemen Asuhan Keperawatan

2.2.1. Pengkajian
Data subjektif
1. Keluhan : anoreksia, mual, muntah, nyeri abdomen
2. Kulit, selaput lendir, sclera : kekuning-kuningan, gatal, urine berwarna kuning tua dan berbuih
3. Kebiasaan : merokok, minum alcohol, obat-obatan terlarang, dan sebagainya
4. Seksualitas : impoten, libido menurun, menstruasi menghilang
Data subjektif
1. Tanda vital : tekanan darah menunjukkan tekanan darah ortostatik
2. Kulit dan sclera : ikterik, petekie, hematoma, lika bekas garukan, spider angioma, eritema palmar, dilatasi pembuluh darah bagian atas dan abwah tubuh, edema, ginekomastia
3. Abdomen : gerakan peristalsis (auskultasi), distensi abdomen, nyeri tekan, pembesaran hepar dan limpa, asites, dilatasi vena pada abdomen (kaput medusae)
4. Neuromuscular : pengecilan otot-otot, koordinasi berkurang, tremor, perubahan orientasi.
Gejala Klinik
Fase dini : Asimtomatik.
Fase lanjut :Tidak dikenal simtom yang patognomonik.
Keluhan berupa nyeri abdomen, kelemahan dan penurunan berat badan, anoreksia, rasa penuh setelah makan terkadang disertai muntah dan mual. Bila ada metastasis ke tulang penderita mengeluh nyeri tulang.
Pada pemeriksaan fisik bisa didapatkan
1. Ascites
2. Ikterus
3. Hipoalbuminemia
4. Splenomegali, Spider nevi, Eritoma palmaris, Edema.
Secara umum pengkajian Keperawatan pada klien dengan kasus kanker hati, meliputi :
1. Gangguan metabolisme
2. Perdarahan
3. Asites
4. Edema
5. Hipoproteinemia
6. Jaundice/icterus
7. Komplikasi endokrin
8. Aktivitas terganggu akibat pengobatan

2.2.2. Diagnosa dan intervensi
1. ketidak seimbangan nutrisi berhubungan dengan anoreksia, mual, gangguan absorbsi, metabolisme vitamin di hati.
INTERVENSI :
1. Pantau masukan makanan setiap hari, beri pasein buku harian tentang makanan sesuai indikasi
2. Dorong pasien utk makan deit tinggi kalori kaya protein dg masukan cairan adekuat. Dorong penggunaan suplemen dan makanan sering / lebih sedikit yg dibagi bagi selama sehari.

RASIONAL :
1. Keefektifan penilaian diet individual dalam penghilangan mual pascaterapi. Pasien harus mencoba untuk menemukan solusi/kombinasi terbaik.
2. Kebutuhan jaringan metabolek ditingkatkan, begitu juga cairan ( untuk menghilangkan produksi sisa ). Suplemen dapat memainkan peranan penting dlm mempertahankan masukan kalori dan protein adekuat.
2. Nyeri berhubungan dengan tegangnya dinding perut ( asites )
INTERVENSI :
1. Tentukan riwayat nyeri misalnya lokasi , frekwensi, durasi dan intensitas ( 0-10 ) dan tindakan penghilang rasa nyeri misalkan berikan posisi yang duduk tengkurap dengan dialas bantal pada daerah antara perut dan dada.
2. Berikan tindakan kenyamanan dasar misalnya reposisi, gosok punggung.
3. kaji tingkat nyeri / kontrol nilai
4. ajarkan pasien untuk melakukan managemen nyeri

RASIONAL :
1. memberikan data dasar untuk mengevaluasi kebutuhan / keefektifan intervensi
2. meningkatkan relaksasi dan membantu memfokuskan kembali perhatian
3. kontrol nyeri
4. pasien mampu melakukan managemen nyeri secara mandiri ketika nyeri terasa.

3. Intoleransi aktivitas b.d ketidak seimbangan antara suplai O2 dengan kebutuhan

INTERVENSI :
1. dorong pasein untuk melakukan apa saja bila mungkin, misalnya mandi, bangun dari kursi/ tempat tidur, berjalan. Tingkatkan aktivitas sesuai kemampuan.
2. pantau respon fisiologi terhadap aktivitas misalnya; perubahan pada TD/ frekuensi jantung / pernapasan.
3. beri oksigen sesuai indikasi

RASIONAL :
1. meningkatkan kekuatan / stamina dan memampukan pasein menjadi lebih aktif tanpa kelelahan yang berarti.
2. teloransi sangat tergantung pada tahap proses penyakit, status nutrisi, keseimbnagan cairan dan reaksi terhadap aturan terapeutik.
3. adanya hifoksia menurunkan kesediaan O2 untuk ambilan seluler dan memperberat keletihan.

4. Resiko terjadinya gangguan integritas kulit berhubungan dengan edema dan asites
TUJUAN :
1. Mengedentifikasi fiksi intervensi yang tepat untuk kondisi kusus.
2. Berpartisipasi dalam tehnik untuk mencegah komplikasi / meningkatkan penyembuhan

INTERVENSI :
1. Kaji kulit terhadap efek samping terapi kanker. Perhatikan kerusakan atau perlambatan penyembuhan .
2. Mandikan dengan air hangat dan sabun
3. Dorong pasien untuk menghindari menggaruk dan menepuk kulit yang kering dari pada menggaruk.
4. Balikkan / ubah posisi dengan sering
5. Anjurkan pasein untuk menghindari krim kulit apapun ,salep dan bedak kecuali ada indikasi

RASIONAL :
1. Efek kemerahan atau reaksi radiasi dapat terjadi dalam area radiasi dapat terjadi dalam area radiasi. Deskuamasi kering dan deskuamasi kering,ulserasi.
2. Mempertahankan kebersihan tanpa mengiritasi kulit.
3. Membantu mencegah friksi atau trauma fisik.
4. Untuk meningkatkan sirkulasi dan mencegah tekanan pada kulit/ jaringan yang tidak perlu.
5. Dapat meningkatkan iritasi atau reaksi secara nyata.



2.2.3. Evaluasi
1. BB ideal, pertambahan berat badan ke arah yang ideal
2. Pasien melaporkan nyeri berkurang, pasien mampu melakukan managemen nyeri mandiri
3. Dapat melakukan aktifitas secara optimal
4. Tidak timbul gejala kerusakan integritas kulit
























BAB III
KESIMPULAN

Ca hepar merupakan Tumor ganas primer pada hati yang berasal dari sel parenkim atau epitel saluran empedu atau metastase dari tumor jaringan lainnya. Sel-sel pada hati akan memperbanyak diri untuk menggantikan sel-sel yang rusak karena luka atau karena sudah tua. Seperti proses pembentukan sel lain di dalam tubuh, proses ini juga dikontrol oleh gen-gen tertentu dalam sel. Kanker hati berasal dari satu sel yang mengalami perubahan mekanisme kontrol dalam sel yang mengakibatkan pembelahan sel yang tidak terkontrol. Sel abnormal tersebut akan membentuk jutaan kopi, yang disebut klon. Mereka tidak dapat melakukan fungsi normal sel hati dan terus menerus memperbanyak diri. Sel-sel tidak normal ini akan membentuk tumor (Anonim, 2004).Penyebab kanker hepar secara umum adalah infeksi virus hepatitis B dan C, cemaran aflatoksin B1, sirosis hati, infeksi parasit, alkohol serta faktor keturunan (Fong, 2002).
Infeksi virus hepatitis B dan C merupakan penyebab kanker hepar yang utama didunia, terutama pasien dengan antigenemia dan juga mempunyai penyakit kronik hepatitis. Beberapa faktor resiko menyebabkan kanker hati , antara lain :
a.Hepatitis kronis dapat menyebabkan perubahan sel kanker yang berhubungan dengan tipe kanker hati yang paling umum yaitu hematoma. Biasanya disebabkan oleh hepatitis B dan karsinogen (zat kimia yang menginduksi kanker) seperti aflatoksin.
b.Sirosis hati, yang biasa disebabkan oleh alkohol, hemochromatosis, defisiensi Alpha 1-antitrypsin.
c.Miscellaneous irritant seperti polivinil klorida, thorotrast, dan radiasi.
(Anonim, 2004)




BAB IV
DAFTAR ISI
1. www.pdfqueen.com/pdf/as/askep-pada-klien-kanker-hepar/ diunduh pada tanggal 29
maret 2010
2. www.toodoc.com/fungsi-hepar-word.html diunduh pada tanggal 29
maret 2010
3. cari-pdf.com/pdf.php?q=asuhan+keperawatan+pada...hepar diunduh pada tanggal 29
maret 2010

strategi pelaksanaan keperawatan jiwa

STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN


• Masalah : Perubahan persepsi sensori : Halusinasi.
• Pertemuan : Ke-1 (pertama)

A. PROSES KEPERAWATAN

1. Kondisi
Klien terlihat bicara atau tertawa sendiri, marah-marah tanpa sebab, mendekatkan telinga kearah tertentu, dan menutup telinga. Klien mengatakan mendengar suara-suara atau kegaduhan, mendengar suara menyuruh melakukan sesuatu yang berbahaya.

2. Diagnosis Keperawatan
Perubahan persepsi sensori : Halusinasi

3. Tujuan Khusus/SP 1
• Klien dapat membina hubungan saling percaya, dengan kriteria sebagai berikut:
a. Ekspresi wajah bersahabat
b. Menunjukkan rasa senang
c. Klien bersedia diajak berjabat tangan
d. Klien bersedia menyebutkan nama
e. Ada kontak mata
f. Klien bersedia duduk berdampingan dengan perawat
g. Klien bersedia mengutarakan masalah yng dihadapinya
• Membantu klien mengenali halusinasinya
• Mengajarkan klien mengontrol halusinasinya dengan menghardik halusinasinya

4. Rencana \Tindakan Keperawatan
• Bina hubungan saling percaya dengan prinsip komunikasi terapeutik
a. Sapa klien dengan ramah baik verbal maupun nonverbal
b. Perkenalkan diri dengan sopan
c. Tanyakan nama lengkap klien dan nama penggilan yang disukai klien
d. Jelaskan tujuan pertemuan
e. Jujur dan menepati janji
f. Tunjukkan sikap empati dan menerima klien apa adanya
g. Beri perhatian kepada klien dan memperhatikan kebutuhan dasar klien
• Bantu klien mengenal halusinasinya yang meliputi isi, waktu terjadinya halusinasi, frekuensi, situasi pencetus, dan perasaan saat terjadi halusinasi
• Latih klien untuk mengontrol halusinasi dengan cara menghardik. Tahapan tindakan yang dapat dilakukan meliputi hal-hal sebagai berikut.
a. Jelaskan cara menghardik halusinasi
b. Peragakan cara menghardik halusinasi
c. Minta klien memperagakan ulang
d. Pantau penerapan cara ini dan beri penguatan pada prilaku klien yang sesuai
e. Masukkan dalam jadwal kgiatan klien

B. STRATEGI KOMUNIKASI DAN PELAKSANAAN

1. Orientasi
• Salam terapeutik
“Selamat pagi, assalamu’alaikum….boleh saya kenalan dengan Ibu? Nama saya….boleh panggil saya….saya mahasiswa keperawatan….saya sedang praktik disini dari pukul 08.00 WIB sampai dengan pukul 13.00 WIB siang. Kalau boleh saya tahu nama ibu siapa da senang dipanggil dengan sebutan apa?”

• Evaluasi/validasi
“Bagaimana perasaan ibu hari ini? Bagaimana tidurnya tadi malam? Ada keluhan tidak?”

• Kontrak
a. Topik : “Apakah Ibu tidak keberatan untuk ngobrol dengan saya? Menurut Ibu sebaiknya kita ngobrol apa ya? Bagaimana kalau kita ngobrol tentang suara dan sesuatu yang selama ini Ibu dengar dan lihat tetapi tidak tampak wujudnya?”
b. Waktu : “Berapa lama kira-kira kita bisa ngobrol? Ibu mau berapa
menit? Bagaimana kalau 10 menit? Bisa!”
c. Tempat : “Dimana kita duduk? Di teras? Di kursi panjang itu, atau
mau dimana?”.

2. Kerja
“Apakah Ibu sering mendengar suara tanpa ada wujudnya?”
“Apakah yang dikatakan suara itu?”
“Apakah Ibu melihat sesuatu/orang/bayangan/makhluk?
“Seperti apa yang kelihatan?”
“Apakah terus-menerus terlihat dan terdengar, atau hanya sewaktu-waktu saja?”
“Kapan paling sering Ibu melihat sesuatu atau mendengar sesuatu tersebut?”
“Berapa kali sehari Ibu mengalaminya?”
“Pada keadaan apa, apakah pada waktu sendiri?”
“Apa yang Ibu rasakan pada saat mendengar suara itu?”
“Apa yang Ibu rasakan pada saat melihat sesuatu?”
“Apa yang Ibu lakukan saat melihat sesuatu?”
“Apa yang Ibu lakukan saat mendengar suara tersebut?”
“Apakah dengan cara itu suara dan bayangan tersebut hilang?”
“Bagaimana kalau kita belajar cara unutk mencegah suara-suara atau bayangan agar tidak muncul?”
“Ibu ada empat cara untuk mencegah suara-suara atau bayangan agar tidak muncul?”
“Pertama, dengan menghardik suara tersebut.”
“Kedua, dengan cara bercakap-cakap dengan orang lain.”
“Ketiga, melakukan kegiatan yang sudah terjadwal.”
“Keempat, minum obat dengan teratur.”
“Bagaimana kalau kita belajar satu cara dulu, yaitu dengan mengardik.”
“Cara seperti ini:
• Saat suara itu muncul, langsung ibu bilang, pergi saya tidak mau dengar………saya tidak mau dengar. Kamu suara palsu. Begitu diulang-ulang sampai suara itu tidak terdengar lagi. Coba ibu peragakan! Nah begitu….bagus! coba lagi! Ya bagus ibu sudah bisa.”
• Saat melihat bayangan itu muncul, langsung kita bilang, pergi saya tidak mau lihat….saya tidak mau lihat. Kamu palsu. Begitu diulang-ulang sampai bayangan itu tak terlihat lagi. Coba ibu peragakan! Nah begitu…..bagus! coba lagi! Ya bagus Ibu sudah bisa.”

3. Terminasi
• Evaluasi Subjecktif
“ Bagaimana perasaan Ibu dengan obrolan kita tadi? Ibu merasa senang tidak dengan latihan tadi ? “

• Evaluasi Objectif
“Setelah kita ngobrol tadi, panjang lebar, sekarang coba Ibu simpulkan pembicaraan kita tadi?”
“Coba sebutkan cara untuk mencegah suara daan atau bayangan itu agar tidak muncul lagi.”

• Rencana Tindakan Lanjut
“Kalau bayangan dan suara- suara itu muncul lagi, silakan Ibu coba cara tersebut! Bagaimana kalau kita buat jadwal latihannya. Mau jam berapa saja latihannya ? “
(Masukkan kegiatan latihan menghardik halusinasi dalam jadwal kegiatan harian klien).

• Kontrak yang Akan Datang
a. Topik: “Ibu, bagaimana kalau besok ngobrol lagi tentang caranya berbicara dengan orang lain saat bayangan dan suara suara itu muncul?”
b. Waktu: “Kira- kira waktunya kapan ya? Bagaimana kalau besok jam 09.30 WIB, bisa?”
c. Tempat: “Kira- kira tempat yang enak buat kita ngobrol besok dimana ya, apa masih mau disini atau cari tempat yang nyaman? Sampai jumpa besok. Wassalamualaikum, ….”

Table 4.2. Pengkajian pada Klien dengan Perubahan Persepsi Sensori: Halusinasi dalam Asuhan Keperawatan
1. Persepsi : Halusinasi
Berikan tanda ( x ) pada kolom yang sesuai dengan data pada klien
[ ] Pendengaran
[ ] Penglihatan
[ ] Perabaan
[ ] Pengecapan
[ ] Penghidu

Jelaskan:
Isi halusinasi:…………………………………………………………..
Waktu terjadinya:……………………………………………………...
Frekuensi halusinasi:…………………………………………………...
Respons klien:………………………………………………………….

Masalah Keperawatan:…………………………………………………

LATIHAN FASE ORIENTASI, KERJA, DAN TERMINASI PADA SETIAP SP

Di bawah ini diberikan latihan untuk melakukan pengkajian pada klien dengan perubahan persepsi sensori: halusinasi.

Latihan 1. Membina hubungan percaya dengan klien halusinasi

“Selamat pagi Bapak/Ibu! Saya perawat yang akan merawat Bapak/Ibu. Nama saya…Senang dipanggil…seminggu sekali saya akan ke sini untuk merawat Bapak/Ibu. Nama Bpak/Ibu siapa? Senang dipanggil apa?”
“Bagaimana perasaan Bapak/Ibu hari ini? Apa keluhan Bapak/Ibu saat ini?”
“Baiklah, Bagaimana kalau kita bercakap- cakap tentang suara- suara yang selama ini mengganggu Bapak/Ibu? Mau duduk dimana? Bagaimana kalau di ruang tamu? Mari Bapak/Ibu.”

Latihan 2. Mengkaji isi, waktu, frekuensi, dan situasi munculnya halusinasi

“Apakah Bapak/ Ibu mendengar atau melihat sesuatu? Apakah pengalaman ini terus menerus terjadi atau sewaktu- waktu saja?Kapan Bapak/Ibu mengalami hal itu? Berapa kali sehari Bapak/Ibu mengalami hal itu? Pada keadaan apa terdengar suara itu? Apakah pada waktu sendiri?”
“Bagus, Bapak/Ibu mau menceritakan semua ini.”
Latihan 3. Mengkaji respons klien terhadap halusinasi

Peragaan percakapan berikut ini untuk mengkaji respons terhadap halusinasi!
“Apa yang Bapak/Ibu rasakan jika suara- suara itu muncul? Apa yang Bapak/Ibu lakukan jika mengalami halusinasi?”
Jika klien senang dengan halusinasinya lanjutkan dengan:
“Bagaimana dengan kegiatan Bapak/Ibu sehari- hari, apakah terganggu?”
Jika klien mengatakan takut dengan halusinasinya lanjutkan dengan:
“Apa yang Bapak/Ibu lakukan, apakah berhal menghilangkan suara- suara itu?”
“Bagaimana kalau kita belajar beberapa cara untuk mencgah munculnya suara- suara itu?”


Latihan 4. Melatih klien menghardik halusinasi

Orientasi:
“Selamat pagi Bapak/Ibu! Bagaimana perasaan Bapak/Ibu hari ini? Apakah Bapak/Ibu masih mendengar suara-suara seperti yang kita diskusikan minggu lalu? Sesuai janji saya sebelumnnya, hari ini kita akan belajar salah satu cara untuk mengendalikan suara-suara yan muncul, yaitu dengan menghardik. Kita akan berlatih selama setengah jam di sini. Apakah BapakIbu setuju?”

Kerja:
“Begini Bapak/Ibu, untuk mengendalikan diri ketika suara itu muncul, bisa dilakukan dengan cara menghardik suara- suara tersebut. Caranya sebagai berikut, saat suara- suara itu muncul, langsung Bapak/ Ibu bilang, pergi saya tidak mau dengar,… saya tidak mau dengar. Kamu suara palsu. Begitu diulang- ulang sampai suara itu tak terdengar lagi. Coba Bapak/ Ibu setuju?”

Terminasi:
“Bagaimana perasaan Bapak/Ibu setelah memperagakan lathan tadi? Kalau muncul suara- suara itu silakan coba cara yang tadi sudah diperagakan! Bagaimana kalau kita buat jadwal latihannya. Mau jam berapa saja latihannya? (masukkan dalam jadwal kegiatan harian klien). Kita ketemu lagi minggu depan, saya akan kembali untuk latihan cara yang lain. Selamat pagi Bapak/Ibu!”


Latihan 5. Melatih klien bercakap- cakap saat halusinasi muncul

Orientasi:
“Selamat pagi Bapak/Ibu. Bagaimana perasaan Bapak/Ibu hari ini? Apakah suara-suaranya masih muncul? Apakah Bapak/Ibu sudah menerapakan cara yang telah kita latih? Bagus! Sesuai janji kemarin, hari ini kita akan latihan cara kedua untuk mengontrol halusinasi, yaitu bercakap- cakap dengan orang lain. Kita akan latihan selama 30 menit di sini. Apakah Bapak/Ibu siap?”

Kerja:
“Salah satu cara mengontrol halusinasi yang lain adalah dengan bercakap- cakap dengan orang lain. Jadi kalau Bapak/Ibu mulai mendengar suara- suara, langsung saja car teman untuk diajak ngobrol. Minta teman untuk ngobrol dengan Ibu. Contohnya begini: … tolong, saya mulai dengar suara- suara. Ayo ngobrol dengan saya! Atau kalau ada orang di rumah, misalnya anak Bapak/Ibu katakana: Nak, ayo ngobrol dengan BapakIbu. Bapak/Ibu sedang dengar suara- suara. Begitu Bapak/Ibu. Coba Bapak/Ibu lakukan seperti saya tad lakukan. Ya, begitu. Bagus!”


Terminasi:
“Bagaimana perasaan Bapa/Ibu setelah latihan ini? Selain menghardik cobalah cara yang kedua ini jika Bapak/Ibu mengalami halusinasi lagi. Bagaimana kalu kita masukkan dalam jadwal kegiatan Bapak/Ibu. Minggu depan saya akan kesini lagi untuk latihan cara yang ketiga yaitu menjadwal kegiatan kita. Selamat pagi Bapak/Ibu!”


Latihan 6. Membantu klien melaksanakan aktivitas terjadwal
Orientasi:
“Selamat pagi Bapak/Ibu. Bagaimana perasaan Bapak/Ibu hari ini? Apakah suara- suaranya masih muncul? Apakah sudah dipakai dua cara yang telah kita latih kemarin? Bagaimana hasilnya? Bagus! Sesuai janji kita, hari ini kita akan belajar cara yang ketiga untuk mencegah halusinasi, yaitu membuat jadwal kegiatan Bapak/Ibu pakai. Kita akan mengerjakannya selama 1 jam. Disini ya Bapak/Ibu.”

Kerja:
”Coba Bapak/Ibu tuliskan kegiatan yang dilakukan dari bangun pagi sampai tidur malam. Caranya Bapak/Ibu tulis dulu jam di kolom pertama kemudian kegiatan Bapak/Ibu di kolom kedua. Contohnya begini: jam 05.00 Ibu bangun, keudian salat Subuh. Ya bergitu.
Coba Bapak/Ibu teruskan. Ya bagus teruskan sampai tidur malam. Ya bagus, Bapak/bu sudah selesai menulis kegiatan Ibu dari bangun tidur sampai tidur lagi. Sekarang jam 10.00 jadwalnya meyapu halaman, mari kita latihan!” (beri contoh dan latih klien mengerjakannya dengan benar, berikan pujian atas keberhasilan klien)

Terminasi:
“Bagaimana perasaan Bapak/Ibu setelah membuat jadwal ini? Kita mulai melakukan kegiatan sesuai jadwal. Bapak/Ibu juga harus buat jadwal enam hari berikutnya. Jadi sudah berapa cara yang bias dilakukan untuk mencegah munculnya halusinasi? Bagus! Minggu depan saya kesini lagi, Bapak/Ibu sudah punya jadwal lengkap untuk satu minggu dan kita akan diskusi tentang bagaimana cara minum obat yang teratur agar dapat mengontrol halusinasi. Selamat pagi BapakIbu.”

Latihan 7. Pendidikan Kesehatan Mengenai Penggunaan Obat

Orientasi:
“ Selamat pagi Bapak/Ibu. Bagaimana perasaan Bapak/Ibu hari ini? Apakah suara- suaranya masih muncul? Apakah sudah dipakai tiga cara yang telah kita latih? Apakah jadwal kegiatannya sudah dilaksanakan? Apakah pagi ini sudah minum obat? Baik. Hari ini kita akan mendiskusikan tentang obat- obatan yang Bapak/Ibu minum. Kita akan diskusi selama 30 menit. Disini saja ya Bapak/Ibu?”

Kerja:
“Apakah Bapak/Ibu merasakan adanya perbedaan setelah minum obat secara teratur?
Apakah suara-suaranya berkurang/hilang? Minum obat sangat penting supaya suara- suara yang Bapak/Ibu dengar dan mengganggu selama ini tidak muncul lagi. Berapa macam obat yang Bapak/Ibu minum? (Perawat menyiapkan obat klien). Ada tiga maca obat yang harus Bapak/Ibu minum. Pertama yang berwarna orange (CPZ) gunanya untuk menghilangkan suara- suara, yang kedua warnanya putih (THP) gunanya untuk melemaskan badan agar tidak kaku dan lebih rileks, dan yang terakhir berwarna merah jambu (HP) gunanya untuk menenangkan pikiran. Ketiganya diminum 3 kali sehari setelah makan, jam 07.30, 13.00, dan 19.30. kalau suara- suaranya sudah hilang, Bapak/Ibu harus tetap meminum obatnya. Nanti akan saya konsultasikan dengan doker, sebab kalu putus obat, Bapak/Ibu akan kambuh dan sulit untuk mengembalikan ke keadaan semula. Kalau obat habis, bapak/ Ibu bisa control ke puskesmas untuk mendapatkan obat lagi. Oleh karena itu, 2 hari sebelum obat habis diharapkan Bapak/Ibu sudah control. Bapak/ Ibu juga harus teliti saat menggunakan obat- obatan ini. Pastikan bahwa itu obat yang benar- benar milik Bapak/Ibu. Jangan keliru dengan obat yang milik orang lain.
Baca kemasannya. Pastikan obat diminum pada waktunya, dan dengan cara yang benar. Bapak/Ibu juga harus perhatikan berapa jumlah obt sekali minum, dan harus cukup minum 10 gelas per hari

Terminasi:
“Bagaimana perasaan Bapak/Ibu setelah kita diskusi tentang program pengobatan untuk Bpak/Ibu? Coba sebutkan lagi obat apa saja yang harus Bapak/Ibu minum berapa kali diminum? Bapak/Ibu harus teratur minum obat ini! Jika ada gejala- gejala yang tidak biasa misalnya mata terlihat ke atas, kaku- kaku otot, tangan tremor, atau ada bagian- bagian tubuh yang bergerak- gerak sendiri. Bapak/Ibu jangan panik, Itu semua karena pengaruh obat. Hubungi saya atau puskesmas. Nanti kami akan segera dating. Minggu depan kita akan bertemu lagi. Kita akan mengevaluasi apakah suara- suara yang Bapak/Ibu dengar masih sering muncul atau sudah hilang. Selamat siang Bapak/ibu.”



Latihan 8. Pendidikan Kesehatan Keluarga Klien Halusinasi

Pertemuan ke-1: Menjelaskan Masalah Klien

Orientasi:
“Selamat pagi Bapak/Ibu ! saya … perawat yang merawat anak Bapak/Ibu.”
“Bagaimana perasaan BApak/Ibu hari ini? Apa pendapat Bapak/Ibu tentang anak Bapak/Ibu?”
Hari ini kita akan berdiskusi tentang masalah yang anak Bapak/Ibu alami dan bantuan yang Bapak/Ibu bisa berikan.”
“Kita nau diskusi di mana? Berapa lama?”

Kerja:
“Selama ini apa yang dilakukan oleh anak Bapak/Ibu?”
“Ya, gejala yang dialami oleh anak Bapak/Ibu itu dinamakan halusinasi, Yaitu mendengar atau melihat sesuatu yang sebetulnya tidak ada. Tanda- tandanya bicara dan tertawa sendiri, atau marah- marah tanpa sebab.”
“Jadi kalau anak Bapak/Ibu mengatakan mendengar suara- suara, sebenarnya suara itu tidak ada. Atau kalau anak Bapak/Ibu mengatakan melihat bayangan- bayangan, sebenarnya bayangan itu tidak ada.”
“Kalau dalam kondisi seperti itu, Bapak/ Ibu jangan menyetujui atau menyanggah apa yang diceritakan oleh anak Bapak/Ibu!”
“Dengarkan saja! Katakana bahwa Bapak/Ibu tidak mendengar suara atau melihat baynagan itu”
“Ya, Bagus seperti itu!”

Terminasi:
“Bagaimana perasaan Bapak/Ibu setelah kita berdiskusi?”
“Coba Bapak/Ibu ulangi lagi masalah apa yang dihadapi oleh anak Bapak/Ibu!”
“Bapak/Ibu, kalau anaknya mendengar suara- suara atau melihat bayangan- bayangan cobalah untuk tidak mendukung atau menyanggah halusinasinya!”
“Minggu depan saya akan kesii lagi untuk berdiskusi tentang cara merawat anak Bapak/Ibu yang mengalami halusinasi.”
“Selamat pagi Bapak/Ibu”


Latihan 9. Pendidikan Kesehatan Keluarga Klien Halusinasi

Pertemuan ke-2 : Melatih keluarga Merawat Klien Halusinasi

Orientasi:
“Selamat pagi Bapak/ Ibu!”
“Bagaimana perasaan Bapak/Ibu hari ini?”
“Sesuai janji kita minggu lalu, hari ini kita akan berdiskusi mengenai cara menangani anak Bapak/Ibu yang mengalami halusinasi. Bapak/Ibu ingin berapa lama kita berdiskusi? Dimana enaknya kita berdiskusi? Bagaimana kalau diruang tamu?”

Kerja:
“Kalau anak Bapak/Ibu mengalami halusinasi apa yang dilakukan? Bagaimana pengaruhnya terhadap perilaku anak Bapak/Ibu? Apakah halusinasinya berkurang?”
“Ada beberapa cara untuk membantu anak Bapak/Ibu agar bisa mengatasi masalah halusinasinya. Cara-cara tersebut meliputi: jangan membantah pernyataan anak Bapak/Ibu atau mendukungnya. Katakan saja Bapak/Ibu percaya bahwa anak tersebut memang mendengar suara atau melihat bayangan, tetapi Bapak/Ibu sendiri tidak mendengar atau melihatnya. Tolong BapakIbu mengawasi kegiatan anaknya! Saya sudah melatih anak Bapak/Ibu untuk menerapkan tiga cara tersebut untuk mengatasi halusinasi yaitu menghardik, bercakap-cakap dengan orang lain, dan melakukan kegiatan yang terjadwal. Tolong Bapak/Ibu memantau pelaksanaan ketiga cara tersebut. Berikan pujian dan dorongan untuk melaksanakannya! Jangan biarkan anak Bapak/Ibu melamun, karena kalu melamun halusinasi akan muncul lagi. Bamtu anak Bapak/Ibu minum obat secara teratur. Jangan menghentikan obat tanpa konsultasi. Bila tanda- tanda halusinasi mulai muncul, ajaklah anak Bapak/Ibu bercakap- cakap!”
Terminasi:
“Bagaimana perasaan Bapak/Ibu setelah kita bercakap- cakap?”
“coba Bapak/Ibu sebutkan lagi empat cara yang dapat membantu anak Bapak/Ibu untuk mengatasi masalah Halusinasinya!”
“Dalam seminggu ini cobalah cara-cara tadi Bapak/Ibu terapkan!”
“Minggu depan saya akan ke sini untuk melatih Bapak/Ibu berkomunikasi dengan anak Bapak/Ibu. Saya akan dating sekitar jam 10.00 pagi.”



DAFTAR PUSTAKA
1. Fitria, Nita. 2009. Prinsip Dasar dan Aplikasi Penulisan Laporan Pendahuluan dan Strategi Pelaksanaan Tindakan Perawatan (LP dan SP) untuk 7 Diagnosis Keperawatan Jiwa Berat bagi Program S-1 Keperawatan. Bandung: Salemba Medika.

asuhan keperawatan hipertensi

BAB I
TINJAUAN TEORITIS

1.1. DEFINISI


Hipertensi adalah tekanan darah tinggi yang abnormal dan diukur paling tidak pada tiga kesempatan yang berbeda. Tekanan darah normal bervariasi sesuai usia, sehingga setiap diagnosa hipertensi harus bersifat spesifik usia. Pada umumnya, tekanan yang dianggap optimal adalah < 120 mmHg untuk tekanan sistolik dan 80 mmHg untuk tekanan diastolik, sementara tekanan yang dianggap hipertensif adalah > 140 mmHg untuk sistolik dan 90 mmHg untuk diastolik.
Penyakit hipertensi dalam kehamilan merupakan kelainan vaskuler yang terjadi sebelum kehamilan atau timbul dalam kehamilan atau pada permulaan nifas. Akan tetapi yang kami bahas dalam makalah ini hanya hipertensi yang timbul pada saat hamil. Golongan penyakit ini ditandai dengan hipertensi dan kadang-kadang disertai proteinuria, oedema, convulsi, coma, atau gejala-gejala lain.
Klasifikasi hipertensi dalam kehamilan

I. Hipertensi Gestasional ( transient hypertension / pregnancy-induced hypertension)
• Tekanan darah ≥ 140/90 mmHg, untuk pertama kali selama kehamilan
• Tidak ada proteinuria
• Tekanan darah kembali normal < 12 minggu setelah postpartum • Diagnosis akhir hanya dapat dibuat postpartum • Kadang-kadang dapat timbul gejala preeklamsia seperti nyeri epigastium atau trombositopenia II. Preeklamsia Kriteria minimum: • Tekanan darah ≥ 140/90 mmHg setelah usia kehamilan > 20 minggu ,
• Proteinuria ≥ 300 mg/24 jam atau ≥ 1 + (dipstik).
Peningkatan keadaan preeklamsia :
• Tekanan darah ≥ 160/110 mmHg
• Proteinuria 2,0 gram/24 jam atau ≥ 2+ (dipstik)
• Kreatinin serum > 1,2 mg/dl kecuali bila diketahui telah meningkat sebelumnya
• Trombosit < 100.000 / mm3. • Microangiopati hemolisis (peningkatan kadar LDH/Laktat Dehidrogenase) • Peningkatan kadar ALT (alanin amonitransferase) atau AST ( aspartat aminotransferase) • Sakit kepala yang menetap atau gangguan serebral atau gangguan penglihatan • Nyeri ulu hati yang menetap. III. Eklamsia Kejang yang tidak disebabkan oleh penyebab lain yang menyertai gejala preeklamsia. IV. Superimpossed preeklamsia ( on chronic hypertension) • Ditemukan proteinuria awitan-baru ≥ 300 mg/ 24 jam pada wanita pengidap hipertensi tetapi tanpa proteinuria dengan kehamilan sebelum 20 minggu. • Peningkatan tiba-tiba dari proteinuria atau tekanan darah atau kadar platelet < 100.000 / mm3 pada wanita dengan hipertensi dan proteinuria sebelum kehamilan 20 minggu. V. Hipertensi kronik Tekanan darah ≥ 140 / 90 mmHg sebelum kehamilan atau terdiagnosa sebelum usia kehamilan 20 minggu, atau hipertensi pertama kali terdiagnosa setelah kehamilan > 20 minggu tapi menetap sampai 12 minggu postpartum.

1.2. ETIOLOGI
Etiologi kemungkinan :
1. Invasi trofoblastik abnormal kedalam vasa uterina.
2. Intoleransi imonologi antara maternal dengan jaringan feto-maternal .
3. Mal-adaptasi maternal terhadap perubahan kardio-vaskular atau inflamasi selama kehamilan.
4. Defisiensi bahan makanan tertentu ( nutrisi).
5. Pengaruh genetik

1.3. PATOFISIOLOGI
Hipertensi pada kehamilan jauh lebih besar kemungkinannya timbul pada wanita yang :
a. Terpajan kevilus korion untuk pertama kali
b. Terpajan kevilus korion dalam jumlah sangat besar seperti pada kehamilan kembar atau mola hidatidosa.
c. Sudah mengidap penyakit vaskuler
d. Secara genetis rentan terhadap hipertensi yang timbul saat hamil.
Vasospasme adalah dasar patofisiologi hipertensi. Konsep ini yang pertama kali dianjurkan oleh volhard (1918), didasarkan pada pengamatan langsung pembuluh-pembuluh darah halus dibawah kuku, fundus okuli dan konjungtiva bulbar, serta dapat diperkirakan dari perubahan-perubahan histologis yang tampak di berbagai organ yang terkena. Konstriksi vaskular menyebabkan resistensi terhadap aliran darah dan menjadi penyebab hipertensi arterial. Besar kemungkinan bahwa vasospasme itu sendiri menimbulkan kerusakan pada pembuluh darah.
Selain itu, angiotensin II menyebabkan sel endotel berkonstraksi. Perubahan-perubahan ini mungkin menyebabkan kerusakan sel endotel dan kebocoran di celah antara sel-sel endotel. Kebocoran ini menyebabkan konstituen darah, termasuk trombosit dan fibrinogen, mengendap di subendotel. Perubahan-perubahan vaskular ini, bersama dengan hipoksia jaringan di sekitarnya, diperkirakan menyebabkan perdarahan, nekrosis, dan kerusakan organ lain yang kadang-kadang dijumpai dalam hipertensi yang berat.
1.4. MANIFESTASI KLINIS
Manifestasi klinis untuk Hipertensi ringan dalam kehamilan antara lain :
1. Tekanan darah diastolik < 100 mmHg
2. Proteinuria samar sampai ¬¬¬+1
3. Peningkatan enzim hati minimal
Manifestasi klinis untuk Hipertensi berat dalam kehamilan antara lain:
1. Tekanan darah diastolik 110 mmHg atau lebih
2. Proteinuria + 2 persisten atau lebih
3. Nyeri kepala
4. Gangguan penglihatan
5. Nyeri abdomen atas
6. Oliguria
7. Kejang
8. Kreatinin meningkat
9. Trombositopenia
10. Peningkatan enzim hati
11. Pertumbuhan janin terhambat
12. Edema paru
1.5. PATOFLOW



1.6. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
1. CT-Scan Hepar menunjukkan hematom subkapsularis di hepar
2. MRI memungkinkan diperolehnya resolusi yang lebih baik, tetapi kausa mendasar tentang lesi-lesi masih belum terungkapkan.
1.7. PENATALAKSANAAN MEDIS
1. dalam kehamilan
• dianjurkan mentaati pemeriksaan antenatal yang teratur dan kalau perlu dikonsulkan kepada ahli.
• dianjurkan cukup istirahat, jauhi emosi dan jangan bekerja terlalu berat.
• penambahan berat badan yang agresif harus dicegah. Dianjurkan diit tinggi protein, rendah hidrat arang rendah lemak dan rendah garam.
• pengawasan terhadap janin harus lebih teliti, disamping pemeriksaan biasa dapat dilakukan pemeriksaan monitoring janin lainnya seperti elektrokardiografi fetal, ukuran bipareital (USG), penentuan kadar estiol, amnioskopi, Ph darah janin dan sebagainya.
• pemberian obat-obatan :
a. anti-hipertensi : serpasil, catapres, minipres, dan sebagainya
b. obat penenang : fenobarbital, valium, frisium ativan dan sebagainya.
2. Dalam persalinan
• kala I akan berlangsung tanpa gangguan
• kala II memerlukan pengawasan yang cermat dan teliti. Kalau ada tanda-tanda bertambah beratnya penyakit dan pembukaan hampir atau sudah lengkap ibu dilarang mengedan, kala II diperpendek dengan melakukan ekstraksi vakum atau forseps.
• pada primitua dengan anak hidup dilakukan segera seksio sesar primer.

1.8. KOMPLIKASI
1. Perubahan Kardiovaskuler
Perubahan ini pada dasarnya berkaitan dengan meningkatnya afterload jantung akibat hipertensi, preload jantung yang secara nyata dipengaruhioleh berkurangnya secara patologis hipervolemia kehamilan.
1. Perubahan hematologis
2. Gangguan fungsi ginjal
3. Edema paru
1.9. PROGNOSIS
Prognosis selalu dipengaruhi oleh komplikasi yang menyertai penyakit tersebut. Prognosis untuk hipertensi dalam kehamilan selalu serius. Penyakit ini adalah penyakit paling berbahaya yang dapat mengenai wanita hamil dan janinnya. Angka kematian ibu akibat hipertensi ini telah menurun selama 3 dekade terakhir ini dari 5% -10% menadi kurang dari 3% kasus. Untuk ibu kurang baik. Angka kematian ibu kira-kira 1-2 %, biasanya disebabkan oleh perdarahan otak, payah jantung dan uremia









BAB II
ASUHAN KEPERAWATAN
Perawat memerlukan metode ilmiah dalam melakukan proses terapeutik yaitu proses keperawatan. Proses keperawatan dipakai untuk membantu perawat dalam melakukan praktek keperawatan secara sistematis dalam mengatasi masalah keperawatan yang ada (Budianna Keliat, 1994, 2 ).
Pemberian asuhan keperawatan merupakan proses terapeutik yang melibatkan hubungan kerja sama dengan klien, keluarga atau masyarakat untuk mencapai tingkat kesehatan yang optimal ( Carpenito, 2000, 2 ).
2.1. PENGKAJIAN
Pengumpulan Data
Data-data yang dikumpulkan atau dikaji meliputi :
1. Identitas pasien
Pada wanita hamil berusia kurang dari 25 tahun insiden lebih tiga kali lipat. Pada wanita hamil berusia lebih dari 35 tahun dapat terjadi hipertensi laten.
Meskipun proporsi kehamilan dengan hipertensi kehamilan di Amerika Serikat pada dasawarsa yang lalu meningkat hampir sepertiga. Peningkatan ini sebagian diakibatkan oleh peningkatan jumlah ibu yang lebih tua dan kelahiran kembar. Sebagai contoh, pada tahun 1998 tingkat kelahiran di kalangan wanita usia 30-44 dan jumlah kelahiran untuk wanita usia 45 dan lebih tua berada pada tingkat tertinggi dalam 3 dekade, menurut National Center for Health Statistics. Lebih jauh lagi, antara 1980 dan 1998, tingkat kelahiran kembar meningkat sekitar 50 persen secara keseluruhan dan 1.000 persen di kalangan wanita usia 45-49; tingkat triplet dan orde yang lebih tinggi kelahiran kembar melompat lebih dari 400 persen secara keseluruhan, dan 1.000 persen di kalangan wanita di mereka 40-an.
2. Keluhan utama
Pasien dengan hipertensi pada kehamilan didapatkan keluhan berupa seperti sakit kepala terutama area kuduk bahkan mata dapat berkunang-kunang, pandangan mata kabur, proteinuria (protein dalam urin), peka terhadap cahaya, nyeri ulu hati.
3. Riwayat penyakit sekarang
Pada pasien jantung hipertensi dalam kehamilan, biasanya akan diawali dengan tanda-tanda mudah letih, nyeri kepala (tidak hilang dengan analgesik biasa ), diplopia, nyeri abdomen atas (epigastrium), oliguria (<400 ml/ 24 jam)serta nokturia dan sebagainya. Perlu juga ditanyakan apakah klien menderita diabetes, penyakit ginjal, rheumatoid arthritis, lupus atau skleroderma, perlu ditanyakan juga mulai kapan keluhan itu muncul. Apa tindakan yang telah dilakukan untuk menurunkan atau menghilangkan keluhan-keluhan tersebut.
4. Riwayat penyakit dahulu
Perlu ditanyakan apakah pasien pernah menderita penyakit seperti kronis hipertensi (tekanan darah tinggi sebelum hamil), Obesitas, ansietas, angina, dispnea, ortopnea, hematuria, nokturia dan sebagainya. Ibu beresiko dua kali lebih besar bila hamil dari pasangan yang sebelumnya menjadi bapak dari satu kehamilan yang menderita penyakit ini. Pasangan suami baru mengembalikan resiko ibu sama seperti primigravida. Hal ini diperlukan untuk mengetahui kemungkinan adanya faktor predisposisi.
5. Riwayat penyakit keluarga
Perlu ditanyakan apakah ada anggota keluarga yang menderita penyakit-penyakit yang disinyalir sebagai penyebab jantung hipertensi dalam kehamilannya. Ada hubungan genetik yang telah diteliti. Riwayat keluarga ibu atau saudara perempuan meningkatkan resiko empat sampai delapan kali
6. Riwayat psikososial
Meliputi perasaan pasien terhadap penyakitnya, bagaimana cara mengatasinya serta bagaimana perilaku pasien terhadap tindakan yang dilakukan terhadap dirinya.
7. Riwayat maternal
Kehamilan ganda memiliki resiko lebih dari dua kali lipat.
Pengkajian sistem tubuh
B1 (Breathing)
Pernafasan meliputi sesak nafas sehabis aktifitas, batuk dengan atau tanpa sputum, riwayat merokok, penggunaan obat bantu pernafasan, bunyi nafas tambahan, sianosis.
B2 (Blood)
Gangguan fungsi kardiovaskular pada dasarnya berkaitan dengan meningkatnya afterload jantung akibat hipertensi. Selain itu terdapat perubahan hemodinamik, perubahan volume darah berupa hemokonsentrasi. Pembekuan darah terganggu waktu trombin menjadi memanjang. Yang paling khas adalah trombositopenia dan gangguan faktor pembekuan lain seperti menurunnya kadar antitrombin III. Sirkulasi meliputi adanya riwayat hipertensi, penyakit jantung coroner, episodepalpitasi, kenaikan tekanan darah, takhicardi, kadang bunyi jantung terdengar S2 pada dasar , S3 dan S4, kenaikan TD, nadi denyutan jelas dari karotis, jugularis, radialis, takikardi, murmur stenosis valvular, distensi vena jugularis, kulit pucat, sianosis, suhu dingin.
B3 (Brain)
Lesi ini sering karena pecahnya pembuluh darah otak akibat hipertensi. Kelainan radiologis otak dapat diperlihatkan dengan CT-Scan atau MRI. Otak dapat mengalami edema vasogenik dan hipoperfusi. Pemeriksaan EEG juga memperlihatkan adanya kelainan EEG terutama setelah kejang yang dapat bertahan dalam jangka waktu seminggu.Integritas ego meliputi cemas, depresi, euphoria, mudah marah, otot muka tegang, gelisah, pernafasan menghela, peningkatan pola bicara. Neurosensori meliputi keluhan kepala pusing, berdenyut , sakit kepala sub oksipital, kelemahan pada salah satu sisi tubuh, gangguan penglihatan (diplopia, pandangan kabur), epitaksis, kenaikan terkanan pada pembuluh darah cerebral.
B4 (Bladder)
Riwayat penyakit ginjal dan diabetes mellitus, riwayat penggunaan obat diuretic juga perlu dikaji. Seperti pada glomerulopati lainnya terdapat peningkatan permeabilitas terhadap sebagian besar protein dengan berat molekul tinggi. Sebagian besar penelitian biopsy ginjal menunjukkan pembengkakan endotel kapiler glomerulus yang disebut endoteliosis kapiler glomerulus. Nekrosis hemoragik periporta dibagian perifer lobulus hepar kemungkinan besar merupakan penyebab meningkatnya kadar enzim hati dalam serum.
B5 (Bowel)
Makanan/cairan meliputi makanan yang disukai terutama yang mengandung tinggi garam, protein, tinggi lemak, dan kolesterol, mual, muntah, perubahan berat badan, adanya edema.
B6 (Bone)
Nyeri/ketidaknyamanan meliputi nyeri hilang timbul pada tungkai,sakit kepala sub oksipital berat, nyeri abdomen, nyeri dada, nyeri ulu hati. Keamanan meliputi gangguan cara berjalan, parestesia, hipotensi postural
2.2. DIAGNOSA
Diagnosa keperawatan ditegakkan melalui analisis cermat terhadap hasil pengkajian. Diagnosa keperawatan yang umum untuk orang tua dengan gangguan hipertensi pada kehamilan meliputi hal-hal berikut.
1. Perubahan perfusi jaringan/organ, menurun, b.d
• Hipertensi
• Vasospasme siklik
• Edema serebral
• Perdarahan
2. Risiko tinggi gangguan pertukaran gas b.d
• Terapi magnesium sulfat
• Edema paru
3. Risiko tinggi perubahan curah jantung, menurun b.d
• Terapi antihipertensi yang berlebihan
• Jantung terkena dalam proses penyakit
4. Risiko tinggi mengalami solusio plasenta b.d
• Vasospasme sistemik
• Hipertensi
• Penurunan perfusi uteroplasenta
5. Risiko tinggi cedera ibu b.d
• Iritabilitas SSP akibat edema otak, vasospasme, penurunan perfusi ginjal
• Terapi magnesium sulfat dan antihipertensi
6. Risiko tinggi cedera pada janin b.d
• Insufisiensi uteroplasenta
• Kelahiran premature
• Solusio plasenta
7. Ansietas b.d efeknya pada ibu dan janin
2.3. INTERVENSI DAN IMPLEMENTASI
1. Perubahan perfusi jaringan b.d. Hipertensi, Vasospasme siklik, Edema serebral, Perdarahan
• Tujuan : tidak terjadi vasospasme dan perfusi jaringan tidak terjadi
• Kriteria hasil : klien akan mengalami vasodilatasi ditandai dengan diuresis, penurunan tekanan darah, edema
Implementasi Rasional
1. Memantau asupan oral dan ifus IV MGSO4
2. Memantau urin yang kluar
3. Memantau edema yang terlihat
4. Mempertahankan tirah baring total dengan posisi miring 1. MGSO4 adalah obat anti kejang yang bekerja pada sambungan mioneural dan merelaksasi vasospasme sehingga menyebabkan peningkatan perfusi ginjal, mobilisasi cairan ekstra seluler (edema dan diuresis
2. Tirah baring menyebabkan aliran darah urtero plasenta, yang sering kali menurunkan tekanan darah dan meningkatkan dieresis
2. Resiko cedera tinggi pada ibu b.d. iritabilitas SSP
• Tujuan : gangguan SSP akan menurun mencapai tingkat normal
• Kriteria hasil : klien tidak mengalami kejang

Implementasi Rasional
1. Mendapatkan data-data dasar (missal DTRs,klonus)
2. Memantau pemberian IV MgSO4 dan kadar serum MgSO4
3. mengkaji adanya kemungkinan keracunan MgSO4
4. mempertahankan lingkungan yang tenang, gelap dan nyaman data-data dasar dugunakan untuk memantau hasil terapi
MGSO4 adalah obat anti kejang yang bekerja pada sambungan mioneural dan merelaksasi vasospasme
Dosis yang berlebih akan membuat kerja otot menurun sehingga dapat menyebabkan depresi pernapasan berat
Rangsangan kuat, misalnya cahaya terang dan suara keras dapat menimbulkan kejang

3. Resiko tinggi cedera pada janin b.d fetal distress
• Tujuan : Setelah dilakukan tindakan perawatan tidak terjadi fetal distress pada janin
• Kriteria hasil : – DJJ ( + ) : 12-12-12
Implementasi Rasional
1. Monitor DJJ sesuai indikasi
2. Kaji tentang pertumbuhan janin
3. Jelaskan adanya tanda-tanda solutio plasenta ( nyeri perut, perdarahan, rahim tegang, aktifitas janin turun )
4. Kaji respon janin pada ibu yang diberi SM
5. Kolaborasi dengan medis dalam pemeriksaan USG dan NST Peningkatan DJJ sebagai indikasi terjadinya hipoxia, prematur dan solusio plasenta
Penurunan fungsi plasenta mungkin diakibatkan karena hipertensi sehingga timbul IUGR
Ibu dapat mengetahui tanda dan gejala solutio plasenta dan tahu akibat hipoxia bagi janin
Reaksi terapi dapat menurunkan pernafasan janin dan fungsi jantung serta aktifitas janin
USG dan NST untuk mengetahui keadaan/kesejahteraan janin
4. Kecemasan berhubungan dengan ancaman cedera pada bayi sebelum lahir
• Tujuan: ansietas dapat teratasi
• Kriteria hasil:
1. Tampak rileks, dapat istirahat dengan tepat
2. Menuujukkan ketrampilan pemecahan masalah
Intervensi Rasional
Mandiri
1. Kaji tingkat ansietas pasien. Perhatikan tanda depresi dan pengingkaran
2. Dorong dan berikan kesempatan untuk pasien atau orang terdekat mengajukan pertanyaan dan menyatakan masalah
3. Dorong orang terdekat berpartisipasi dalam asuhan, sesuai indikasi Mandiri
1. Membantu menentukan jenis intervensi yang diperlukan
2. Membuat perasaan terbuka dan bekerja sama untuk memberikan informasi yang akan membantu mengatasi masalah
3. Keterlibatan meningkatka perasaan berbagi, manguatkan perasaan berguna, memberikan kesempatan untuk mengakui kamampuan individu dan memperkecil rasa takut karena ketidaktahuan
















BAB III
DAFTAR PUSTAKA

1. Corwina, EJ.hipertensi dalam BAB 13 : Sistem Kardiovaskular. Buku
Saku Patofisiologi, Edisi 3. Jakarta : EGC. 2009. Hal : 484 – 489
2. Cunningham,F.Gary,dkk. BAB 24 : Gangguan Hipertensi dalam
Kehamilan. Obstetri Williams, Edisi 21, Vol.1. Jakarta : EGC.
2005. Hal 624 - 673
3. Prawirohardjo, Sarwono. BAB 40 : Hipertensi dalam Kehamilan. Muh,
Dikman Angsar. Ilmu Kebidanan, Edisi 4. Jakarta : PT Bina
Pusaka Sarwono Prawirohardjo. Hal : 530 – 537.
4. Mochtar, Rustam.BAB 21 : Penyakit kardiovaskuler. Sinopsis Obstetri
(Obstetri fisiologi dan Obstetri Patologi), Edisi 2, Jilid 1.
Jakarta:EGC.1998. Hal : 141 – 143
5. Davey, Mac Gillivray. Hypertensive Disordes of Pregnancy. Clin and
exper Hyper, 1986; BS (1) : 97¬133.
6. Jose Roesma, Sidabutar RP, Hipertensi dengan Kehamilan, suatu upaya
klasifikasi baru Naskah lengkap KOPAPDI VII, 24¬27 Agustus
1987.
7. Jose Roesma. Pengobatan Hipertensi dengan Kehamilan, MEDIKA 1984.
Cermin Dunia Kedokteran No. 47, 1987

terapi aktifitas kelompok sosialisasi

PROPOSAL
TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK SOSIALISASI









OLEH :

1. Ana Nurkhasanah
2. Andi wahyudi
3. Febrina Sally Eka wati
4. Fitriani W
5. Furqon Nazili
6. Febtarini
7. Emi Supatmi
8. Randi febriansyah
9. Riska mikalia
10. Yessi arizka


PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
MUHAMMADIYAH PALEMBANG
TA. 2010/201


PROPOSAL TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK

A. Topik
Terapi aktivitas kelompok sosialisasi

Sesi I : TAKS

B. Tujuan
Klien mampu memperkenalkan diri dengan menyebutkan nama lengkap, nama panggilan, asal dan hobi.

C. Landasan Kerangka Teori
Terapi aktivitas kelompok sosialisasi adalah upaya memfasilitasi kemampuan sosialisasi, sejumlah klien dengan masalah hubungan social. TAK sosialisasi dapat dijadikan sebagai dasar TAK yang lain. TAK sosialisasi terdiri dari 7 fase yaitu :
1. Memperkenalkan diri
2. Berkenalan dengan anggota kelompok
3. Bercakap-cakap dengan anggota kelompok
4. Menyampaikan dan membicarakan topik pembicaraan
5. Menyampaikan dan membicarakan masalah pribadi
6. Bekerja sama dalam permainan
7. Menyampaikan pendapat tentang manfaat kegiatan kelompok

D. Klien
1. Karakteristik pasien
Klien yang mengikuti TAK ini adalah yang mengalami gangguan Interaksi sosial
2. Proses seleksi pasien
Klien dipilih berdasarkan:
a. Klien tenang dan kooperatif
b. Klien dalam kondisi fisik yang baik
c. Klien mau mengikuti terapi aktivitas
d. Klien yang panca indranya masih memungkinkan
3. Jumlah peserta TAK
• Perawat, yang terdiri dari 9 orang
Leader : Randi (L)
Coleader : Andi Wahyudi (CL)
Fasilitator : Riska Mikalia (F1)
Ana Nurkhasanah (F2)
Febrina Sally Eka wati (F3)
Fitriani W (F4)
Furqon Nazili (F5)
Febtarini (F6)
Emi Supatmi (F7)
Observer : Yessi Arizka (O)
• Pasien, terdiri dari 6 pasien :
1. M. alfa
2. Cek Wacik
3. Yason
4. Roni
5. Anggianto
6. Hadi
7. Prayitno

E. Pengorganisasian
1. Tanggal : 27 oktober 2010
Hari : sabtu
Jam : 10.00 – 10.30 WIB
Waktu : 1 x 30 menit
Tim terapis :
kelompok ruang Asoka dan ruang Merpati Program Studi Ilmu Keperawatan Muhammadiyah Palembang.

Peran leader : Randi
• Membuka acara
• Katalisator yaitu mempermudah komunikasi dan interaksi dengan jalan menciptakan situasi dan suasana yang memungkinkan klien termotivasi untuk mengekspresikan perasaannya.
• Auxiliary ego, sebagai penopang bagi anggota yang terlalu lemah atau mendominasi
• Coordinator, mengarahkan proses kegiatan kearah pencapaian tujuan dengan cara memberi motivasi kepada anggota untuk terlibat dalam kegiatan
• Menutup acara diskusi

Peran observer : Yessi Arizka
• Mengidentifikasi isu penting dalam proses TAK
• Mengidentifikasi strategi yang digunakan Leader
• Mencatat modifikasi strategi untuk kelompok pada session atau
kelompok yang akan datang
• Memprediksi respon anggota kelompok pada session berikutnya
• Mengamati dan mencatat:
1. Jumlah anggota yang hadir
2. Siapa yang terlambat
3. Daftar hadir
4. Siapa yang memberi pendapat atau ide
5. Topik diskusi

Peran fasilitator dan kolider : Febrina Sally Eka wati, Febtarini, Fitriani W, Furqon Nazili, Emi Supatmi, Riska Mikalia, Anna Nurkhasanah.
• Mempertahankan kehadiran peserta
• Mempertahankan dan meningkatkan motivasi peserta
• Mencegah gangguan atau hambatan terhadap kelompok baik dari luar maupun dari dalam kelompok.

1. Metode

a. Diskusi dan Tanya jawab
b. Bermain peran/stimulasi

2. Media

a. Name tag sejumlah klien dan perawat yang ikut TAK
b. Papan tulis /whiteboard
c. Kapur/spidol
d. Kertas yang bertuliskan nomor/nama
e. Botol aqua
f. Speaker
g. Laptop atau handphone

3. Setting tempat

a. Klien dan terapis duduk bersama dalam lingkaran
b. Ruang nyaman dan tenang




























2. Proses pelaksanaan
1. Persiapan
a. Memilih klien sesuai dengan indikasi
b. Membuat kontrak dengan klien
c. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan
2. Pelaksanaan
a. Orientasi
• Salam terapeutik
 Salam dari terapis kepada klien
 Peserta dan terapis memakai name tag
 Memperkenalkan nama dan panggilan terapis

• Evaluasi atau validasi
 Menanyakan perasaan klien saat ini
 Menanyakan masalah yang dirasakan

• Kontrak
 Menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu memperkenalkan diri dengan
menyebutkan nama lengkap, nama panggilan, asal dan hobi.
 Menjelaskan aturan main, yaitu:
 Masing-masing klien duduk ditempat masing-masing sampai permainan selesai.
 Jika ada peserta yang akan meninggalkan kelompok, harus meminta izin pada pimpinan TAK.
 Kegiatan berlangsung selam 30 menit.
 Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir.

b. Tahap kerja
 Terapis menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan, yaitu memperkenalkan diri dengan menyebutkan nama lengkap, nama panggilan, asal dan hobi.
 Hidupkan musik dari laptop atau handphone .
 Aqua dikoncang oleh terapis atau peserta
 Ketika nama/nomor keluar maka yang mendapat giliran harus menyebutkan nama lengkap, nama panggilan, hobi dan asal,
imulai oleh terapis sebagai contoh.

c. Tahap terminasi
 Evaluasi
• Menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK
• Terapis memberikan pujian atas keberhasilan kelompok
 Rencana tindak lanjut
• Terapis menganjurkan klien melatih memperkenalkan diri pada orang lain dalam kehidupan sehari-hari
• Memasukkan kegiatan memperkenalkan diri pada jadwal kegiatan harian klien
 Kontrak yang akan datang
• Menyepakati kegiatan berikut, yaitu berkenalan dengan anggota kelompok
• Menyepakati waktu dan tempat TAK berikutnya

Evaluasi dan dokumentasi

Evaluasi dapat dilakukan pada saat proses TAK berlangsung, khususnya pada tahap kerja. Aspek yang di evaluasi adalah kemampuan klien sesuai dengan tujuan TAK. Untuk TAK sesi 1 dievaluasi kemampuan klien untuk memperkenalkan diri secara verbal dan nonverbal dengan mennnggunakan formulir evaluasi.

dokumentasi
Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki klien saat TAK pada catatan proses keperawatan tiap klien. Contoh : klien mengikuti sesi 1, TAK sosialisasi. Klien mampu menyebutkan nama lengkap, nama panggilan, hobi dan asal.









SESI 1 : TAKS
Kemampuan Meperkenalkan diri

Kemampuan verbal

No Aspek yang dinilai Nama Klien

1. Menyebutkan nama lengkap
2. Menyebutkan nama panggilan
3. Menyebutkan hobi
4. Menyebutkan asal
Jumlah






Kemampuan nonverbal

No Aspek yang dinilai Nama Klien

1. kontak mata
2. duduk tegak
3. menggunakan bahasa tubuh yang sesuai
4. mengikuti kegiatan dari awal
jumlah

Keterangan:
Dibawah judul nama klien, tulis nama panggilan klien yang ikut TAK untuk tiap klien, semua aspek di mulai dengan memberi tanda √ jika di temukan pada klien atau tanda X jika tidak di temukan
Jumlahkan kemampuan yang ditemukan, jika nilai 3 atau 4 klien mampu dan jika 0,1 atau 2 klien belum mampu.




SESI 1 : TAKS
Kemampuan Meperkenalkan diri

Kemampuan verbal

No Aspek yang dinilai Nama Klien
Tn “P” Tn “H” Tn “CW” Tn “R” Tn “AL” Tn “A” Tn “Y”
1. Menyebutkan nama lengkap √ √ √ √ √ √ √
2. Menyebutkan nama panggilan √ √ √ √ √ √ √
3. Menyebutkan hobi
√ √ √ √ √ √ √
4. Menyebutkan asal √ √ √ √ √ √ √
Jumlah 4 4 4 4 4 4 4





Kemampuan nonverbal

No Aspek yang dinilai Nama Klien
Tn “P” Tn “H” Tn “C.W” Tn “R” Tn “AL” Tn “A” Tn ”Y”
1. kontak mata √ √ √ √ √ √ √
2. duduk tegak √ √ √ √ √ √ √
3. menggunakan bahasa tubuh yang sesuai √ √ √ √ √ √ √
4. mengikuti kegiatan dari awal √ √ √ √ √ √ √
jumlah 4 4 4 4 4 4 4











Evaluasi

a. Kemampuan verbal

• Nama saya “P” senang di panggil “P”. Saya dari Tangga Buntung. Hobi saya bermain sepak bola.
• Nama saya “M.H” senang di panggil “H”. Saya dari Muara Enim. Hobi saya mencari lebah madu
• Nama saya “CW”, senang dipanggil “W”. saya dari Muara Enim. Hobi saya bermain gitar.
• Nama saya RS”, senang dipanggil “R”. saya dari Sekip. Hobi saya berenang.
• Nama saya “AL”, senang dipanggil “A”. saya dari lahat. Hobi saya mancing
• Nama saya “YS”. Senang di panggil “Y”. saya dari Tangga Buntung. Hobi saya berenang.

TAK yang telah dilakukan pada tanggal 27 November 2010 jam 12.00-13.00 WIB di dapatkan dari 7 klien yang mengikuti TAK diantaranya Tn “P”,Tn “H”, Tn “W”, Tn “R”, Tn “AL”, Tn “A”, dan “Y” mampu melakukan kemampuan verbal dengan baik dari 4 aspek yang dinilai dan dilakukan oleh klien, yaitu menyebutkan nama lengkap, nama panggilan, asal dan hobi. Semua klien dinyatakan mampu dan telah mencapai 4 aspek.

b. kemampuan non verbal

Selama mengikuti TAK kontak mata ke tujuh peserta ada. Selama acara berjalan ketujuh peserta duduk tegak, mereka menggunakan bahasa tubuh yang sesuai, Tn “P” terkadang duduk santai dan terkadang menganggukkan kepala dan menjawab “ya” saat mendengarkan perawat berbicara. Peserta mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir.
Dokumentasi

Di hari pertama acara TAK berjalan dengan lancar dari awal sampai akhir. Hanya ada sedikit perdebatan kecil antara Tn “AL” dengan Tn “H” dimana Tn “AL” menanyakan asal Tn H” secara terus menerus, kemudian perawat “S” sebagai fasilitator menenangkan Tn “AL” dan situasi teratasi. Kemudian Tn “AL” memperpanjang permainan dimana giliran Tn “AL” satu kali mengoncang dan Tn “AL” meminta 3 kali koncangan dan itu dikabulkan perawat “R” sebagai leader.
Sebelum acara diakhiri perawat “R” sebagai leader mengajak ke tujuh peserta untuk menyanyi dan berjoged bersama-sama selama 5 menit.
Pasien pun ikut menyanyi dan berjoged bersama, pasien merasa senang dan bahagia setelah mengikuti TAK.

terapi aktifitas kelompok sosialisasi

PROPOSAL
TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK SOSIALISASI









OLEH :

1. Ana Nurkhasanah
2. Andi wahyudi
3. Febrina Sally Eka wati
4. Fitriani W
5. Furqon Nazili
6. Febtarini
7. Emi Supatmi
8. Randi febriansyah
9. Riska mikalia
10. Yessi arizka


PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
MUHAMMADIYAH PALEMBANG
TA. 2010/201


PROPOSAL TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK

A. Topik
Terapi aktivitas kelompok sosialisasi

Sesi I : TAKS

B. Tujuan
Klien mampu memperkenalkan diri dengan menyebutkan nama lengkap, nama panggilan, asal dan hobi.

C. Landasan Kerangka Teori
Terapi aktivitas kelompok sosialisasi adalah upaya memfasilitasi kemampuan sosialisasi, sejumlah klien dengan masalah hubungan social. TAK sosialisasi dapat dijadikan sebagai dasar TAK yang lain. TAK sosialisasi terdiri dari 7 fase yaitu :
1. Memperkenalkan diri
2. Berkenalan dengan anggota kelompok
3. Bercakap-cakap dengan anggota kelompok
4. Menyampaikan dan membicarakan topik pembicaraan
5. Menyampaikan dan membicarakan masalah pribadi
6. Bekerja sama dalam permainan
7. Menyampaikan pendapat tentang manfaat kegiatan kelompok

D. Klien
1. Karakteristik pasien
Klien yang mengikuti TAK ini adalah yang mengalami gangguan Interaksi sosial
2. Proses seleksi pasien
Klien dipilih berdasarkan:
a. Klien tenang dan kooperatif
b. Klien dalam kondisi fisik yang baik
c. Klien mau mengikuti terapi aktivitas
d. Klien yang panca indranya masih memungkinkan
3. Jumlah peserta TAK
• Perawat, yang terdiri dari 9 orang
Leader : Randi (L)
Coleader : Andi Wahyudi (CL)
Fasilitator : Riska Mikalia (F1)
Ana Nurkhasanah (F2)
Febrina Sally Eka wati (F3)
Fitriani W (F4)
Furqon Nazili (F5)
Febtarini (F6)
Emi Supatmi (F7)
Observer : Yessi Arizka (O)
• Pasien, terdiri dari 6 pasien :
1. M. alfa
2. Cek Wacik
3. Yason
4. Roni
5. Anggianto
6. Hadi
7. Prayitno

E. Pengorganisasian
1. Tanggal : 27 oktober 2010
Hari : sabtu
Jam : 10.00 – 10.30 WIB
Waktu : 1 x 30 menit
Tim terapis :
kelompok ruang Asoka dan ruang Merpati Program Studi Ilmu Keperawatan Muhammadiyah Palembang.

Peran leader : Randi
• Membuka acara
• Katalisator yaitu mempermudah komunikasi dan interaksi dengan jalan menciptakan situasi dan suasana yang memungkinkan klien termotivasi untuk mengekspresikan perasaannya.
• Auxiliary ego, sebagai penopang bagi anggota yang terlalu lemah atau mendominasi
• Coordinator, mengarahkan proses kegiatan kearah pencapaian tujuan dengan cara memberi motivasi kepada anggota untuk terlibat dalam kegiatan
• Menutup acara diskusi

Peran observer : Yessi Arizka
• Mengidentifikasi isu penting dalam proses TAK
• Mengidentifikasi strategi yang digunakan Leader
• Mencatat modifikasi strategi untuk kelompok pada session atau
kelompok yang akan datang
• Memprediksi respon anggota kelompok pada session berikutnya
• Mengamati dan mencatat:
1. Jumlah anggota yang hadir
2. Siapa yang terlambat
3. Daftar hadir
4. Siapa yang memberi pendapat atau ide
5. Topik diskusi

Peran fasilitator dan kolider : Febrina Sally Eka wati, Febtarini, Fitriani W, Furqon Nazili, Emi Supatmi, Riska Mikalia, Anna Nurkhasanah.
• Mempertahankan kehadiran peserta
• Mempertahankan dan meningkatkan motivasi peserta
• Mencegah gangguan atau hambatan terhadap kelompok baik dari luar maupun dari dalam kelompok.

1. Metode

a. Diskusi dan Tanya jawab
b. Bermain peran/stimulasi

2. Media

a. Name tag sejumlah klien dan perawat yang ikut TAK
b. Papan tulis /whiteboard
c. Kapur/spidol
d. Kertas yang bertuliskan nomor/nama
e. Botol aqua
f. Speaker
g. Laptop atau handphone

3. Setting tempat

a. Klien dan terapis duduk bersama dalam lingkaran
b. Ruang nyaman dan tenang




























2. Proses pelaksanaan
1. Persiapan
a. Memilih klien sesuai dengan indikasi
b. Membuat kontrak dengan klien
c. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan
2. Pelaksanaan
a. Orientasi
• Salam terapeutik
 Salam dari terapis kepada klien
 Peserta dan terapis memakai name tag
 Memperkenalkan nama dan panggilan terapis

• Evaluasi atau validasi
 Menanyakan perasaan klien saat ini
 Menanyakan masalah yang dirasakan

• Kontrak
 Menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu memperkenalkan diri dengan
menyebutkan nama lengkap, nama panggilan, asal dan hobi.
 Menjelaskan aturan main, yaitu:
 Masing-masing klien duduk ditempat masing-masing sampai permainan selesai.
 Jika ada peserta yang akan meninggalkan kelompok, harus meminta izin pada pimpinan TAK.
 Kegiatan berlangsung selam 30 menit.
 Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir.

b. Tahap kerja
 Terapis menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan, yaitu memperkenalkan diri dengan menyebutkan nama lengkap, nama panggilan, asal dan hobi.
 Hidupkan musik dari laptop atau handphone .
 Aqua dikoncang oleh terapis atau peserta
 Ketika nama/nomor keluar maka yang mendapat giliran harus menyebutkan nama lengkap, nama panggilan, hobi dan asal,
imulai oleh terapis sebagai contoh.

c. Tahap terminasi
 Evaluasi
• Menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK
• Terapis memberikan pujian atas keberhasilan kelompok
 Rencana tindak lanjut
• Terapis menganjurkan klien melatih memperkenalkan diri pada orang lain dalam kehidupan sehari-hari
• Memasukkan kegiatan memperkenalkan diri pada jadwal kegiatan harian klien
 Kontrak yang akan datang
• Menyepakati kegiatan berikut, yaitu berkenalan dengan anggota kelompok
• Menyepakati waktu dan tempat TAK berikutnya

Evaluasi dan dokumentasi

Evaluasi dapat dilakukan pada saat proses TAK berlangsung, khususnya pada tahap kerja. Aspek yang di evaluasi adalah kemampuan klien sesuai dengan tujuan TAK. Untuk TAK sesi 1 dievaluasi kemampuan klien untuk memperkenalkan diri secara verbal dan nonverbal dengan mennnggunakan formulir evaluasi.

dokumentasi
Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki klien saat TAK pada catatan proses keperawatan tiap klien. Contoh : klien mengikuti sesi 1, TAK sosialisasi. Klien mampu menyebutkan nama lengkap, nama panggilan, hobi dan asal.









SESI 1 : TAKS
Kemampuan Meperkenalkan diri

Kemampuan verbal

No Aspek yang dinilai Nama Klien

1. Menyebutkan nama lengkap
2. Menyebutkan nama panggilan
3. Menyebutkan hobi
4. Menyebutkan asal
Jumlah






Kemampuan nonverbal

No Aspek yang dinilai Nama Klien

1. kontak mata
2. duduk tegak
3. menggunakan bahasa tubuh yang sesuai
4. mengikuti kegiatan dari awal
jumlah

Keterangan:
Dibawah judul nama klien, tulis nama panggilan klien yang ikut TAK untuk tiap klien, semua aspek di mulai dengan memberi tanda √ jika di temukan pada klien atau tanda X jika tidak di temukan
Jumlahkan kemampuan yang ditemukan, jika nilai 3 atau 4 klien mampu dan jika 0,1 atau 2 klien belum mampu.




SESI 1 : TAKS
Kemampuan Meperkenalkan diri

Kemampuan verbal

No Aspek yang dinilai Nama Klien
Tn “P” Tn “H” Tn “CW” Tn “R” Tn “AL” Tn “A” Tn “Y”
1. Menyebutkan nama lengkap √ √ √ √ √ √ √
2. Menyebutkan nama panggilan √ √ √ √ √ √ √
3. Menyebutkan hobi
√ √ √ √ √ √ √
4. Menyebutkan asal √ √ √ √ √ √ √
Jumlah 4 4 4 4 4 4 4





Kemampuan nonverbal

No Aspek yang dinilai Nama Klien
Tn “P” Tn “H” Tn “C.W” Tn “R” Tn “AL” Tn “A” Tn ”Y”
1. kontak mata √ √ √ √ √ √ √
2. duduk tegak √ √ √ √ √ √ √
3. menggunakan bahasa tubuh yang sesuai √ √ √ √ √ √ √
4. mengikuti kegiatan dari awal √ √ √ √ √ √ √
jumlah 4 4 4 4 4 4 4











Evaluasi

a. Kemampuan verbal

• Nama saya “P” senang di panggil “P”. Saya dari Tangga Buntung. Hobi saya bermain sepak bola.
• Nama saya “M.H” senang di panggil “H”. Saya dari Muara Enim. Hobi saya mencari lebah madu
• Nama saya “CW”, senang dipanggil “W”. saya dari Muara Enim. Hobi saya bermain gitar.
• Nama saya RS”, senang dipanggil “R”. saya dari Sekip. Hobi saya berenang.
• Nama saya “AL”, senang dipanggil “A”. saya dari lahat. Hobi saya mancing
• Nama saya “YS”. Senang di panggil “Y”. saya dari Tangga Buntung. Hobi saya berenang.

TAK yang telah dilakukan pada tanggal 27 November 2010 jam 12.00-13.00 WIB di dapatkan dari 7 klien yang mengikuti TAK diantaranya Tn “P”,Tn “H”, Tn “W”, Tn “R”, Tn “AL”, Tn “A”, dan “Y” mampu melakukan kemampuan verbal dengan baik dari 4 aspek yang dinilai dan dilakukan oleh klien, yaitu menyebutkan nama lengkap, nama panggilan, asal dan hobi. Semua klien dinyatakan mampu dan telah mencapai 4 aspek.

b. kemampuan non verbal

Selama mengikuti TAK kontak mata ke tujuh peserta ada. Selama acara berjalan ketujuh peserta duduk tegak, mereka menggunakan bahasa tubuh yang sesuai, Tn “P” terkadang duduk santai dan terkadang menganggukkan kepala dan menjawab “ya” saat mendengarkan perawat berbicara. Peserta mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir.
Dokumentasi

Di hari pertama acara TAK berjalan dengan lancar dari awal sampai akhir. Hanya ada sedikit perdebatan kecil antara Tn “AL” dengan Tn “H” dimana Tn “AL” menanyakan asal Tn H” secara terus menerus, kemudian perawat “S” sebagai fasilitator menenangkan Tn “AL” dan situasi teratasi. Kemudian Tn “AL” memperpanjang permainan dimana giliran Tn “AL” satu kali mengoncang dan Tn “AL” meminta 3 kali koncangan dan itu dikabulkan perawat “R” sebagai leader.
Sebelum acara diakhiri perawat “R” sebagai leader mengajak ke tujuh peserta untuk menyanyi dan berjoged bersama-sama selama 5 menit.
Pasien pun ikut menyanyi dan berjoged bersama, pasien merasa senang dan bahagia setelah mengikuti TAK.