Senin, 06 Juni 2011

makalah diabetes melitus

DIABETES TAK BIKIN LEMES
Ana Nurkhasanah
0508163
1. Pendahuluan

Di Mesir, tahun 1552 sebelum Masehi telah dikenal adanya suatu penyakit dengan gejala: sering kencing dan dalam jumlah yang banyak yang disebut poliuria serta penurunan berat badan yang cepat tanpa disertai rasa nyeri. Kemudian, pada tahun 400 sebelum Masehi, penulis India Sushrutha memberi nama penyakit itu penyakit kencing madu (honey urine disease).
Aretaeus, pada tahun 200 sebelum Masehi merupakan orang yang pertama kali memberi nama diabetes yang berarti “mengalir terus” dan mellitus yang berarti “manis”. Disebut diabetes karena selalu minum dan dalam jumlah banyak (polidipsia) yang kemudian mengalir terus berupa urin. Disebut melitus karena urin penderita ini mengandung glukosa (glukosa/manis).
Pada dasarnya, diabetes melitus disebabkan oleh hormon insulin penderita yang tidak mencukupi atau tidak efektif sehingga tidak dapat bekerja secara normal. Padahal, insulin mempunyai peran utama mengatur kadar glukosa didalam darah, yaitu sekitar 60-120 mg/dl waktu puasa, dan dibawah 140 gr/dl pada dua jam sesudah makan (pada orang normal ).
Orang yang menderita penyakit diabetes memiliki kandungan glukosa yang terlalu tinggi di dalam darahnya. Istilah diabetes ini muncul dari adanya fakta bahwa penyakit diabetes yang tidak ditangani dengan baik membuat tubuh mengeluarkan urin yang mengandung gula.
Di dalam tubuh setiap manusia memiliki glukosa. Glukosa berasal dari makanan yang kita makan. Makanan yang mengandung gula, biasanya berupa karbohidrat, dipecah menjadi gula yang lebih sederhana, disebut glukosa. Glukosa sebenarnya merupakan bahan bakar tubuh yang utama. Glukosa ini dibakar untuk menghasilkan energi dan menjaga tubuh untuk tetap bekerja dan ‘beroperasi’.
Selain itu, di dalam tubuh ada dua zat kimiawi, disebut hormon, yang bertindak sebagai agen untuk menjaga kadar glukosa di dalam darah berada pada level yang tetap, atau tidak naik-turun. Hormon tersebut adalah insulin dan glukagon. Insulin menurunkan kadar glukosa di dalam darah, sedangkan glukagon sebaliknya, yaitu menaikkan kadar glukosa. Jika seseorang hanya memiliki sedikit hormon insulin di dalam tubuh, kadar glukosa akan melimpah dan terlalu banyak di dalam darah.

2. Pembahasan

2.1. Pengertian Diabetes Mellitus

Diabetes Melitus (DM) adalah keadaan ketika kadar gula dalam darah tinggi melebihi kadar gula normal. Penyakit ini biasanya disertai berbagai kelainan metabolisme akibat gangguan hormonal dalam tubuh. Kadar gula yang tinggi ini disebut sebagai kondisi hiperglikemia. DM yang juga popular dengan nama kencing manis itu adalah suatu kondisi yang diderita oleh seseorang karena kekurangan hormon insulin.
Kekurangan hormon insulin yang terjadi disebabkan oleh kurang aktifnya produksi hormon insulin dari sel kelenjar langerhans di organ pankreas. Berkurangnya produksi ini bisa karena menyusutnya jumlah sel penghasil hormon insulin sejak seseorang dilahirkan (bawaan atau keturunan). Serta dapat juga akibat serangan virus atau penyakit degeneratif. Seseorang dapat juga terkena walaupun hormon insulinnya cukup. Kejadian ini muncul karena reaksi tubuh terhadap kehadiran insulin kurang efisien atau tubuh tidak mampu menggunakan ketersediaan hormon tersebut dengan semestinya, sehingga tubuh tidak mampu mengoksidasi glukosa menjadi energi. Keadaan ini biasanya menyerang orang setengah baya ke atas, karena faktor degenerasi, kurang olahraga, dan kegemukan.


2.2. Jenis Penyakit Diabetes Melitus

• Diabetes Melitus yang bergantung dengan insulin: disebabkan kekurangan produksi insulin. DM ini dapat terjadi karena kerusakan sel beta langerhans di kelenjar pankreas akibat proses kekebalan tubuh (autoimun) terjadi pelisisan (pembunuhan) sel tubuh oleh sistem imunitasnya sendiri. Penderita DM jenis ini mencapai 10% dari jumlah penderita penyakit ini.
• Diabetes Melitus yang tidak bergantung pada insulin: akibat kegagalan relatif sel beta langerhans di kelenjar pankreas sehingga produksi insulin yang terjadi dengan kualitas rendah tidak mampu merangsang sel tubuh agar menyerap gula darah, misalnya karena obesitas, pola makan yang tidak benar. Jenis ini paling banyak dijumpai, dapat mencapai 80% lebih dari keseluruhan penderita DM.
• Diabetes Melitus yang disebabkan penyakit lain, misalnya sirosis hati, penyakit kelenjar pankreas, infeksi, obat-obatan, dan lain-lain. Penderita DM jenis ini paling sedikit dijumpai, tidak mencapai 10% dari penderita DM keseluruhan.
• Diabetes Melitus Gestasional, gejala-gejala yang muncul menyertai penyakit ini adalah polifagia (makan banyak), poliuria (kencing banyak), dan polidipsia (minum banyak). Kondisi lain yang muncul biasanya dapat berupa penurunan berat badan, gatal, kesemutan, mata kabur, mudah lelah, luka yang tidak sembuh, dan sering timbul infeksi kulit.

2.3. Gejala Diabetes Melitus

• Permulaan gejala “3P”
a. Banyak makan (polifagia),
b. Banyak minum (polidipsia),
c. Banyak kencing (poliuria).
• Gejala bila keadaan tersebut tidak cepat diobati dan lama-kelamaan mulai
timbul gejala yang disebabkan oleh kurangnya insulin
a. Gampang lelah,
b. Banyak minum dan mudah haus,
c. Banyak kencing,
d. Berat badan menurun dengan cepat (dapat turun 5-10 kg dalam
waktu 2-4 minggu),
e. Nafsu makan mulai berkurang bahkan kadang-kadang disusul
dengan mual jika kadar glukosa darah melebihi 500 mg/dl,
f. Bila tidak lekas diobati, akan timbul rasa mual, bahkan penderita
akan jatuh koma (tidak sadarkan diri) dan disebut koma diabetik.
• Gejala kronis (bila kadar gula tidak terkontrol)
a. Banyak minum dan banyak kencing, serta mudah haus,
b. Sering kesemutan,
c. Kulit terasa panas atau tertusuk-tusuk jarum,
d. Rasa tebal dikulit, sehingga kalau berjalan seperti diatas bantal atau
kasur,
e. Kram dan mudah lelah,
f. Mudah mengantuk,
g. Mata menjadi kabur biasanya sering ganti kacamata,
h. Gatal sekitar kamaluan, terutama wanita,
i. Gigi mudah goyah dan mudah lepas,
j. Kemampuan seks menurun, bahkan impoten,
k. Para ibu hamil sering mengalami keguguran atau kematian janin
dalam kandungan, atau melahirkan dengan berat bayi > 4 kg,
l. Penuruna berat badan,
m. Rasa lemah,
n. Banyak makan.
• Kadar glukosa darah pada waktu puasa lebih dari 120 mg/dl.
• Kadar glukosa darah dua jam sesudah makan lebih dari 200 ml/dl.





2.4. Komplikasi Diabetes Melitus

• Komplikasi akut (komplikasi yang segera terjadi dalam waktu pendek):
Hipoglikemi (kekurangan glukosa/gula). Gejalanya: lapar, gemetar, dan
pusing. Penanggulangan: makan makanan yang mengandung karbohidrat
tinggi dan mudah dicerna, seperti makan pisang dan roti,
• Koma Diabetik (glukosa terlalu tinggi). Gejalanya: nafsu makan
menurun, haus, minum banyak, kencing banyak, mual, muntah, dan
napas cepat. Penanggulangan: segera ke rumah sakit,
• Komplikasi Kronis (komplikasi yang muncul dalam waktu yang lama,
Bila kadar gula tidak terkontrol).

3. Penutup

Penyakit Diabetes Melitus janganlah dijadikan momok, perangilah agar anda dapat hidup bahagia bersama diabetes. Bila diremehkan, komplikasi Diabetes Melitus dapat menyerang seluruh anggota tubuh.
Jika kita mengetahui apakah sebenarnya penyakit Diabetes Melitus itu, dan kemudian merawatnya dengan baik, semua komplikasi tersebut akan tertunda atau batal pemunculannya. Kalau penderita Diabetes Melitus sudah terlanjur mengidap komplikasi, perawatan dan pengobatan Diabetes Melitus yang tertib dan baik akan dapat mencegah kelanjutan komplikasi-komplikasi tersebut.
Karena itu, penyakit Diabetes Melitus sebenarnya dapat memberikan reward (hadiah) dan punishment (hukuman) kepada penderita. ini berarti bahwa bila penderita Diabetes Melitus banyak melanggar, ia akan mendapat hukuman berupa komplikasi di kemudian hari. Sebaliknya, jika penderita Diabetes Melitus tertib merawat penyakitnya dengan baik, komplikasi penyakit tersebut tidak akan muncul dan ini merupakan “hadiah”-nya.

4. Saran

• Penyakit Diabetes Melitus adalah penyakit yang tidak berbahaya asal
tidak diremehkan. Oleh karena itu, marilah kita berusaha memerangi
Diabetes Melitus,
• Pengobatan Diabetes Melitus sedini mungkin akan dapat menghindarkan
penderita dari berbagai macam komplikasi,
• Secara medis “kualitas hidup penderita Diabetes Melitus ditentukan oleh
pembuluh darahnya”. Penyumbatan pembuluh darah dapat menyebabkan
lumpuh separuh dan kadang-kadang bisu, sedangkan penyumbatan
pembuluh darah jantung dapat menyebabkan kematian mendadak.
Penyempitan penbuluh darah tungkai dapat menyebabkan
gengrean diabetik, yaitu luka diabetik yang membusuk. Maka dari itu
jagalah kesehatan dan rawatlah kondisi tubuh.

DAFTAR PUSTAKA

Tjokroprawito, Askandar. 1997. Hidup Sehat dan Bahagia Bersama
Diabetes. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Taylor, Barbara. 2009. Diabetes Tak Bikin Lemes. Yogyakarta: Paradigma
Indonesia.
Tjokoprawito, Askandar. 1989. Diabetes Mellitus Klasifikasi, Diagnosa,
dan Dasar-Dasar Terapi. Jakarta: PT Gramedia.
Widjadja, Rafelina. 2009. Penyakit Kronis Tindakan, Pencegahan ,
Pengobatan Secara Medis Maupun Tradaisional. Jakarta: Bee Media
Indonesia.

0 komentar: