TINJAUAN TEORITIS
1.1. DEFINISI
Hipertensi adalah tekanan
darah tinggi yang abnormal dan diukur paling tidak pada tiga kesempatan yang
berbeda. Tekanan darah normal bervariasi sesuai usia, sehingga setiap diagnosa
hipertensi harus bersifat spesifik usia. Pada umumnya, tekanan yang dianggap
optimal adalah < 120 mmHg untuk tekanan sistolik dan 80 mmHg untuk tekanan
diastolik, sementara tekanan yang dianggap hipertensif adalah > 140 mmHg
untuk sistolik dan 90 mmHg untuk diastolik.
Penyakit hipertensi dalam kehamilan merupakan
kelainan vaskuler yang terjadi sebelum kehamilan atau timbul dalam kehamilan
atau pada permulaan nifas. Akan tetapi yang kami bahas dalam makalah ini hanya
hipertensi yang timbul pada saat hamil. Golongan penyakit ini ditandai dengan
hipertensi dan kadang-kadang disertai proteinuria, oedema, convulsi, coma, atau
gejala-gejala lain.
Klasifikasi hipertensi dalam kehamilan
I. Hipertensi Gestasional
( transient hypertension / pregnancy-induced hypertension)
Tekanan
darah ≥ 140/90 mmHg, untuk pertama kali selama kehamilan
Tidak ada proteinuria
Tekanan darah kembali normal < 12
minggu setelah postpartum
Diagnosis akhir hanya dapat dibuat
postpartum
Kadang-kadang dapat timbul gejala
preeklamsia seperti nyeri epigastium atau trombositopenia
II. Preeklamsia
Kriteria minimum:
Tekanan darah ≥ 140/90 mmHg setelah usia kehamilan > 20 minggu ,
Proteinuria ≥ 300 mg/24 jam atau ≥ 1 + (dipstik).
Peningkatan
keadaan preeklamsia :
- Tekanan darah ≥ 160/110 mmHg
- Proteinuria 2,0 gram/24 jam atau ≥ 2+ (dipstik)
- Kreatinin serum > 1,2 mg/dl kecuali bila diketahui telah meningkat sebelumnya
- Trombosit < 100.000 / mm3.
- Microangiopati hemolisis (peningkatan kadar LDH/Laktat Dehidrogenase)
- Peningkatan kadar ALT (alanin amonitransferase) atau AST ( aspartat aminotransferase)
- Sakit kepala yang menetap atau gangguan serebral atau gangguan penglihatan
- Nyeri ulu hati yang menetap.
III. Eklamsia
Kejang yang tidak disebabkan oleh
penyebab lain yang menyertai gejala preeklamsia.
IV. Superimpossed preeklamsia ( on chronic hypertension)
Ditemukan proteinuria awitan-baru ≥ 300 mg/ 24 jam pada wanita pengidap
hipertensi tetapi tanpa proteinuria dengan kehamilan sebelum 20 minggu.
Peningkatan tiba-tiba dari proteinuria atau tekanan darah atau kadar
platelet < 100.000 / mm3 pada wanita dengan hipertensi dan
proteinuria sebelum kehamilan 20 minggu.
V. Hipertensi kronik
Tekanan darah ≥ 140 / 90 mmHg sebelum
kehamilan atau terdiagnosa sebelum usia kehamilan 20 minggu, atau hipertensi
pertama kali terdiagnosa setelah kehamilan > 20 minggu tapi menetap sampai
12 minggu postpartum.
1.2. ETIOLOGI
Etiologi kemungkinan :
- Invasi trofoblastik abnormal kedalam vasa uterina.
- Intoleransi imonologi antara maternal dengan jaringan feto-maternal .
- Mal-adaptasi maternal terhadap perubahan kardio-vaskular atau inflamasi selama kehamilan.
- Defisiensi bahan makanan tertentu ( nutrisi).
- Pengaruh genetik
1.3. PATOFISIOLOGI
Hipertensi pada kehamilan jauh lebih besar
kemungkinannya timbul pada wanita yang :
a. Terpajan kevilus korion untuk pertama kali
b. Terpajan kevilus korion dalam jumlah sangat
besar seperti pada kehamilan kembar
atau mola hidatidosa.
c. Sudah mengidap penyakit vaskuler
d. Secara genetis rentan terhadap hipertensi
yang timbul saat hamil.
Vasospasme adalah dasar
patofisiologi hipertensi. Konsep ini yang pertama kali dianjurkan oleh volhard
(1918), didasarkan pada pengamatan langsung pembuluh-pembuluh darah halus
dibawah kuku, fundus okuli dan konjungtiva bulbar, serta dapat diperkirakan
dari perubahan-perubahan histologis yang tampak di berbagai organ yang terkena.
Konstriksi
vaskular menyebabkan resistensi terhadap aliran darah dan menjadi penyebab
hipertensi arterial. Besar kemungkinan bahwa vasospasme itu sendiri menimbulkan
kerusakan pada pembuluh darah.
Selain itu, angiotensin II
menyebabkan sel endotel berkonstraksi. Perubahan-perubahan ini mungkin
menyebabkan kerusakan sel endotel dan kebocoran di celah antara sel-sel
endotel. Kebocoran ini menyebabkan konstituen darah, termasuk trombosit dan
fibrinogen, mengendap di subendotel. Perubahan-perubahan vaskular ini, bersama
dengan hipoksia jaringan di sekitarnya, diperkirakan menyebabkan perdarahan,
nekrosis, dan kerusakan organ lain yang kadang-kadang dijumpai dalam hipertensi
yang berat.
1.4. MANIFESTASI KLINIS
Manifestasi klinis untuk Hipertensi ringan dalam
kehamilan antara lain :
- Tekanan darah diastolik < 100 mmHg
- Proteinuria samar sampai +1
- Peningkatan enzim hati minimal
Manifestasi klinis untuk Hipertensi berat dalam
kehamilan antara lain:
- Tekanan darah diastolik 110 mmHg atau lebih
- Proteinuria + 2 persisten atau lebih
- Nyeri kepala
- Gangguan penglihatan
- Nyeri abdomen atas
- Oliguria
- Kejang
- Kreatinin meningkat
- Trombositopenia
- Peningkatan enzim hati
- Pertumbuhan janin terhambat
- Edema paru
1.6. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
- CT-Scan Hepar menunjukkan hematom subkapsularis di hepar
- MRI memungkinkan diperolehnya resolusi yang lebih baik, tetapi kausa mendasar tentang lesi-lesi masih belum terungkapkan.
1.7. PENATALAKSANAAN MEDIS
1.
dalam kehamilan
- dianjurkan mentaati pemeriksaan antenatal yang teratur dan kalau perlu dikonsulkan kepada ahli.
- dianjurkan cukup istirahat, jauhi emosi dan jangan bekerja terlalu berat.
- penambahan berat badan yang agresif harus dicegah. Dianjurkan diit tinggi protein, rendah hidrat arang rendah lemak dan rendah garam.
- pengawasan terhadap janin harus lebih teliti, disamping pemeriksaan biasa dapat dilakukan pemeriksaan monitoring janin lainnya seperti elektrokardiografi fetal, ukuran bipareital (USG), penentuan kadar estiol, amnioskopi, Ph darah janin dan sebagainya.
- pemberian obat-obatan :
a.
anti-hipertensi : serpasil, catapres, minipres, dan sebagainya
b.
obat penenang : fenobarbital, valium, frisium ativan dan sebagainya.
2.
Dalam persalinan
- kala I akan berlangsung tanpa gangguan
- kala II memerlukan pengawasan yang cermat dan teliti. Kalau ada tanda-tanda bertambah beratnya penyakit dan pembukaan hampir atau sudah lengkap ibu dilarang mengedan, kala II diperpendek dengan melakukan ekstraksi vakum atau forseps.
- pada primitua dengan anak hidup dilakukan segera seksio sesar primer.
1.8. KOMPLIKASI
- Perubahan Kardiovaskuler
Perubahan ini pada dasarnya berkaitan dengan
meningkatnya afterload jantung akibat hipertensi, preload jantung yang secara
nyata dipengaruhioleh berkurangnya secara patologis hipervolemia kehamilan.
- Perubahan hematologis
- Gangguan fungsi ginjal
- Edema paru
1.9. PROGNOSIS
Prognosis selalu
dipengaruhi oleh komplikasi yang menyertai penyakit tersebut. Prognosis untuk
hipertensi dalam kehamilan selalu serius. Penyakit ini adalah penyakit paling
berbahaya yang dapat mengenai wanita hamil dan janinnya. Angka kematian ibu
akibat hipertensi ini telah menurun selama 3 dekade terakhir ini dari 5% -10%
menadi kurang dari 3% kasus. Untuk ibu kurang baik. Angka kematian ibu kira-kira 1-2 %, biasanya
disebabkan oleh perdarahan otak, payah jantung dan uremia
ASUHAN KEPERAWATAN
Perawat memerlukan metode
ilmiah dalam melakukan proses terapeutik yaitu proses keperawatan. Proses
keperawatan dipakai untuk membantu perawat dalam melakukan praktek keperawatan
secara sistematis dalam mengatasi masalah keperawatan yang ada (Budianna
Keliat, 1994, 2 ).
Pemberian asuhan keperawatan
merupakan proses terapeutik yang melibatkan hubungan kerja sama dengan klien,
keluarga atau masyarakat untuk mencapai tingkat kesehatan yang optimal (Carpenito, 2000, 2).
2.1. PENGKAJIAN
Pengumpulan Data
Data-data yang dikumpulkan atau dikaji meliputi :
1. Identitas pasien
Pada wanita hamil berusia
kurang dari 25 tahun insiden lebih tiga kali lipat. Pada wanita hamil berusia
lebih dari 35 tahun dapat terjadi hipertensi laten.
Meskipun proporsi
kehamilan dengan hipertensi kehamilan di Amerika Serikat pada dasawarsa yang
lalu meningkat hampir sepertiga. Peningkatan ini sebagian diakibatkan oleh
peningkatan jumlah ibu yang lebih tua dan kelahiran kembar. Sebagai contoh,
pada tahun 1998 tingkat kelahiran di kalangan wanita usia 30-44 dan jumlah
kelahiran untuk wanita usia 45 dan lebih tua berada pada tingkat tertinggi
dalam 3 dekade, menurut National Center for Health Statistics. Lebih jauh lagi,
antara 1980 dan 1998, tingkat kelahiran kembar meningkat sekitar 50 persen
secara keseluruhan dan 1.000 persen di kalangan wanita usia 45-49; tingkat
triplet dan orde yang lebih tinggi kelahiran kembar melompat lebih dari 400
persen secara keseluruhan, dan 1.000 persen di kalangan wanita di mereka 40-an.
2. Keluhan utama
Pasien dengan hipertensi
pada kehamilan didapatkan keluhan berupa seperti sakit kepala terutama area
kuduk bahkan mata dapat berkunang-kunang, pandangan mata kabur, proteinuria
(protein dalam urin), peka terhadap cahaya, nyeri ulu hati.
3. Riwayat penyakit sekarang
Pada pasien jantung
hipertensi dalam kehamilan, biasanya akan diawali dengan tanda-tanda mudah
letih, nyeri kepala (tidak hilang dengan analgesik biasa ), diplopia, nyeri
abdomen atas (epigastrium), oliguria (<400 ml/ 24 jam)serta nokturia dan
sebagainya. Perlu juga ditanyakan apakah klien menderita diabetes,
penyakit ginjal, rheumatoid arthritis, lupus atau skleroderma, perlu ditanyakan
juga mulai kapan keluhan itu muncul. Apa tindakan yang telah dilakukan untuk
menurunkan atau menghilangkan keluhan-keluhan tersebut.
4. Riwayat
penyakit dahulu
Perlu ditanyakan apakah
pasien pernah menderita penyakit seperti kronis hipertensi (tekanan darah
tinggi sebelum hamil), Obesitas, ansietas, angina, dispnea, ortopnea,
hematuria, nokturia dan sebagainya. Ibu beresiko dua kali lebih besar bila hamil
dari pasangan yang sebelumnya menjadi bapak dari satu kehamilan yang menderita
penyakit ini. Pasangan suami baru mengembalikan resiko ibu sama seperti
primigravida. Hal ini diperlukan untuk mengetahui kemungkinan adanya faktor
predisposisi.
5. Riwayat
penyakit keluarga
Perlu ditanyakan apakah
ada anggota keluarga yang menderita penyakit-penyakit yang disinyalir sebagai
penyebab jantung hipertensi dalam kehamilannya. Ada hubungan genetik yang
telah diteliti. Riwayat keluarga ibu atau saudara perempuan meningkatkan resiko
empat sampai delapan kali
6. Riwayat
psikososial
Meliputi perasaan pasien
terhadap penyakitnya, bagaimana cara mengatasinya serta bagaimana perilaku
pasien terhadap tindakan yang dilakukan terhadap dirinya.
7. Riwayat
maternal
Kehamilan ganda memiliki
resiko lebih dari dua kali lipat.
Pengkajian sistem tubuh
B1 (Breathing)
Pernafasan meliputi sesak nafas sehabis
aktifitas, batuk dengan atau tanpa sputum, riwayat merokok, penggunaan obat
bantu pernafasan, bunyi nafas tambahan, sianosis.
B2 (Blood)
Gangguan fungsi
kardiovaskular pada dasarnya berkaitan dengan meningkatnya afterload jantung
akibat hipertensi. Selain itu terdapat perubahan hemodinamik, perubahan volume
darah berupa hemokonsentrasi. Pembekuan darah terganggu waktu trombin menjadi
memanjang. Yang paling khas adalah trombositopenia dan gangguan faktor
pembekuan lain seperti menurunnya kadar antitrombin III. Sirkulasi meliputi
adanya riwayat hipertensi, penyakit jantung coroner, episodepalpitasi, kenaikan
tekanan darah, takhicardi, kadang bunyi jantung terdengar S2 pada dasar , S3
dan S4, kenaikan TD, nadi denyutan jelas dari karotis, jugularis, radialis,
takikardi, murmur stenosis valvular, distensi vena jugularis, kulit pucat,
sianosis, suhu dingin.
B3 (Brain)
Lesi ini sering karena
pecahnya pembuluh darah otak akibat hipertensi. Kelainan radiologis otak dapat
diperlihatkan dengan CT-Scan atau MRI. Otak dapat mengalami edema vasogenik dan
hipoperfusi. Pemeriksaan EEG juga memperlihatkan adanya kelainan EEG terutama
setelah kejang yang dapat bertahan dalam jangka waktu seminggu.Integritas ego
meliputi cemas, depresi, euphoria, mudah marah, otot muka tegang, gelisah,
pernafasan menghela, peningkatan pola bicara. Neurosensori meliputi keluhan
kepala pusing, berdenyut , sakit kepala sub oksipital, kelemahan pada salah
satu sisi tubuh, gangguan penglihatan (diplopia, pandangan kabur), epitaksis,
kenaikan terkanan pada pembuluh darah cerebral.
B4 (Bladder)
Riwayat penyakit ginjal
dan diabetes mellitus, riwayat penggunaan obat diuretic juga perlu dikaji.
Seperti pada glomerulopati lainnya terdapat peningkatan permeabilitas terhadap
sebagian besar protein dengan berat molekul tinggi. Sebagian besar penelitian
biopsy ginjal menunjukkan pembengkakan endotel kapiler glomerulus yang disebut endoteliosis
kapiler glomerulus. Nekrosis hemoragik periporta dibagian perifer lobulus hepar
kemungkinan besar merupakan penyebab meningkatnya kadar enzim hati dalam serum.
B5 (Bowel)
Makanan/cairan meliputi
makanan yang disukai terutama yang mengandung tinggi garam, protein,
tinggi lemak, dan kolesterol, mual, muntah, perubahan berat badan, adanya
edema.
B6 (Bone)
Nyeri/ketidaknyamanan
meliputi nyeri hilang timbul pada tungkai,sakit kepala sub oksipital berat,
nyeri abdomen, nyeri dada, nyeri ulu hati. Keamanan meliputi gangguan cara
berjalan, parestesia, hipotensi postural
2.2. DIAGNOSA
Diagnosa keperawatan
ditegakkan melalui analisis cermat terhadap hasil pengkajian. Diagnosa
keperawatan yang umum untuk orang tua dengan gangguan hipertensi pada kehamilan
meliputi hal-hal berikut.
1.
Perubahan perfusi jaringan/organ, menurun, b.d
- Hipertensi
- Vasospasme siklik
- Edema serebral
- Perdarahan
2.
Risiko tinggi gangguan pertukaran gas b.d
- Terapi magnesium sulfat
- Edema paru
3. Risiko tinggi perubahan curah
jantung, menurun b.d
- Terapi antihipertensi yang berlebihan
- Jantung terkena dalam proses penyakit
4. Risiko tinggi mengalami solusio
plasenta b.d
- Vasospasme sistemik
- Hipertensi
- Penurunan perfusi uteroplasenta
5. Risiko tinggi cedera ibu b.d
- Iritabilitas SSP akibat edema otak, vasospasme, penurunan perfusi ginjal
- Terapi magnesium sulfat dan antihipertensi
6.
Risiko tinggi cedera pada janin b.d
- Insufisiensi uteroplasenta
- Kelahiran premature
- Solusio plasenta
7.
Ansietas b.d efeknya pada ibu dan janin
2.3. INTERVENSI DAN IMPLEMENTASI
1. Perubahan
perfusi jaringan b.d. Hipertensi, Vasospasme siklik, Edema serebral, Perdarahan
- Tujuan : tidak terjadi vasospasme dan perfusi jaringan tidak terjadi
- Kriteria hasil : klien akan mengalami vasodilatasi ditandai dengan diuresis, penurunan tekanan darah, edema
Implementasi
|
Rasional
|
|
|
2.
Resiko cedera tinggi pada ibu b.d. iritabilitas SSP
·
Tujuan : gangguan SSP akan menurun mencapai tingkat
normal
·
Kriteria hasil : klien tidak mengalami kejang
Implementasi
|
Rasional
|
1. Mendapatkan data-data dasar
(missal DTRs,klonus)
2.
Memantau pemberian IV MgSO4 dan kadar
serum MgSO4
3. mengkaji adanya kemungkinan keracunan
MgSO4
4.
mempertahankan lingkungan yang tenang, gelap dan
nyaman
|
data-data dasar
dugunakan untuk memantau hasil terapi
MGSO4 adalah obat anti kejang yang
bekerja pada sambungan mioneural dan merelaksasi vasospasme
Dosis yang berlebih akan membuat kerja otot menurun
sehingga dapat menyebabkan depresi pernapasan berat
Rangsangan kuat, misalnya cahaya terang dan suara
keras dapat menimbulkan keja
|
3. Resiko tinggi cedera pada janin b.d fetal distress
- Tujuan : Setelah dilakukan tindakan perawatan tidak terjadi fetal distress pada janin
- Kriteria hasil : – DJJ ( + ) : 12-12-12
Implementasi
|
Rasional
|
1. Monitor DJJ sesuai indikasi
2. Kaji tentang pertumbuhan janin
3. Jelaskan adanya tanda-tanda solutio plasenta (
nyeri perut, perdarahan, rahim tegang, aktifitas janin turun )
4. Kaji respon janin pada ibu yang diberi SM
5. Kolaborasi dengan medis dalam pemeriksaan USG dan NST |
Peningkatan DJJ sebagai
indikasi terjadinya hipoxia, prematur dan solusio plasenta
Penurunan fungsi plasenta mungkin diakibatkan
karena hipertensi sehingga timbul IUGR
Ibu dapat mengetahui tanda dan gejala solutio
plasenta dan tahu akibat hipoxia bagi janin
Reaksi terapi dapat menurunkan pernafasan janin
dan fungsi jantung serta aktifitas janin
USG dan NST untuk mengetahui
keadaan/kesejahteraan janin
|
4. Kecemasan berhubungan dengan ancaman cedera pada
bayi sebelum lahir
- Tujuan: ansietas dapat teratasi
- Kriteria hasil:
- Tampak rileks, dapat istirahat dengan tepat
- Menuujukkan ketrampilan pemecahan masalah
Intervensi
|
Rasional
|
Mandiri
1.
Kaji tingkat ansietas pasien. Perhatikan tanda
depresi dan pengingkaran
2.
Dorong dan berikan kesempatan untuk pasien atau
orang terdekat mengajukan pertanyaan dan menyatakan masalah
3.
Dorong orang terdekat berpartisipasi dalam asuhan,
sesuai indikasi
|
Mandiri
1.
Membantu menentukan jenis intervensi yang diperlukan
2.
Membuat perasaan terbuka dan bekerja sama untuk
memberikan informasi yang akan membantu mengatasi masalah
3.
Keterlibatan meningkatka perasaan berbagi,
manguatkan perasaan berguna, memberikan kesempatan untuk mengakui kamampuan
individu dan memperkecil rasa takut karena ketidaktahuan
|
DAFTAR
PUSTAKA
- Corwina, EJ.hipertensi dalam BAB 13 : Sistem Kardiovaskular. Buku
Saku
Patofisiologi, Edisi 3. Jakarta : EGC. 2009. Hal : 484
– 489
- Cunningham,F.Gary,dkk. BAB 24 : Gangguan Hipertensi dalam
Kehamilan. Obstetri Williams, Edisi 21,
Vol.1. Jakarta
: EGC.
2005. Hal 624 - 673
- Prawirohardjo, Sarwono. BAB 40 : Hipertensi dalam Kehamilan. Muh,
Dikman
Angsar. Ilmu Kebidanan, Edisi 4. Jakarta : PT Bina
Pusaka
Sarwono Prawirohardjo. Hal : 530 – 537.
- Mochtar, Rustam.BAB 21 : Penyakit kardiovaskuler. Sinopsis Obstetri
(Obstetri fisiologi dan Obstetri Patologi), Edisi 2, Jilid 1.
Jakarta:EGC.1998.
Hal : 141 – 143
- Davey, Mac Gillivray. Hypertensive Disordes of Pregnancy. Clin and
exper
Hyper, 1986; BS (1) : 97133.
- Jose Roesma, Sidabutar RP, Hipertensi dengan Kehamilan, suatu upaya
klasifikasi
baru Naskah lengkap KOPAPDI VII, 2427 Agustus
1987.
- Jose Roesma. Pengobatan Hipertensi dengan Kehamilan, MEDIKA 1984.
Cermin Dunia Kedokteran No. 47, 1987
0 komentar:
Posting Komentar