
SATUAN ACARA PENYULUHAN IMUNISASI DPT

DISUSUN OLEH
NAMA :
1. ANA NURKHASANAH
2. CITRA PUSTIKADEWI
3. DWI YULIANI RIA
4. ELLY DINIA
5. IIN HERLINA
6. INDAH LESTARI
7. MIFTAHUDIN
8. TRI YULINARNI
9. WINA YUNITA DESI
10. YULIANI
KELAS : II B
PRIODI : S 1 KEPERAWATAN
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
MUHAMMADIYAH PALEMBANG
TAHUN AJARAN 2008 / 2009
SATUAN ACARA
PENYULUHAN
Topik :
Imunisasi D P T
Sub Pokok Bahasan : 1. Pengertian imunisasi
2. Tujuan imunisasi
3. Sasaran imunisasi
4. Pelaksanaan imunisasi
Waktu Pertemuan : 60 Menit
Sasaran : Ibu yang mempunyai anak balita
Tempat : Balai desa Ds.Sungai Bungin Kec.Pangkalampam Kab.OKI
Tanggal/Hari : 10 November 2009/ Senin
Sub Pokok Bahasan : 1. Pengertian imunisasi
2. Tujuan imunisasi
3. Sasaran imunisasi
4. Pelaksanaan imunisasi
Waktu Pertemuan : 60 Menit
Sasaran : Ibu yang mempunyai anak balita
Tempat : Balai desa Ds.Sungai Bungin Kec.Pangkalampam Kab.OKI
Tanggal/Hari : 10 November 2009/ Senin
Penyuluh
: Mahasiswa Stikes
Muhammadiyah palembang
Media : Leaflet
Metode : Penyuluhan
Evaluasi : Tanya Jawab
Media : Leaflet
Metode : Penyuluhan
Evaluasi : Tanya Jawab
A. PENDAHULUAN
Difteri adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri Corynebacterium
diptheriae. Penyebarannya adalah melalui kontak fisik atau pernafasan. Gejala awal penyakit adalah radang tenggorokan,
hilang nafsu makan dan demam ringan. Dalam 2-3 hari timbul selaput putih
kebiru- biruan pada tenggorokan dan tonsil. Difteri dapat menimbulkan komplikasi berupa gangguan pernafasan yang
berakibat kematian.
Pertussis disebut juga batuk rejan atau batuk 100 hari adalah penyakit pada saluran pernafasan yang disebabkan oleh bakteri Bordetella pertussis. Penyebaran pertusis adalah melalui tetesan kecil yang keluar dari batuk atau bersin. Gejala penyakit adalah pilek, mata merah, bersin , demam dan batuk ringan yang lama kelaman batuk menjadi parah dan menimbulkan batuk yang menggigil dan keras. Komplikasi pertussis adalah Pneumonia bacterialis yang dapat menyebabkan kematian.
Tetanus adalah penyakit yang disebabkan oleh Clostridium Tetani yang menghasilkan neurotoksin. Penyakit ini tidak menyebar dari orang ke orang, tetapi melalui kotoran yang masuk ke dalam luka yang dalam. Gejala awal penyakit adalah kaku otot pada rahang, disertai kaku pada leher, kesulitan menelan, kaku otot perut, berkeringat atau demam. Pada bayi terdapat juga gejala berhenti menetek ( sucking ) antara 3 s/d 28 hari setelah lahir. Gejala berikutnya adalah kejang yang hebat dan tubuh menjadi kaku.
Pertussis disebut juga batuk rejan atau batuk 100 hari adalah penyakit pada saluran pernafasan yang disebabkan oleh bakteri Bordetella pertussis. Penyebaran pertusis adalah melalui tetesan kecil yang keluar dari batuk atau bersin. Gejala penyakit adalah pilek, mata merah, bersin , demam dan batuk ringan yang lama kelaman batuk menjadi parah dan menimbulkan batuk yang menggigil dan keras. Komplikasi pertussis adalah Pneumonia bacterialis yang dapat menyebabkan kematian.
Tetanus adalah penyakit yang disebabkan oleh Clostridium Tetani yang menghasilkan neurotoksin. Penyakit ini tidak menyebar dari orang ke orang, tetapi melalui kotoran yang masuk ke dalam luka yang dalam. Gejala awal penyakit adalah kaku otot pada rahang, disertai kaku pada leher, kesulitan menelan, kaku otot perut, berkeringat atau demam. Pada bayi terdapat juga gejala berhenti menetek ( sucking ) antara 3 s/d 28 hari setelah lahir. Gejala berikutnya adalah kejang yang hebat dan tubuh menjadi kaku.
Pencegahan paling efektif adalah dengan imunisasi. Pemberian imunisasi ini
akan memberikan kekebalan aktif terhadap penyakit difteri, pertussis dan tetanus
dalam waktu bersamaan.Maka dari itu untuk meningkatkan pengetahuan tentang
imunisasi pada umumnya dan imunisasi DPT pada khususnya serta pengetahuan
tentang penyakit tersebut maka perlu ditingkatkan penyuluhan imunisasi pada
ibu-ibu yang mempunyai balita melalui kegiatan posyandu.
B. TUJUAN
a. Tujuan umum
a. Tujuan umum
Setelah mengikuti proses penyuluhan diharapkan ibu dapat mengerti dan
memahami manfaat daripada imunisasi D P T yang dilakukan di puskesmas tanjung
morawa
b. Tujuan khusus
b. Tujuan khusus
Setelah
mengikuti penyuluhan diharapkan ibu dapat mengerti :
- Pengertian D P T
- Pengertian Depteri
- Pengetian Pertusis
- Etiologi D P T
- Efek samping imunisasi D P T
- Manfaat Imunisasi D P T
- Pengertian D P T
- Pengertian Depteri
- Pengetian Pertusis
- Etiologi D P T
- Efek samping imunisasi D P T
- Manfaat Imunisasi D P T
Masyarakat Ds.Sungai Bungin Kec.
Pangkalampam Kab. OKI
Ketua : Miftahuddin
Sekretaris :
Ana nurkhasanah
Bandaharan : Citra pustikadewi
Seksi Acara : Iin herlina
Seksi Humas : Dwi yuliani ria
Seksi Dokumentasi : Indah lestari
Seksi Eevaluasi : Peranita
Seksi Perlengkapan : wina yunita desi
Seksi Konsumsi : Tri yulinarni
Acara
- Pembukaan oleh pembawa acara
- Sambuta – sambutan
-
Ketua
panitia selama 5 menit
-
Wakil
dari pendidikan 5 menit
-
Kepala
desa selama 5 menit
- Penyuluhan immunisasi D P T oleh petugas mahasiswa selama 15 menit
- Tanya jawab 30 menit dipadu mahasiswa keperawatan
• Petugas – petugas acara
Pembawa acara : Sidi
Moderator : Nasarudin
Notulen : Yuliani
Penyaji : Ely Dinia
Kepala desa : Siden Ali
Ketua BPD : Domir
Toko masyarakat : Salman Janun
Bidan desa : Ibu Dewi
Wakil pendidikan : Bpk. Yudi Abdul Majid S.Kep,. Ns
F. METODE
Diskusi dan
tanya jawab
G. MEDIA
Leaflet
H. RENCANA
EVALUASI KEGIATAN
1. Evaluasi struktur : rencana kegiatan
dipersiapkan 4 hari sebelum kegiatan dan informasi ke pengurus 2 hari sebelum
kegiatan
2. Evaluasi proses
• Peserta yang hadir 90%
• Tempat balai Ds. Sungai Bungin
Kec.pangkalampam Kab. OKI
•Peserta
yang aktif bartanya hanya 70%
3. Evaluasi hasil
•
Masyarakat mampu menjawab pertanyaan dan mengulang kembali definisi
immunisasi
• Masyarakat mampu menyebutkan
faktor immunisasi
•
Masyarakat mampu menjelaskan kembali
Panitia
Penyuluhan Kelompok pada komunitas
Ketua Sekretaris
Miftahuddin Ana
Nurkhasanah
Mengetahui
Yudi Abdul Majid,Skep.Ns
LAMPIRAN
MATERI
Imunisasi
a. Pengertian Imunisasi DPT
Imunisasi adalah suatu upaya untuk mendapatkan kekebalan terhadap suatu penyakit dengan cara memasukkan kuman atau produk kuman yang sudah dilemahkan atau dimatikan kedalam tubuh. Dengan memasukkan kuman atau bibit penyakit tersebut diharapkan tubuh dapat menghasilkan zat anti yang ada pada saatnya nanti digunakan tubuh untuk melawan kuman atau bibit penyakit yang menyerang tubuh.
Imunisasi adalah memasukkan vaksin kedalam tubuh untuk membuat zat anti untuk mencegah penyakit.
Vaksin adalah suatu bahan yang terbuat dari kuman, komponen kuman, atau racun kuman yang telah dilemahkan atau dimatikan.
Vaksin difteria terbuat dari toksin kuman difteri yang telah dilemahkan.
Vaksin Tetanus yaitu toksin kuman tetanus yang telah dilemahkan dan kemudian dimurnikan.
Vaksin Pertusis terbuat dari kuman Bordetella Pertusis yang telah dimatikan.
Selanjutnya ketiga vaksin ini dikemas bersama yang dikenal dengan vaksin DPT. (Prof. DR.A.H. Markum, 2000 : 18)
Imunisasi DPT adalah upaya untuk mendapatkan kekebalan terhadap penyakit Diferi, Pertusis, Tetanus dengan cara memasukkan kuman difteri, pertusis, tetanus yang telah dilemahkan dan dimatikan kedalam tubuh sehingga tubuh dapat menghasilkan zat anti yang pada saatnya nanti digunakan tubuh untuk melawan kuman atau bibit ketiga penyakit tersebut.
Imunisasi
a. Pengertian Imunisasi DPT
Imunisasi adalah suatu upaya untuk mendapatkan kekebalan terhadap suatu penyakit dengan cara memasukkan kuman atau produk kuman yang sudah dilemahkan atau dimatikan kedalam tubuh. Dengan memasukkan kuman atau bibit penyakit tersebut diharapkan tubuh dapat menghasilkan zat anti yang ada pada saatnya nanti digunakan tubuh untuk melawan kuman atau bibit penyakit yang menyerang tubuh.
Imunisasi adalah memasukkan vaksin kedalam tubuh untuk membuat zat anti untuk mencegah penyakit.
Vaksin adalah suatu bahan yang terbuat dari kuman, komponen kuman, atau racun kuman yang telah dilemahkan atau dimatikan.
Vaksin difteria terbuat dari toksin kuman difteri yang telah dilemahkan.
Vaksin Tetanus yaitu toksin kuman tetanus yang telah dilemahkan dan kemudian dimurnikan.
Vaksin Pertusis terbuat dari kuman Bordetella Pertusis yang telah dimatikan.
Selanjutnya ketiga vaksin ini dikemas bersama yang dikenal dengan vaksin DPT. (Prof. DR.A.H. Markum, 2000 : 18)
Imunisasi DPT adalah upaya untuk mendapatkan kekebalan terhadap penyakit Diferi, Pertusis, Tetanus dengan cara memasukkan kuman difteri, pertusis, tetanus yang telah dilemahkan dan dimatikan kedalam tubuh sehingga tubuh dapat menghasilkan zat anti yang pada saatnya nanti digunakan tubuh untuk melawan kuman atau bibit ketiga penyakit tersebut.
b. Manfaat Imunisasi DPT Dasar
Salah satu upaya agar anak-anak jangan sampai menderita suatu penyakit adalah dengan jalan memberikan imunisasi. Dengan imunisasi ini tubuh akan membuat zat anti dalam jumlah banyak, sehingga anak tersebut kebal terhadap penyakit. Jadi tujuan imunisasi DPT adalah membuat anak kebal terhadap penyakit Difteri, Pertusis, Tetanus.
Selain itu manfaat pemberian imunisasi DPT adalah :
a. Untuk menimbulkan kekebalan aktif dalam waktu yang bersamaan terhadap penyakit difteri, pertusis (batuk rejan), tetanus.
b. Apabila terjadi penyakit tersebut, akan jauh lebih ringan dibanding terkena penyakit secara alami.
Secara alamiah sampai batas tertentu tubuh juga memiliki cara membuat kekebalan tubuh sendiri dengan masuknya kuman-kuman kedalam tubuh. Namun bila jumlah yang masuk cukup banyak dan ganas, bayi akan sakit. Dengan semakin berkembangnya teknologi dunia kedokteran, sakit berat masih bisa ditanggulangi dengan obat-obatan. Namun bagaimanapun juga pencegahan adalah jauh lebih baik dari pada pengobatan.
c.Jenis-Jenis Penyakit Yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi DPT
1.Difteri
Penyakit difteria disebabkan oleh sejenis bacteria yang disebut Corynebacterium diphtheriae. Sifatnya sangat ganas dan mudah menular. Seorang anak akan terjangkit difteria bila ia berhubungan langsung dengan anak lain sebagai penderita difteri atau sebagai pembawa kuman (karier) : yaitu dengan terhisapnya percikan udara yang mengandung kuman. Bila anak nyata menderita difteri dapat dengan mudah dipisahkan. Tetapi seorang karier akan tetap berkeliaran dan bermain dengan temannya karena memang ia sendiri tidak sakit. Jadi, ditinjau dari segi penularannya, anak karier ini merupakan sumber penularan penyakit yang sulit diberantas. Dalam hal inilah perlunya dilakukan imunisasi. Dengan imunisasi anak akan terhindar, sedangkan temannya yang belum pernah mendapat imunisasi akan tertular penyakit difteri yang diperoleh dari temannya sendiri yang menjadi karier.
Anak yang terjangkit difteri akan menderita demam tinggi. Selain pada tonsil (amandel) atau tenggorok terlihat selaput putih kotor. Dengan cepat selaput ini meluas ke bagian tenggorok sebelah dalam dan menutupi jalan nafas, sehingga anak seolah-olah tercekik dan sukar bernafas. Kegawatan lain pada difteri adalah adanya racun yang dihasilkan oleh kuman difteri. Racun ini dapat menyerang otot jantung, ginjal dan beberapa serabut saraf. Kematian akibat difteri sangat tinggi biasanya disebabkan anak tercekik oleh selaput putih pada tenggorok atau karena jantung akibat racun difteria yang merusak otot jantung.
2. Pertusis
Pertusis atau batuk rejan, atau yang lebih dikenal dengan batuk seratus hari, disebabkan oleh kuman Bordetella Pertusis. Penyakit ini cukup parah bila diderita anak balita, bahkan dapat berakibat kematian pada anak usia kurang dari 1 tahun. Gejalanya sangat khas, yaitu anak tiba-tiba batuk keras secara terus menerus, sukar berhenti, muka menjadi merah atau kebiruan, keluar air mata dan kadang-kadang sampai muntah. Karena batuk yang sangat keras, mungkin akan disertai dengan keluarnya sedikit darah. Batuk akan berhenti setelah ada suara melengking pada waktu menarik nafas, kemudian akan tampak letih dengan wajah yang lesu. Batuk semacam ini terutama terjadi pada malam hari.
Bila penyakit ini diderita oleh seorang bayi, terutama yang baru berumur beberapa bulan, akan merupakan keadaan yang sangat berat dan dapat berakhir dengan kematian akibat suatu komplikasi.
3.Tetanus
Penyakit Tetanus masih terdapat diseluruh dunia, karena kemungkinan anak untuk mendapat luka tetap ada. Misalnya terjatuh, luka tusuk, luka bakar, koreng, gigitan binatang, gigi bolong, radang telinga. Luka tersebut merupakan pintu masuk kuman tetanus yang dikenal sebagai Clostridium tetani. Kuman ini akan berkembang biak dan membentuk racun yang berbahaya. Racun inilah yang merusak sel susunan saraf pusat tulang belakang yang menjadi dasar timbulnya gejala penyakit. Gejala tetanus yang khas adalah kejang, dan kaku secara menyeluruh, otot dinding perut yang teraba keras dan tegang seperti papan, mulut kaku dan sukar dibuka.
d. Jadwal Pemberian Imunisasi
Imunisasi dasar DPT diberikan tiga kali, karena saat imunisasi pertama belum memiliki kadar antibody protektif terhadap difteri dan akan memiliki kadar antibody setelah mendapatkan imunisasi 3 kali. Dimulai sejak bayi berumur dua bulan dengan selang waktu antara dua penyuntikan minimal 4 minggu.
Imunisasi DPT tidak boleh diberikan kepada anak yang sakit parah dan anak yang menderita penyakit kejang demam kompleks. Jiga tidak boleh diberikan pada anak dengan batuk yang diduga mungkin sedang menderita batuk rejan. Bila pada suntikan DPT pertama terjadi reaksi yang berat maka sebaiknya suntikan berikut jangan diberikan DPT lagi melainkan DT saja (tanpa P). (Prof. DR.A.H. Markum, 2000)
DPT biasanya tidak diberikan pada anak usia kurang dari 6 minggu, disebabkan respon terhadap pertusis dianggap tidak optimal, sedangkan respon terhadap tetanus dan difteri adalah cukup baik tanpa memperdulikan adanya antibody maternal.
e. Efek Samping Imunisasi DPT
Kira-kira pada separuh penerima DPT akan terjadi kemerahan, bengkak dan nyeri pada lokasi injeksi. Proporsi yang sama juga akan menderita demam ringan. Anak juga sering gelisah dan menangis terus menerus selama beberapa jam pasca suntikan.
Kadang-kadang terdapat efek samping yang lebih berat seperti demam tinggi atau kejang yang biasanya disebabkan oleh unsur pertusisnya.
EVALUASI
Ibu
dapat mengerti :
- Pengertian D P T
- Pengertian Depteri
- Pengetian Pertusis
- Etiologi D P T
- Efek samping imunisasi D P T
- Manfaat Imunisasi D P T
- Pengertian D P T
- Pengertian Depteri
- Pengetian Pertusis
- Etiologi D P T
- Efek samping imunisasi D P T
- Manfaat Imunisasi D P T
PENUTUP
Imunisasi DPT adalah upaya untuk mendapatkan
kekebalan terhadap penyakit Diferi, Pertusis, Tetanus dengan cara memasukkan
kuman difteri, pertusis, tetanus yang telah dilemahkan dan dimatikan kedalam
tubuh sehingga tubuh dapat menghasilkan zat anti yang pada saatnya nanti
digunakan tubuh untuk melawan kuman atau bibit ketiga penyakit tersebut. tujuan
imunisasi DPT adalah membuat anak kebal terhadap penyakit ( Difteri, Pertusis, Tetanus ), untuk
menimbulkan kekebalan aktif dalam waktu yang bersamaan terhadap penyakit
difteri, pertusis (batuk rejan), tetanus, apabila terjadi penyakit tersebut,
akan jauh lebih ringan dibanding terkena penyakit secara alami.
Maka dari itu ntuk meningkatkan derajat kesehatan khususnya balita perlu diadakan imunisasi. Salah satu imunisasi yang dapat diberikan pada balita adalah imunisasi DPT. Imunusasi DTP-1 diberikan pada umur lebih dari 6 minggu atau umur 2 bulan, imunisasi DPT-2 diberikan pada umur 4 bulan, imunisasi DPT-3 diberikan pada umur 6 bulan, imunisasi DPT-4 diberikan pada umur 18 bulan atau diberikan 1 tahun setelah DTP-3, DTP-5 diberikan pada umur 5 tahun. Penyakit difteri, pertusis dan tetanus (DPT) merupakan penyakit menular yang masih menjadi masalah kesehatan di Indonesia. Oleh karena itu, Departemen Kesehatan bersama dengan WHO menetapkan vaksinasi DPT sebagai Imunisasi wajib bagi balita secara nasional.
Maka dari itu ntuk meningkatkan derajat kesehatan khususnya balita perlu diadakan imunisasi. Salah satu imunisasi yang dapat diberikan pada balita adalah imunisasi DPT. Imunusasi DTP-1 diberikan pada umur lebih dari 6 minggu atau umur 2 bulan, imunisasi DPT-2 diberikan pada umur 4 bulan, imunisasi DPT-3 diberikan pada umur 6 bulan, imunisasi DPT-4 diberikan pada umur 18 bulan atau diberikan 1 tahun setelah DTP-3, DTP-5 diberikan pada umur 5 tahun. Penyakit difteri, pertusis dan tetanus (DPT) merupakan penyakit menular yang masih menjadi masalah kesehatan di Indonesia. Oleh karena itu, Departemen Kesehatan bersama dengan WHO menetapkan vaksinasi DPT sebagai Imunisasi wajib bagi balita secara nasional.
0 komentar:
Posting Komentar