Satuan Acara
Penyuluhan/SAP
1. Pokok
bahasan : Imunisasi D P T
2. Sub Pokok Bahasan : 1. Pengertian imunisasi
2. Tujuan imunisasi
3. Sasaran imunisasi
4. Pelaksanaan imunisasi
3. Waktu Pertemuan : 1 X 20 Menit
4. Sasaran : Ibu yang mempunyai anak balita
5. Tempat : Puskesmas Tanjung Morawa B
6. Tanggal : 10 november 2009
2. Sub Pokok Bahasan : 1. Pengertian imunisasi
2. Tujuan imunisasi
3. Sasaran imunisasi
4. Pelaksanaan imunisasi
3. Waktu Pertemuan : 1 X 20 Menit
4. Sasaran : Ibu yang mempunyai anak balita
5. Tempat : Puskesmas Tanjung Morawa B
6. Tanggal : 10 november 2009
7. Penyuluh
: Mahasiswa Stikes
Muhammadiyah palembang
Latar Belakang
Difteri adalah penyakit yang disebabkan
oleh bakteri Corynebacterium diptheriae. Penyebarannya adalah melalui kontak
fisik atau pernafasan. Gejala awal penyakit adalah
radang tenggorokan, hilang nafsu makan dan demam ringan. Dalam 2-3 hari timbul
selaput putih kebiru- biruan pada tenggorokan dan tonsil. Difteri dapat menimbulkan komplikasi berupa
gangguan pernafasan yang berakibat kematian.
Pertusis disebut juga batuk rejan atau
batuk 100 hari adalah penyakit pada saluran pernafasan yang disebabkan oleh
bakteri Bordetella pertussis. Penyebaran pertusis adalah melalui tetesan kecil
yang keluar dari batuk atau bersin. Gejala penyakit
adalah pilek, mata merah, bersin , demam dan batuk ringan yang lama kelaman
batuk menjadi parah dan menimbulkan batuk yang menggigil dan keras. Komplikasi
pertusis adalah Pneumonia bacterialis yang dapat menyebabkan kematian.
Tetanus adalah penyakit yang disebabkan oleh Clostridium Tetani yang
menghasilkan neurotoksin. Penyakit ini tidak menyebar dari orang ke orang,
tetapi melalui kotoran yang masuk ke dalam luka yang dalam. Gejala awal penyakit adalah kaku
otot pada rahang, disertai kaku pada leher, kesulitan menelan, kaku otot perut,
berkeringat atau demam. Pada bayi terdapat juga gejala berhenti menetek (
sucking ) antara 3 s/d 28 hari setelah lahir. Gejala berikutnya adalah kejang
yang hebat dan tubuh menjadi kaku.
Pencegahan paling efektif adalah dengan
imunisasi. Pemberian imunisasi ini akan memberikan kekebalan aktif terhadap
penyakit difteri, pertusis dan tetanus dalam waktu bersamaan.Maka dari itu untuk
meningkatkan pengetahuan tentang imunisasi pada umumnya dan imunisasi DPT pada
khususnya serta pengetahuan tentang penyakit tersebut maka perlu ditingkatkan
penyuluhan imunisasi pada ibu-ibu yang mempunyai balita melalui kegiatan
posyandu.
Tujuan
a. Tujuan umum
a. Tujuan umum
Setelah mengikuti proses penyuluhan
diharapkan ibu dapat mengerti dan memahami manfaat daripada imunisasi D P T
yang dilakukan di puskesmas tanjung morawa
b. Tujuan khusus
Setelah mengikuti penyuluhan
diharapkan ibu dapat mengerti:
- pengertian imunisasi DPT
- pengertian imunisasi DPT
-
manfaat
imunisasi DPT
-
Jenis-jenis
penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi DPT
-
Jadwal
Pemberian Imunisasi
-
Efek
Samping Imunisasi DPT
Kegiatan : ( 20 menit )
No
|
Langkah-langkah
|
Waktu
|
Kegiatan Penyuluhan
|
Kegiatan sasaran
|
1
|
pendahuluan
|
10’
|
-
memberi
salam
-
memperkenalkan
diri
-
menjelaskan
maksud dan tujuan
-
memberikan
pre test
|
-
menjawab
salam
-
menjawab
pertanyaan
|
2
|
penyajian
|
|
-
menjelaskan
tentang pengertian imunisasi DPT
-
manfaat
imunisasi DPT
-
Jenis-Jenis
Penyakit Yang Dapat Dicegah
Dengan Imunisasi DPT
-
Jadwal
Pemberian Imunisasi
-
Efek
Samping Imunisasi DPT
|
- mendengarkan dengan seksama
|
3
|
evaluasi
|
15’
|
-
Tanya
Jawab
-
Menanyakan
Kembali
-
Post
test
|
- partisipasi aktif
|
4
|
penutup
|
5’
|
-
meminta
atau memberi pesan dan kesan
-
memberi
salam
|
- memberikan
pesan dan kesan
-
menjawab
salam
|
11.
Media : Leaflet, poster
12. Metode : Penyuluhan
13. Evaluasi : tanya jawab
12. Metode : Penyuluhan
13. Evaluasi : tanya jawab
Lampiran Materi
IMUNISASI
IMUNISASI
a. Pengertian Imunisasi DPT
Imunisasi adalah suatu upaya untuk
mendapatkan kekebalan terhadap suatu penyakit dengan cara memasukkan kuman atau
produk kuman yang sudah dilemahkan atau dimatikan kedalam tubuh. Dengan
memasukkan kuman atau bibit penyakit tersebut diharapkan tubuh dapat
menghasilkan zat anti yang ada pada saatnya nanti digunakan tubuh untuk melawan
kuman atau bibit penyakit yang menyerang tubuh.
Imunisasi adalah memasukkan vaksin kedalam tubuh untuk membuat zat anti untuk mencegah penyakit.
Imunisasi adalah memasukkan vaksin kedalam tubuh untuk membuat zat anti untuk mencegah penyakit.
Vaksin adalah suatu bahan yang terbuat
dari kuman, komponen kuman, atau racun kuman yang telah dilemahkan atau
dimatikan.Vaksin difteria terbuat dari toksin kuman difteri yang telah
dilemahkan.Vaksin Tetanus yaitu toksin kuman tetanus yang telah dilemahkan dan
kemudian dimurnikan.Vaksin Pertusis terbuat dari kuman Bordetella Pertusis yang
telah dimatikan.Selanjutnya ketiga vaksin ini dikemas bersama yang dikenal
dengan vaksin DPT. (Prof. DR.A.H. Markum, 2000 : 18)Imunisasi DPT adalah upaya
untuk mendapatkan kekebalan terhadap penyakit Diferi, Pertusis, Tetanus dengan
cara memasukkan kuman difteri, pertusis, tetanus yang telah dilemahkan dan
dimatikan kedalam tubuh sehingga tubuh dapat menghasilkan zat anti yang pada
saatnya nanti digunakan tubuh untuk melawan kuman atau bibit ketiga penyakit
tersebut.
b. Manfaat Imunisasi DPT Dasar
Salah satu upaya agar anak-anak jangan
sampai menderita suatu penyakit adalah dengan jalan memberikan imunisasi. Dengan imunisasi ini tubuh akan membuat
zat anti dalam jumlah banyak, sehingga anak tersebut kebal terhadap penyakit.
Jadi tujuan imunisasi DPT adalah membuat anak kebal terhadap penyakit Difteri,
Pertusis, Tetanus.
Selain itu manfaat pemberian imunisasi DPT adalah :
Selain itu manfaat pemberian imunisasi DPT adalah :
a. Untuk menimbulkan kekebalan aktif dalam
waktu yang bersamaan terhadap penyakit difteri, pertusis (batuk rejan),
tetanus.
b. Apabila terjadi penyakit tersebut, akan
jauh lebih ringan dibanding terkena penyakit secara alami.
Secara alamiah sampai batas tertentu tubuh
juga memiliki cara membuat kekebalan tubuh sendiri dengan masuknya kuman-kuman
kedalam tubuh. Namun bila jumlah yang masuk cukup banyak dan ganas, bayi akan
sakit. Dengan semakin berkembangnya teknologi dunia kedokteran, sakit berat
masih bisa ditanggulangi dengan obat-obatan. Namun bagaimanapun juga pencegahan
adalah jauh lebih baik dari pada pengobatan.
c.Jenis-Jenis Penyakit Yang Dapat Dicegah
Dengan Imunisasi DPT
1.Difteri
Penyakit difteria disebabkan oleh sejenis bacteria yang disebut Corynebacterium diphtheriae. Sifatnya sangat ganas dan mudah menular. Seorang anak akan terjangkit difteria bila ia berhubungan langsung dengan anak lain sebagai penderita difteri atau sebagai pembawa kuman (karier) : yaitu dengan terhisapnya percikan udara yang mengandung kuman. Bila anak nyata menderita difteri dapat dengan mudah dipisahkan. Tetapi seorang karier akan tetap berkeliaran dan bermain dengan temannya karena memang ia sendiri tidak sakit. Jadi, ditinjau dari segi penularannya, anak karier ini merupakan sumber penularan penyakit yang sulit diberantas. Dalam hal inilah perlunya dilakukan imunisasi. Dengan imunisasi anak akan terhindar, sedangkan temannya yang belum pernah mendapat imunisasi akan tertular penyakit difteri yang diperoleh dari temannya sendiri yang menjadi karier.
Penyakit difteria disebabkan oleh sejenis bacteria yang disebut Corynebacterium diphtheriae. Sifatnya sangat ganas dan mudah menular. Seorang anak akan terjangkit difteria bila ia berhubungan langsung dengan anak lain sebagai penderita difteri atau sebagai pembawa kuman (karier) : yaitu dengan terhisapnya percikan udara yang mengandung kuman. Bila anak nyata menderita difteri dapat dengan mudah dipisahkan. Tetapi seorang karier akan tetap berkeliaran dan bermain dengan temannya karena memang ia sendiri tidak sakit. Jadi, ditinjau dari segi penularannya, anak karier ini merupakan sumber penularan penyakit yang sulit diberantas. Dalam hal inilah perlunya dilakukan imunisasi. Dengan imunisasi anak akan terhindar, sedangkan temannya yang belum pernah mendapat imunisasi akan tertular penyakit difteri yang diperoleh dari temannya sendiri yang menjadi karier.
Anak yang terjangkit difteri akan
menderita demam tinggi. Selain pada tonsil (amandel) atau tenggorok terlihat
selaput putih kotor. Dengan cepat selaput ini meluas ke bagian tenggorok
sebelah dalam dan menutupi jalan nafas, sehingga anak seolah-olah tercekik dan
sukar bernafas. Kegawatan lain pada difteri adalah adanya racun yang dihasilkan
oleh kuman difteri. Racun ini dapat menyerang otot jantung, ginjal dan beberapa
serabut saraf. Kematian akibat difteri sangat tinggi biasanya disebabkan anak
tercekik oleh selaput putih pada tenggorok atau karena jantung akibat racun
difteria yang merusak otot jantung.
2. Pertusis
Pertusis atau batuk rejan, atau yang lebih
dikenal dengan batuk seratus hari, disebabkan oleh kuman Bordetella Pertusis.
Penyakit ini cukup parah bila diderita anak balita, bahkan dapat berakibat
kematian pada anak usia kurang dari 1 tahun. Gejalanya sangat khas, yaitu anak
tiba-tiba batuk keras secara terus menerus, sukar berhenti, muka menjadi merah
atau kebiruan, keluar air mata dan kadang-kadang sampai muntah. Karena batuk
yang sangat keras, mungkin akan disertai dengan keluarnya sedikit darah. Batuk
akan berhenti setelah ada suara melengking pada waktu menarik nafas, kemudian
akan tampak letih dengan wajah yang lesu. Batuk semacam ini terutama terjadi
pada malam hari.
Bila penyakit ini diderita oleh seorang
bayi, terutama yang baru berumur beberapa bulan, akan merupakan keadaan yang
sangat berat dan dapat berakhir dengan kematian akibat suatu komplikasi.
3.Tetanus
Penyakit Tetanus masih terdapat diseluruh dunia, karena kemungkinan anak untuk mendapat luka tetap ada. Misalnya terjatuh, luka tusuk, luka bakar, koreng, gigitan binatang, gigi bolong, radang telinga. Luka tersebut merupakan pintu masuk kuman tetanus yang dikenal sebagai Clostridium tetani. Kuman ini akan berkembang biak dan membentuk racun yang berbahaya. Racun inilah yang merusak sel susunan saraf pusat tulang belakang yang menjadi dasar timbulnya gejala penyakit. Gejala tetanus yang khas adalah kejang, dan kaku secara menyeluruh, otot dinding perut yang teraba keras dan tegang seperti papan, mulut kaku dan sukar dibuka.
Penyakit Tetanus masih terdapat diseluruh dunia, karena kemungkinan anak untuk mendapat luka tetap ada. Misalnya terjatuh, luka tusuk, luka bakar, koreng, gigitan binatang, gigi bolong, radang telinga. Luka tersebut merupakan pintu masuk kuman tetanus yang dikenal sebagai Clostridium tetani. Kuman ini akan berkembang biak dan membentuk racun yang berbahaya. Racun inilah yang merusak sel susunan saraf pusat tulang belakang yang menjadi dasar timbulnya gejala penyakit. Gejala tetanus yang khas adalah kejang, dan kaku secara menyeluruh, otot dinding perut yang teraba keras dan tegang seperti papan, mulut kaku dan sukar dibuka.
d. Jadwal Pemberian Imunisasi
Imunisasi dasar DPT diberikan tiga kali,
karena saat imunisasi pertama belum memiliki kadar antibody protektif terhadap
difteri dan akan memiliki kadar antibody setelah mendapatkan imunisasi 3 kali.
Dimulai sejak bayi berumur dua bulan dengan selang waktu antara dua penyuntikan
minimal 4 minggu.
Imunisasi DPT tidak boleh diberikan kepada
anak yang sakit parah dan anak yang menderita penyakit kejang demam kompleks.
Jiga tidak boleh diberikan pada anak dengan batuk yang diduga mungkin sedang
menderita batuk rejan. Bila pada suntikan DPT pertama terjadi reaksi yang berat
maka sebaiknya suntikan berikut jangan diberikan DPT lagi melainkan DT saja
(tanpa P). (Prof. DR.A.H. Markum, 2000)
DPT biasanya tidak diberikan pada anak usia kurang dari 6 minggu, disebabkan respon terhadap pertusis dianggap tidak optimal, sedangkan respon terhadap tetanus dan difteri adalah cukup baik tanpa memperdulikan adanya antibody maternal.
DPT biasanya tidak diberikan pada anak usia kurang dari 6 minggu, disebabkan respon terhadap pertusis dianggap tidak optimal, sedangkan respon terhadap tetanus dan difteri adalah cukup baik tanpa memperdulikan adanya antibody maternal.
e. Efek Samping Imunisasi DPT
Kira-kira pada separuh penerima DPT akan
terjadi kemerahan, bengkak dan nyeri pada lokasi injeksi. Proporsi yang sama juga akan menderita demam
ringan. Anak juga sering gelisah dan menangis terus menerus selama beberapa jam
pasca suntikan.
Kadang-kadang terdapat efek samping yang lebih berat seperti demam tinggi atau kejang yang biasanya disebabkan oleh unsur pertusisnya.
Kadang-kadang terdapat efek samping yang lebih berat seperti demam tinggi atau kejang yang biasanya disebabkan oleh unsur pertusisnya.
Evaluasi
Apakah ibu sudah mengetahui tentang :
pengertian imunisasi DPT
pengertian imunisasi DPT
-
manfaat
imunisasi DPT
-
Jenis-jenis
penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi DPT
-
Jadwal
Pemberian Imunisasi
-
Efek
Samping Imunisasi DPT
Penutup
Imunisasi DPT adalah upaya untuk
mendapatkan kekebalan terhadap penyakit Diferi, Pertusis, Tetanus dengan cara
memasukkan kuman difteri, pertusis, tetanus yang telah dilemahkan dan dimatikan
kedalam tubuh sehingga tubuh dapat menghasilkan zat anti yang pada saatnya
nanti digunakan tubuh untuk melawan kuman atau bibit ketiga penyakit tersebut. tujuan
imunisasi DPT adalah membuat anak kebal terhadap penyakit ( Difteri, Pertusis, Tetanus ), untuk
menimbulkan kekebalan aktif dalam waktu yang bersamaan terhadap penyakit
difteri, pertusis (batuk rejan), tetanus, apabila terjadi penyakit tersebut,
akan jauh lebih ringan dibanding terkena penyakit secara alami.
Maka dari itu ntuk meningkatkan derajat kesehatan khususnya balita perlu diadakan imunisasi. Salah satu imunisasi yang dapat diberikan pada balita adalah imunisasi DPT. Imunusasi DTP-1 diberikan pada umur lebih dari 6 minggu atau umur 2 bulan, imunisasi DPT-2 diberikan pada umur 4 bulan, imunisasi DPT-3 diberikan pada umur 6 bulan, imunisasi DPT-4 diberikan pada umur 18 bulan atau diberikan 1 tahun setelah DTP-3, DTP-5 diberikan pada umur 5 tahun. Penyakit difteri, pertusis dan tetanus (DPT) merupakan penyakit menular yang masih menjadi masalah kesehatan di Indonesia. Oleh karena itu, Departemen Kesehatan bersama dengan WHO menetapkan vaksinasi DPT sebagai Imunisasi wajib bagi balita secara nasional.
Maka dari itu ntuk meningkatkan derajat kesehatan khususnya balita perlu diadakan imunisasi. Salah satu imunisasi yang dapat diberikan pada balita adalah imunisasi DPT. Imunusasi DTP-1 diberikan pada umur lebih dari 6 minggu atau umur 2 bulan, imunisasi DPT-2 diberikan pada umur 4 bulan, imunisasi DPT-3 diberikan pada umur 6 bulan, imunisasi DPT-4 diberikan pada umur 18 bulan atau diberikan 1 tahun setelah DTP-3, DTP-5 diberikan pada umur 5 tahun. Penyakit difteri, pertusis dan tetanus (DPT) merupakan penyakit menular yang masih menjadi masalah kesehatan di Indonesia. Oleh karena itu, Departemen Kesehatan bersama dengan WHO menetapkan vaksinasi DPT sebagai Imunisasi wajib bagi balita secara nasional.
0 komentar:
Posting Komentar