Sabtu, 15 Oktober 2011

di malam yang hening ini bayangmu menari,
Hingga ramaikan segala anganku
Walau keadaan masih tetaplah sepi dan Menggelapkan
teriring sakit yang pernah ku lakukan
Akupun tertatih di atas runcing tombak yang tajam
Menusuk jalur-jalur nadiku yang berjalan
Sampai saat tak henti-henti aku terluka,
Hingga nadiku terasa terhenti dan mati.

Kau pernah hadirkan ruang terang dengan cahayamu
Kau juga hadir di malamku dengan rembulan
namun akhirnya sekilas saja kau tampakan,
Karena setelah itu kau sembunyi dalam kabut hitam
Akhirnya benar-benar hilang terhalang hujan,,
Kau benar-benar hilang dengan sejuta kenangan

Tak akan lagi aku sanggup
Mengepak sayap mengitari bumi
Menyibak kabut di pagi
Sungguh aku tak akan sanggup
Walau hanya memandang dunia

dan kini...
aku menanggung sakit tiada bertabib
Menanggung lara tiada pelipur
Dirangka sayapku yang patah
Dihati yang tersayat oleh rasa
Melawan benci diruang cinta
Dijantung yang tertusuk duri
Hingga aku tiada tersadar lagi

aku teteskan buih kejernihan dari kedua mataku.
mengalir lembut ketepian raut senduku.
apa ini?
ini bukan airmata,
tapi ini derita.
meneteskan lara,
dan membekaskan goresan luka didasar hatiku yang paling dalam.

mungkin airmata ini tidak akan pernah mengering.
membekaskan sayatan yang semakin hari kan menyiksa.
tapi aku selalu berharap,
airmata ini kan selalu menjadi doa yang mengiringi setiap langkahnya,
dimanapun dia berada.

kisah pertemuan 26 agustus 2011..
terungkap cinta 09 september 2011..

0 komentar: