Sabtu, 22 Oktober 2011

strategi pelaksanaan keperawatan jiwa

STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN


• Masalah : Perubahan persepsi sensori : Halusinasi.
• Pertemuan : Ke-1 (pertama)

A. PROSES KEPERAWATAN

1. Kondisi
Klien terlihat bicara atau tertawa sendiri, marah-marah tanpa sebab, mendekatkan telinga kearah tertentu, dan menutup telinga. Klien mengatakan mendengar suara-suara atau kegaduhan, mendengar suara menyuruh melakukan sesuatu yang berbahaya.

2. Diagnosis Keperawatan
Perubahan persepsi sensori : Halusinasi

3. Tujuan Khusus/SP 1
• Klien dapat membina hubungan saling percaya, dengan kriteria sebagai berikut:
a. Ekspresi wajah bersahabat
b. Menunjukkan rasa senang
c. Klien bersedia diajak berjabat tangan
d. Klien bersedia menyebutkan nama
e. Ada kontak mata
f. Klien bersedia duduk berdampingan dengan perawat
g. Klien bersedia mengutarakan masalah yng dihadapinya
• Membantu klien mengenali halusinasinya
• Mengajarkan klien mengontrol halusinasinya dengan menghardik halusinasinya

4. Rencana \Tindakan Keperawatan
• Bina hubungan saling percaya dengan prinsip komunikasi terapeutik
a. Sapa klien dengan ramah baik verbal maupun nonverbal
b. Perkenalkan diri dengan sopan
c. Tanyakan nama lengkap klien dan nama penggilan yang disukai klien
d. Jelaskan tujuan pertemuan
e. Jujur dan menepati janji
f. Tunjukkan sikap empati dan menerima klien apa adanya
g. Beri perhatian kepada klien dan memperhatikan kebutuhan dasar klien
• Bantu klien mengenal halusinasinya yang meliputi isi, waktu terjadinya halusinasi, frekuensi, situasi pencetus, dan perasaan saat terjadi halusinasi
• Latih klien untuk mengontrol halusinasi dengan cara menghardik. Tahapan tindakan yang dapat dilakukan meliputi hal-hal sebagai berikut.
a. Jelaskan cara menghardik halusinasi
b. Peragakan cara menghardik halusinasi
c. Minta klien memperagakan ulang
d. Pantau penerapan cara ini dan beri penguatan pada prilaku klien yang sesuai
e. Masukkan dalam jadwal kgiatan klien

B. STRATEGI KOMUNIKASI DAN PELAKSANAAN

1. Orientasi
• Salam terapeutik
“Selamat pagi, assalamu’alaikum….boleh saya kenalan dengan Ibu? Nama saya….boleh panggil saya….saya mahasiswa keperawatan….saya sedang praktik disini dari pukul 08.00 WIB sampai dengan pukul 13.00 WIB siang. Kalau boleh saya tahu nama ibu siapa da senang dipanggil dengan sebutan apa?”

• Evaluasi/validasi
“Bagaimana perasaan ibu hari ini? Bagaimana tidurnya tadi malam? Ada keluhan tidak?”

• Kontrak
a. Topik : “Apakah Ibu tidak keberatan untuk ngobrol dengan saya? Menurut Ibu sebaiknya kita ngobrol apa ya? Bagaimana kalau kita ngobrol tentang suara dan sesuatu yang selama ini Ibu dengar dan lihat tetapi tidak tampak wujudnya?”
b. Waktu : “Berapa lama kira-kira kita bisa ngobrol? Ibu mau berapa
menit? Bagaimana kalau 10 menit? Bisa!”
c. Tempat : “Dimana kita duduk? Di teras? Di kursi panjang itu, atau
mau dimana?”.

2. Kerja
“Apakah Ibu sering mendengar suara tanpa ada wujudnya?”
“Apakah yang dikatakan suara itu?”
“Apakah Ibu melihat sesuatu/orang/bayangan/makhluk?
“Seperti apa yang kelihatan?”
“Apakah terus-menerus terlihat dan terdengar, atau hanya sewaktu-waktu saja?”
“Kapan paling sering Ibu melihat sesuatu atau mendengar sesuatu tersebut?”
“Berapa kali sehari Ibu mengalaminya?”
“Pada keadaan apa, apakah pada waktu sendiri?”
“Apa yang Ibu rasakan pada saat mendengar suara itu?”
“Apa yang Ibu rasakan pada saat melihat sesuatu?”
“Apa yang Ibu lakukan saat melihat sesuatu?”
“Apa yang Ibu lakukan saat mendengar suara tersebut?”
“Apakah dengan cara itu suara dan bayangan tersebut hilang?”
“Bagaimana kalau kita belajar cara unutk mencegah suara-suara atau bayangan agar tidak muncul?”
“Ibu ada empat cara untuk mencegah suara-suara atau bayangan agar tidak muncul?”
“Pertama, dengan menghardik suara tersebut.”
“Kedua, dengan cara bercakap-cakap dengan orang lain.”
“Ketiga, melakukan kegiatan yang sudah terjadwal.”
“Keempat, minum obat dengan teratur.”
“Bagaimana kalau kita belajar satu cara dulu, yaitu dengan mengardik.”
“Cara seperti ini:
• Saat suara itu muncul, langsung ibu bilang, pergi saya tidak mau dengar………saya tidak mau dengar. Kamu suara palsu. Begitu diulang-ulang sampai suara itu tidak terdengar lagi. Coba ibu peragakan! Nah begitu….bagus! coba lagi! Ya bagus ibu sudah bisa.”
• Saat melihat bayangan itu muncul, langsung kita bilang, pergi saya tidak mau lihat….saya tidak mau lihat. Kamu palsu. Begitu diulang-ulang sampai bayangan itu tak terlihat lagi. Coba ibu peragakan! Nah begitu…..bagus! coba lagi! Ya bagus Ibu sudah bisa.”

3. Terminasi
• Evaluasi Subjecktif
“ Bagaimana perasaan Ibu dengan obrolan kita tadi? Ibu merasa senang tidak dengan latihan tadi ? “

• Evaluasi Objectif
“Setelah kita ngobrol tadi, panjang lebar, sekarang coba Ibu simpulkan pembicaraan kita tadi?”
“Coba sebutkan cara untuk mencegah suara daan atau bayangan itu agar tidak muncul lagi.”

• Rencana Tindakan Lanjut
“Kalau bayangan dan suara- suara itu muncul lagi, silakan Ibu coba cara tersebut! Bagaimana kalau kita buat jadwal latihannya. Mau jam berapa saja latihannya ? “
(Masukkan kegiatan latihan menghardik halusinasi dalam jadwal kegiatan harian klien).

• Kontrak yang Akan Datang
a. Topik: “Ibu, bagaimana kalau besok ngobrol lagi tentang caranya berbicara dengan orang lain saat bayangan dan suara suara itu muncul?”
b. Waktu: “Kira- kira waktunya kapan ya? Bagaimana kalau besok jam 09.30 WIB, bisa?”
c. Tempat: “Kira- kira tempat yang enak buat kita ngobrol besok dimana ya, apa masih mau disini atau cari tempat yang nyaman? Sampai jumpa besok. Wassalamualaikum, ….”

Table 4.2. Pengkajian pada Klien dengan Perubahan Persepsi Sensori: Halusinasi dalam Asuhan Keperawatan
1. Persepsi : Halusinasi
Berikan tanda ( x ) pada kolom yang sesuai dengan data pada klien
[ ] Pendengaran
[ ] Penglihatan
[ ] Perabaan
[ ] Pengecapan
[ ] Penghidu

Jelaskan:
Isi halusinasi:…………………………………………………………..
Waktu terjadinya:……………………………………………………...
Frekuensi halusinasi:…………………………………………………...
Respons klien:………………………………………………………….

Masalah Keperawatan:…………………………………………………

LATIHAN FASE ORIENTASI, KERJA, DAN TERMINASI PADA SETIAP SP

Di bawah ini diberikan latihan untuk melakukan pengkajian pada klien dengan perubahan persepsi sensori: halusinasi.

Latihan 1. Membina hubungan percaya dengan klien halusinasi

“Selamat pagi Bapak/Ibu! Saya perawat yang akan merawat Bapak/Ibu. Nama saya…Senang dipanggil…seminggu sekali saya akan ke sini untuk merawat Bapak/Ibu. Nama Bpak/Ibu siapa? Senang dipanggil apa?”
“Bagaimana perasaan Bapak/Ibu hari ini? Apa keluhan Bapak/Ibu saat ini?”
“Baiklah, Bagaimana kalau kita bercakap- cakap tentang suara- suara yang selama ini mengganggu Bapak/Ibu? Mau duduk dimana? Bagaimana kalau di ruang tamu? Mari Bapak/Ibu.”

Latihan 2. Mengkaji isi, waktu, frekuensi, dan situasi munculnya halusinasi

“Apakah Bapak/ Ibu mendengar atau melihat sesuatu? Apakah pengalaman ini terus menerus terjadi atau sewaktu- waktu saja?Kapan Bapak/Ibu mengalami hal itu? Berapa kali sehari Bapak/Ibu mengalami hal itu? Pada keadaan apa terdengar suara itu? Apakah pada waktu sendiri?”
“Bagus, Bapak/Ibu mau menceritakan semua ini.”
Latihan 3. Mengkaji respons klien terhadap halusinasi

Peragaan percakapan berikut ini untuk mengkaji respons terhadap halusinasi!
“Apa yang Bapak/Ibu rasakan jika suara- suara itu muncul? Apa yang Bapak/Ibu lakukan jika mengalami halusinasi?”
Jika klien senang dengan halusinasinya lanjutkan dengan:
“Bagaimana dengan kegiatan Bapak/Ibu sehari- hari, apakah terganggu?”
Jika klien mengatakan takut dengan halusinasinya lanjutkan dengan:
“Apa yang Bapak/Ibu lakukan, apakah berhal menghilangkan suara- suara itu?”
“Bagaimana kalau kita belajar beberapa cara untuk mencgah munculnya suara- suara itu?”


Latihan 4. Melatih klien menghardik halusinasi

Orientasi:
“Selamat pagi Bapak/Ibu! Bagaimana perasaan Bapak/Ibu hari ini? Apakah Bapak/Ibu masih mendengar suara-suara seperti yang kita diskusikan minggu lalu? Sesuai janji saya sebelumnnya, hari ini kita akan belajar salah satu cara untuk mengendalikan suara-suara yan muncul, yaitu dengan menghardik. Kita akan berlatih selama setengah jam di sini. Apakah BapakIbu setuju?”

Kerja:
“Begini Bapak/Ibu, untuk mengendalikan diri ketika suara itu muncul, bisa dilakukan dengan cara menghardik suara- suara tersebut. Caranya sebagai berikut, saat suara- suara itu muncul, langsung Bapak/ Ibu bilang, pergi saya tidak mau dengar,… saya tidak mau dengar. Kamu suara palsu. Begitu diulang- ulang sampai suara itu tak terdengar lagi. Coba Bapak/ Ibu setuju?”

Terminasi:
“Bagaimana perasaan Bapak/Ibu setelah memperagakan lathan tadi? Kalau muncul suara- suara itu silakan coba cara yang tadi sudah diperagakan! Bagaimana kalau kita buat jadwal latihannya. Mau jam berapa saja latihannya? (masukkan dalam jadwal kegiatan harian klien). Kita ketemu lagi minggu depan, saya akan kembali untuk latihan cara yang lain. Selamat pagi Bapak/Ibu!”


Latihan 5. Melatih klien bercakap- cakap saat halusinasi muncul

Orientasi:
“Selamat pagi Bapak/Ibu. Bagaimana perasaan Bapak/Ibu hari ini? Apakah suara-suaranya masih muncul? Apakah Bapak/Ibu sudah menerapakan cara yang telah kita latih? Bagus! Sesuai janji kemarin, hari ini kita akan latihan cara kedua untuk mengontrol halusinasi, yaitu bercakap- cakap dengan orang lain. Kita akan latihan selama 30 menit di sini. Apakah Bapak/Ibu siap?”

Kerja:
“Salah satu cara mengontrol halusinasi yang lain adalah dengan bercakap- cakap dengan orang lain. Jadi kalau Bapak/Ibu mulai mendengar suara- suara, langsung saja car teman untuk diajak ngobrol. Minta teman untuk ngobrol dengan Ibu. Contohnya begini: … tolong, saya mulai dengar suara- suara. Ayo ngobrol dengan saya! Atau kalau ada orang di rumah, misalnya anak Bapak/Ibu katakana: Nak, ayo ngobrol dengan BapakIbu. Bapak/Ibu sedang dengar suara- suara. Begitu Bapak/Ibu. Coba Bapak/Ibu lakukan seperti saya tad lakukan. Ya, begitu. Bagus!”


Terminasi:
“Bagaimana perasaan Bapa/Ibu setelah latihan ini? Selain menghardik cobalah cara yang kedua ini jika Bapak/Ibu mengalami halusinasi lagi. Bagaimana kalu kita masukkan dalam jadwal kegiatan Bapak/Ibu. Minggu depan saya akan kesini lagi untuk latihan cara yang ketiga yaitu menjadwal kegiatan kita. Selamat pagi Bapak/Ibu!”


Latihan 6. Membantu klien melaksanakan aktivitas terjadwal
Orientasi:
“Selamat pagi Bapak/Ibu. Bagaimana perasaan Bapak/Ibu hari ini? Apakah suara- suaranya masih muncul? Apakah sudah dipakai dua cara yang telah kita latih kemarin? Bagaimana hasilnya? Bagus! Sesuai janji kita, hari ini kita akan belajar cara yang ketiga untuk mencegah halusinasi, yaitu membuat jadwal kegiatan Bapak/Ibu pakai. Kita akan mengerjakannya selama 1 jam. Disini ya Bapak/Ibu.”

Kerja:
”Coba Bapak/Ibu tuliskan kegiatan yang dilakukan dari bangun pagi sampai tidur malam. Caranya Bapak/Ibu tulis dulu jam di kolom pertama kemudian kegiatan Bapak/Ibu di kolom kedua. Contohnya begini: jam 05.00 Ibu bangun, keudian salat Subuh. Ya bergitu.
Coba Bapak/Ibu teruskan. Ya bagus teruskan sampai tidur malam. Ya bagus, Bapak/bu sudah selesai menulis kegiatan Ibu dari bangun tidur sampai tidur lagi. Sekarang jam 10.00 jadwalnya meyapu halaman, mari kita latihan!” (beri contoh dan latih klien mengerjakannya dengan benar, berikan pujian atas keberhasilan klien)

Terminasi:
“Bagaimana perasaan Bapak/Ibu setelah membuat jadwal ini? Kita mulai melakukan kegiatan sesuai jadwal. Bapak/Ibu juga harus buat jadwal enam hari berikutnya. Jadi sudah berapa cara yang bias dilakukan untuk mencegah munculnya halusinasi? Bagus! Minggu depan saya kesini lagi, Bapak/Ibu sudah punya jadwal lengkap untuk satu minggu dan kita akan diskusi tentang bagaimana cara minum obat yang teratur agar dapat mengontrol halusinasi. Selamat pagi BapakIbu.”

Latihan 7. Pendidikan Kesehatan Mengenai Penggunaan Obat

Orientasi:
“ Selamat pagi Bapak/Ibu. Bagaimana perasaan Bapak/Ibu hari ini? Apakah suara- suaranya masih muncul? Apakah sudah dipakai tiga cara yang telah kita latih? Apakah jadwal kegiatannya sudah dilaksanakan? Apakah pagi ini sudah minum obat? Baik. Hari ini kita akan mendiskusikan tentang obat- obatan yang Bapak/Ibu minum. Kita akan diskusi selama 30 menit. Disini saja ya Bapak/Ibu?”

Kerja:
“Apakah Bapak/Ibu merasakan adanya perbedaan setelah minum obat secara teratur?
Apakah suara-suaranya berkurang/hilang? Minum obat sangat penting supaya suara- suara yang Bapak/Ibu dengar dan mengganggu selama ini tidak muncul lagi. Berapa macam obat yang Bapak/Ibu minum? (Perawat menyiapkan obat klien). Ada tiga maca obat yang harus Bapak/Ibu minum. Pertama yang berwarna orange (CPZ) gunanya untuk menghilangkan suara- suara, yang kedua warnanya putih (THP) gunanya untuk melemaskan badan agar tidak kaku dan lebih rileks, dan yang terakhir berwarna merah jambu (HP) gunanya untuk menenangkan pikiran. Ketiganya diminum 3 kali sehari setelah makan, jam 07.30, 13.00, dan 19.30. kalau suara- suaranya sudah hilang, Bapak/Ibu harus tetap meminum obatnya. Nanti akan saya konsultasikan dengan doker, sebab kalu putus obat, Bapak/Ibu akan kambuh dan sulit untuk mengembalikan ke keadaan semula. Kalau obat habis, bapak/ Ibu bisa control ke puskesmas untuk mendapatkan obat lagi. Oleh karena itu, 2 hari sebelum obat habis diharapkan Bapak/Ibu sudah control. Bapak/ Ibu juga harus teliti saat menggunakan obat- obatan ini. Pastikan bahwa itu obat yang benar- benar milik Bapak/Ibu. Jangan keliru dengan obat yang milik orang lain.
Baca kemasannya. Pastikan obat diminum pada waktunya, dan dengan cara yang benar. Bapak/Ibu juga harus perhatikan berapa jumlah obt sekali minum, dan harus cukup minum 10 gelas per hari

Terminasi:
“Bagaimana perasaan Bapak/Ibu setelah kita diskusi tentang program pengobatan untuk Bpak/Ibu? Coba sebutkan lagi obat apa saja yang harus Bapak/Ibu minum berapa kali diminum? Bapak/Ibu harus teratur minum obat ini! Jika ada gejala- gejala yang tidak biasa misalnya mata terlihat ke atas, kaku- kaku otot, tangan tremor, atau ada bagian- bagian tubuh yang bergerak- gerak sendiri. Bapak/Ibu jangan panik, Itu semua karena pengaruh obat. Hubungi saya atau puskesmas. Nanti kami akan segera dating. Minggu depan kita akan bertemu lagi. Kita akan mengevaluasi apakah suara- suara yang Bapak/Ibu dengar masih sering muncul atau sudah hilang. Selamat siang Bapak/ibu.”



Latihan 8. Pendidikan Kesehatan Keluarga Klien Halusinasi

Pertemuan ke-1: Menjelaskan Masalah Klien

Orientasi:
“Selamat pagi Bapak/Ibu ! saya … perawat yang merawat anak Bapak/Ibu.”
“Bagaimana perasaan BApak/Ibu hari ini? Apa pendapat Bapak/Ibu tentang anak Bapak/Ibu?”
Hari ini kita akan berdiskusi tentang masalah yang anak Bapak/Ibu alami dan bantuan yang Bapak/Ibu bisa berikan.”
“Kita nau diskusi di mana? Berapa lama?”

Kerja:
“Selama ini apa yang dilakukan oleh anak Bapak/Ibu?”
“Ya, gejala yang dialami oleh anak Bapak/Ibu itu dinamakan halusinasi, Yaitu mendengar atau melihat sesuatu yang sebetulnya tidak ada. Tanda- tandanya bicara dan tertawa sendiri, atau marah- marah tanpa sebab.”
“Jadi kalau anak Bapak/Ibu mengatakan mendengar suara- suara, sebenarnya suara itu tidak ada. Atau kalau anak Bapak/Ibu mengatakan melihat bayangan- bayangan, sebenarnya bayangan itu tidak ada.”
“Kalau dalam kondisi seperti itu, Bapak/ Ibu jangan menyetujui atau menyanggah apa yang diceritakan oleh anak Bapak/Ibu!”
“Dengarkan saja! Katakana bahwa Bapak/Ibu tidak mendengar suara atau melihat baynagan itu”
“Ya, Bagus seperti itu!”

Terminasi:
“Bagaimana perasaan Bapak/Ibu setelah kita berdiskusi?”
“Coba Bapak/Ibu ulangi lagi masalah apa yang dihadapi oleh anak Bapak/Ibu!”
“Bapak/Ibu, kalau anaknya mendengar suara- suara atau melihat bayangan- bayangan cobalah untuk tidak mendukung atau menyanggah halusinasinya!”
“Minggu depan saya akan kesii lagi untuk berdiskusi tentang cara merawat anak Bapak/Ibu yang mengalami halusinasi.”
“Selamat pagi Bapak/Ibu”


Latihan 9. Pendidikan Kesehatan Keluarga Klien Halusinasi

Pertemuan ke-2 : Melatih keluarga Merawat Klien Halusinasi

Orientasi:
“Selamat pagi Bapak/ Ibu!”
“Bagaimana perasaan Bapak/Ibu hari ini?”
“Sesuai janji kita minggu lalu, hari ini kita akan berdiskusi mengenai cara menangani anak Bapak/Ibu yang mengalami halusinasi. Bapak/Ibu ingin berapa lama kita berdiskusi? Dimana enaknya kita berdiskusi? Bagaimana kalau diruang tamu?”

Kerja:
“Kalau anak Bapak/Ibu mengalami halusinasi apa yang dilakukan? Bagaimana pengaruhnya terhadap perilaku anak Bapak/Ibu? Apakah halusinasinya berkurang?”
“Ada beberapa cara untuk membantu anak Bapak/Ibu agar bisa mengatasi masalah halusinasinya. Cara-cara tersebut meliputi: jangan membantah pernyataan anak Bapak/Ibu atau mendukungnya. Katakan saja Bapak/Ibu percaya bahwa anak tersebut memang mendengar suara atau melihat bayangan, tetapi Bapak/Ibu sendiri tidak mendengar atau melihatnya. Tolong BapakIbu mengawasi kegiatan anaknya! Saya sudah melatih anak Bapak/Ibu untuk menerapkan tiga cara tersebut untuk mengatasi halusinasi yaitu menghardik, bercakap-cakap dengan orang lain, dan melakukan kegiatan yang terjadwal. Tolong Bapak/Ibu memantau pelaksanaan ketiga cara tersebut. Berikan pujian dan dorongan untuk melaksanakannya! Jangan biarkan anak Bapak/Ibu melamun, karena kalu melamun halusinasi akan muncul lagi. Bamtu anak Bapak/Ibu minum obat secara teratur. Jangan menghentikan obat tanpa konsultasi. Bila tanda- tanda halusinasi mulai muncul, ajaklah anak Bapak/Ibu bercakap- cakap!”
Terminasi:
“Bagaimana perasaan Bapak/Ibu setelah kita bercakap- cakap?”
“coba Bapak/Ibu sebutkan lagi empat cara yang dapat membantu anak Bapak/Ibu untuk mengatasi masalah Halusinasinya!”
“Dalam seminggu ini cobalah cara-cara tadi Bapak/Ibu terapkan!”
“Minggu depan saya akan ke sini untuk melatih Bapak/Ibu berkomunikasi dengan anak Bapak/Ibu. Saya akan dating sekitar jam 10.00 pagi.”



DAFTAR PUSTAKA
1. Fitria, Nita. 2009. Prinsip Dasar dan Aplikasi Penulisan Laporan Pendahuluan dan Strategi Pelaksanaan Tindakan Perawatan (LP dan SP) untuk 7 Diagnosis Keperawatan Jiwa Berat bagi Program S-1 Keperawatan. Bandung: Salemba Medika.

0 komentar: