Selasa, 03 Januari 2012

asuhan keperawatan ca paru


ASKEP DENGAN CA PARU

Ca paru ialah pertumbuhan jaringan diluar struktur jaringan paru yang menimbulkan gangguan pulmonal.
Etiologi : belum diketahui secara pasti
Predisposisi :
  1. perokok (hampir 85 % dari semua Ca paru)
  2. terpajang pada substansi industri seperti arsenik, asbeston
  3. distilasi batu bara
  4. terpajar udara terpolusi, radon
  5. genetik
  6. penyakit PPOM, sklerosis dan jaringan parut
Insiden :
-    peningkatan mortalitas
-    daerah perkotaan
-    angka harapan hidup 40 %
-    kebiasaan merokok
-    usia lebih dari 50 thn
-    laki-laki lebih banyak dari wanita (13 : 1)

Tanda dan gejala :
  1. jika pada perifer, tidak menimbulkan gejala, hanya dapat ditemukan rongent
  2. sentral, dapat menimbulkan obstruksi dan ulserasi bronkus, dengan diikuti supurasi dibagian distal → batuk menetap, nyeri pada bahu, lengan, dada, dispnea, hemoptysis, wheezing, disfagia, anoreksia, BB ↓, keletihan, sindrom vena cava superior.
Stadium Ca paru
-    stadium I            : Ca perifer, terbatas pada paru tanpa metasfase
-    stadium II : Ca sentral, terbatas pada paru tanpa metasfase
-    stadium III : Ca terbatas pada paru, dengan metasfase kelenjar paru
-    stadium IV : Ca mediastinal / sampai diluar paru
-    stadium V : metasfase ditempat lain
Cara Penyebaran :
-    limfogen
-    hematogen
Test Diagnostik :
-    RO thorax
-    Sitologi sputum
-    Pembilasan bronchial dan cairan pleura
-    Bronchoskopy
Komplikasi :
-    Pnemonia → paling sering
-    Nyeri pada bahu. Lengan
-    Syndrom vena cava superior
-    Distensi vena lengan dan leher
-    Edema pada wajah leher, tangan
-    Atelektosis → penutupan brinkus oleh lendir
Penatalaksanaan :
1. stadium I, II → reseksi kuratif, dengan kemungkinan penyembuhan 50 %
2. stadium III → reseksi kuratif, dengan penyembuhan lebih kecil, seringkali diberikan radiasi / kemotherapi
3. stadium IV → radiotherapi
4. stadium V → therapi paliatif, untuk meringankan penderitaan atau memperpanjang hidup
reseksi kuratif / jenis pembedahan thorax
1. pneumonektomi / pengangkatan seluruh paru dilakukan untuk asal lesi pada batang bronkus atau lobus bronkus
2. lobektomi / pengangkatan satu lobus dilakukan pada Ca perifer yang terlokalisir pada lobus
3. reseksi segmental / pengangkatan satu atau lebih segmen baru dilakukan bila lesi kecil

Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul ( pre operasi )
  1. ansietas b.d perubahan status kesehatan ( diagnosa kanker, prognosa buruk )
  2. koping individu tidak efektif b.d diagnosa kanker, prognosis buruk
  3. perubahan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh b.d ketidakmampuan mencerna makanan yang masuk secara adekuat, karena lokasi tumor dan penanganan seperti kemotherapi / therapi radiasi
  4. gangguan pertukaran gas b.d ketidakseimbangan perfusi ventilasi paru dengan permukaan yang terkena kanker
Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul (post operasi)
  1. gangguan pertukaran gas b.d pengangkatan jaringan paru, kehilangan darah

intervensi :
-    kaji frekuensi dan kedalaman serta penggunaan atot bantu pernafasan
-    observasi perubahan warna kulit / sianosis
-    kaji adanya tingkat kesadaran yang berubah
-    pertahankan kepatenan jalan nafas dengan memberikan posisi dan penghisapan
-    dorong dan bantu nafas dalam dan nafas bibir dengan tepat
-    pertahankan sistem drainage yang paten
-    catat jumlah, tipe isi drainage
-    dorong istirahat / batasi aktifitas sesuai toleransi
2. Besihan jalan nafas tidak efektif b.d peningkatan jumlah / viskosifas sekret, keterbatasan gerakan dada
Intervensi :
Intervensi :
-    auskultasi dada untuk karakter bunyi nafas
-    bantu nafas dalam, batuk efektif dan posisi duduk tinggi dan menekan daerah insisi
-    observasi jumlah dan karakter sekret
-    dorong masukan cairan sedikitnya 2500 CC/hari
-    kaji ketidaknyamanan dan lakukan latihan pernafasan
-    gunakan oksigen humidifikasi ( kolaborasi )
3. Nyeri b.d insisi bedah, trauma jaringan adanya selang dada
Intervensi :
-    kaji intensitas nyeri dan karakteristik nyeri
-    observasi respon verbal dan non verbal
-    catat adanya penyebab nyeri
-    dorong mengatakan perasaan tentang nyeri
-    berikan tindakan kenyamanan, pijatan punggung, penggunaan teknik relaksasi (visualisasi, imajinasi)
-    jadwalkan periode istirahat, berikan lingkungan tenang
-    bantu melakukan ADL dan Ambulasi
4. Ansietas b.d perubahan status kesehatan, adanya ancaman kematian
Intervensi :
-    evaluasi tingkat pemahaman klien / orang terdekat tentang diagnosa
-    akui rasa takut klien dan dorong mengekspresikan perasaan
-    berikan kesempatan untuk bertanya dan jawab dengan jujur, yakinkan pasien dan perawat mempunyai pemahaman yang sama
-    observasi adanya perilaku dan verbal yang menunjukkan menerima
-    libatkan keluarga dalam perencanaan perawatan
5. kurang pengetahuan (kondisi / tindakan, prognosa) b.d tidak mengerti informasi, salah interprestasi, kurang mengingat.
Intervensi :
·   diskusikan diagnosa, rencana perawatan, therapi dan hasil yang diharapkan
·   jelaskan adanya kondisi patologis, perubahan penampilan insisi, kesulitan pernafasan, demam, peningkatan nyeri dada, perubahan sputum.
·   Bantu klien menentukan toleransi aktifitas dan menyusun bantuan
·   Anjurkan menggunakan kaos katun lembut, menghindari baju ketat
·   Tekankan pentingnya menghindari rokok, polusi udara dan kontak dengan orang yang menderita infeksi saluran nafas atas
·   Kaji kebutuhan nutrisi / cairan anjurkan peningkatan protein dan peningkatan kalori
·   Kaji sumber komuniti individu yang tepat





0 komentar: