Sabtu, 07 Januari 2012

cara belajar yang baik

CARA BELAJAR YANG BAIK[1]
BAGI MAHASISWA

Drs. Haryadi, M.Pd[2]

1.    Pendahuluan
Sering terdengar keluhan tentang mahasiswa yang tidak dapat menyelesaikan kuliah pada waktunya atau justru terpaksa berhenti kuliah. Salah satu faktor penyebab ialah tidak ada petunjuk atau pedoman cara belajar yang efektif dan efesien (Ad Rooijakkers, 2007:62). Mengikuti perkuliahan akan berhasil bila Anda berminat sungguh-sungguh ingin belajar sesuatu. Bila tidak berminat dengan sungguh-sungguh lebih baik di rumah saja. Berdasarkan pengamatan penulis selama mengajar di beberapa perguruan tinggi dapat dikatakan bahwa kesulitan mahasiswa dalam belajar disebabkan beberapa faktor. Di antaranya adalah (a) mahasiswa kurang minat membaca, (b) mahasiswa jarang melakukan diskusi kelompok, (c) mahasiswa tidak berpikir kritis, (d) mahasiswa pasif dan menghafal, dan (e) mahasiswa belajar hanya untuk mengejar nilai. Hal ini menunjukkan bahwa mahasiswa tidak memiliki cara belajar yang baik. Oleh karena itu, perlu ada cara atau motivasi agar mahasiswa dapat belajar efektif dan efisien.
Berdasarkan uraian tersebut timbulah pertanyaan bagaimanakah cara belajar yang baik bagi mahasiswa? Tujuan makalah ini adalah untuk mengungkapkan dan mendeskripsikan cara belajar yang baik bagi mahasiswa.

2.    Cara Belajar yang Baik Bagi Mahasiswa
Setelah mengetahui hambatan dan penunjang dalam belajar, maka Anda tinggal mengatur bagaimana cara belajar yang baik. Berikut ini akan diuraikan cara belajar yang baik menurut beberapa pakar pendidikan. Di anataranya adalah pendapat Nasution (1993:29), Ahmadi (1993:35), Soejanto (1995:95), dan Rooijakkers (2007).

·         Belajar dengan Teratur
      Setiap pekerjaan apapun akan berhasil dengan baik jika dikerjakan dengan teratur. Lebih-lebih dalam belajar. Oleh karena itu, pokok pangkal pertama dari cara belajar yang baik adalah keteraturan. Misalnya, mengikuti kuliah secara teratur, belajar di rumah secara teratur, membaca buku secara teratur, membuat catatan kuliah disusun secara teratur, dan alat belajar termasuk buku-buku dipelihara secara teratur.
·         Kosentrasi terhadap Mata Kuliah
      Kosentrasi berarti berusaha mengarahkan, baik pada acuan semua bahan pembelajaran maupun dengan mengerjakan secara metodik. Kosentrasi bahan pembelaaran meliputi mata kuliah dan rencana perkuliahan. Sedangkan kosentrasi metodik meliputi pusat minat, pengajaran proyek, dan pengajaran totalitas.

·         Mengadakan Kontrol
      Mahasiswa harus meneliti pada akhir perkuliahan, sehingga dapat mengetahui bahan pelajaran mana yang dikuasai dan yang belum dikuasai. Kalau hasilnya baik akan menggembirakan. Kalau hasilnya buruk mencari kekurangan-kekurangannya, sehingga dapat diperbaiki di kemudian hari.

·         Memupuk Sikap Optimis
      Adakan persaingan dengan diri sendiri, niscaya prestasi akan meningkat. Misalnya, menyelesaikan pekerjaan dengan sempurna, tulisan yang rapi, dan buku-buku yang tersusun rapi serta pena yang baik.

·         Membuat Rencana Kerja
      Sehari sebelumnya, sebaiknya sebelum tidur mahasiswa membuat rencana kerja secara tertulis untuk hari berikutnya. Hanya dengan rencana kerja yang teliti mahasiswa dapat menggunakan waktu efisien. Dengan rencana kerja dan pembagian waktu, tampaklah bahwa selalu cukup waktu untuk belajar.

·         Kecepatan Membaca
      Membaca dipelajari sejak kelas I SD, tetapi banyak mahasiswa gagal karena kurang pandai membaca. Oleh karena itu, mahasiswa harus sanggup menangkap isi yang sebanyak-banyaknya dari bacaan dalam waktu yang sesingkat-singkatnya. Mahasiswa harus mencapai kecepatan membaca sekurang-kurangnya 200 kata dalam satu menit.

·         Membuat Catatan
      Membuat catatan memerlukan pemikiran. Jadi, tidak sama dengan menyalin. Catatan itu harus merupakan outline atau rangkuman yang memberi gambaran tentang garis besar mata kuliah itu. Gunanya ialah membantu mahasiswa untuk mengingat mata kuliah. Sehingga waktu belajar mahasiswa telah memahami dan mengecamkan isi perkuliahan. Catatan itu sangat berguna bila mahasiswa hendak mengulanginya kelak.

·         Menjadi Anggota Organisasi Kemahasiswaan
      Untuk menumbuhkan kemandirian dan keberanian, sebaiknya mahasiswa menjadi anggota salah satu organisasi kemahasiswaan yang ada di fakultas. Misalnya, Dewan Perwakilan Mahasiswa (DPM), Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM), Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM), dan Mahasiswa Pencinta Alam (MAPALA). Melalui organisasi inilah mahasiswa belajar ekstrakurikuler tentang etika, retorika, kepemimpinan, dapat mengembangkan wawasan,  dan  lain sebagainya.

·         Istirahat dan Tidur
      Pada dasarnya, sudah menjadi fitrah manusia bekerja siang hari dan tidur pada malam hari untuk istirahat. Dengan begitu, apapun yang dilakukan di siang hari apakah meletihkan fisik atau mental. Insya-Allah esok hari akan segar kembali. Namun, jika kondisi ini terbalik hasilnya pun akan berbeda.

3.    Penutup
Sebagai penutup, tujuan belajar mahasiswa adalah tidak sekedar menambah pengetahuan belaka, tetapi lebih dari itu. Di antaranya adalah dapat mandiri dan dapat beperilaku lebih arif dan bijaksana. Untuk mencapai itu semua, tidak semudah membalikkan telapak tangan, tetapi harus kerja keras, bermotivasi tinggi dan tidak mudah putus asa. Oleh karena itu, perilaku mahasiswa untuk mewujudkan harapannya tidak terlepas dari peran dosen dan orang tua. Dengan demikian, peran dosen dan orang tua sangat dibutuhkan dlam meningkatkan mutu belajar mahasiswa sekaligus dapat belajar dengan baik.

DAFTAR PUSTAKA


Ahmadi, Abu. 1993. Cara Belajar yang Mandiri dan Sukses. Solo: CV Aneka Solo.

Nasution, S. 1995. Didaktis: Asas-asas Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.

Rooijkkers, Ad. 2007. Cara Belajar di Perguruan Tinggi: Beberapa Petunjuk Praktis. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Soejanto, Agoes. 1995. Bimbingan ke-Arah Belajar yang Sukses. Jakarta: PT Rikneka Cipta.







0 komentar: