PROPOSAL PENYULUHAN DI
POLIKLINIK
A. TOPIK
Mengenal dan mengatasi
kurang perawatan diri pasien bagi keluarga
B. TUJUAN
·
Tujuan umum
Peserta penyuluhan diharapkan dapat memahami dan mengetahui
kurang perawatan diri serta cara
mengatasinya.
·
Tujuan khusus
1.
Keluarga mengenal masalah klien
2.
Keluarga mampu mengambil
keputusan tindakan yang tepat
3.
Keluarga mampu merawat klien
dengan masalah kurang perawatan diri
4.
Keluarga mampu menciptakan yang
kondusif
5.
Keluarga mampu memanfaatkan
fasilitas pelayanan kesehatan
C. LANDASAN TEORI
a.
Definisi
-
Kurang perawatan diri merupakan
suatu kondisi pada seseorang yang mengalami kelemahan kemampuan dalam melakukan atau melengkapi aktivitas perawatan
diri secara mandiri seperti mandi (higiene), berpakaian, atau berhias, makan
dan BAB/buang air besar, atau BAK/buang air kecil (toileting).
-
Kurang pereawatan diri adalah
ketidakmampuan dalam kebersihan diri, berdandan dan berpakaian, makan dan minum
dengan tata cara yang baik, serta cara eliminasi yang baik.
b.
Penyebab kurang perawatan diri
Menurut Tarwoto dan
Wartonah (2000), penyebab kurang perawatan diri adalah sebagai berikut :
1.
Kelelahan fisik
2.
Penurunan kesadaran
Menurut Depkes (2000)
penyebab kurang perawatan diri adalah sebagai berikut :
1.
Perkembangan
Keluarga terlalu melindungi dan memanjakan klien
sehingga perkembangan inisiatifnya
kurang
2. Biologis
Penyakt kronis yang menyebabkan pasien tidak
mampu melakukan perawatan diri.
3. Kemampuan
realitas turun
Klien gangguan jiwa dengan kemampuan realitas
yang kurang menyebabkan
ketidakpedulian dirinya dan lingkungan termasuk perawatan diri.
4. Sosial
Kurang dukungan dan latihan
kemampuan perawatan diri. Situasi lingkugan mempengaruhi latihan kemampuan
dalam perawatan diri.
c. Tanda dan Gejala Kurangnya Perawatan Diri
o
Gangguan
kebersihan diri, di tandai dengan rambut kotor, gigi kotor, kulit berdaki dan bau,
kuku panjang dan kotor.
o
Ketidakmampuan
berhias dan berdandan, ditandai dengan rambut ber acak-acakan, pakaian kotor dan tidak rapi. Pakaian tidak
sesuai, pada pasien laki-laki tidak bercukur,
pada pasien perempuan tidak berdandan.
o
Ketidakmampuan
makan secara mandiri, ditandai dengan ketidakmampuan menganbil makan sendiri, makan berceceran dan makan tidak
pada tempatnya.
o
Ketidakmampuan
BAB atau BAK secara mandiri, ditandai dengan BAB atau BAK tidak pada tempatnya, tidak membersihkan
diri dengan baik setelah BAB atau BAK.
d. Dampak Kurang Perawatan Diri
Pasien yang mengalami
kurang perawatan diri dapat mengakibatkan ketidakmampuan mengurus atau merawat
dirinya sendiri baik dalam hal mandi, berpakaian, berhias, makan maupun buang
air besar dan kecil, bila tidak dilakukan intervensi atau di atasi maka klien
dapat mengalami resiko tinggi isolasi sosial (menarik diri)
e. Hal-Hal yang dapat oleh keluarga
mengendalikan kurangnya
perawatan diri, dengan cara :
o
menjelaskan
pentingnya perawatan diri.
menjelaskan bagaimana jika kita
tidak mempertahankan kebersihan diri, membuat kita tidak dijauhi orang, bersih
itu merupakan salah satu upaya menjaga kesehatan, membuat kita nyaman,
menghilangkan ketidaknyamanan tubuh yang dapat menimbulkan kegelisahan,
cara-cara merawat diri diantaranya berdandan atau berhias, melatih makan dengan
cara yang betul (cara mempersiapkan, tertib, merapikan alat makan, makan sesuai
dengan tahapan), mengajarkan buang air besar dan kecil dengan benar (benar
tempatnya, benar cara membersihkan tubuh setelahnya, benar membersihkan
tempatnya)
o
menjelaskan
cara-cara merawat diri
cara-cara merawat diri diantaranya
berdandan atau berhias, melakukan kegiatan makan dengan cara yang betul (cara
mempersiapkan, tertib merapikan alat makan, makan sesuai dengan tahapan),
mengajarkan buang air besar dan kecil yang benar (benar tempatnya, benar cara
membersihkan tubuh setelah buang air besar atau kecil, benar membersihkan
tempatnya)
o
melatih
pasien tentang cara-cara perawatan diri
senantiasa dengan sabar melatih cara-cara
perawatan diri:berhias berdandan, cara makan yang betul, buang air besar dan buang air
kecil yang betul.
o
Memberi
pujian yang realistis
Selama menjelaskan atau
melatih pasien tentang cara-cara perawatan diriperlu untuk memberi pasien
ujian. Pujian yang diberikan sebaiknya pujian yang sesuai dengan perkembangan
kemampuan klien, jika klien belum mampu maka jangan memuji klien seolah-olah
klien telah mampu melakukannya. Juga perlu diperhatikan untuk memberi semacam
hadiah jika pasien dapat melakukan kegiatan yang diajarkan.
D. KARAKTERISTIK
AUDIENS
Audiens atau peserta adalah orang-orang
yang datang berkunjung ke poliklinuk RS.Dr.Ernaldi Bahar pada saat dilakukan
penyuluhan, terutama keluarga yang mempunyai anggota keluarga yang mengalami defisit
perawatan diri.
E. PENGORGANISASIAN
1.
Ketua :
Dwi Yuliani Ria
Penyaji : Ana Nurkhasanah
Moderator : Liberty Gusthia
Fasilitator : Paradila
2.
Metode :
Ceramah dan diskusi
3.
Media :
LCD proyektor dan leaflet
F .
RENCANA PROSES PELAKSANAAN
1.
Orientasi
a) kontrak waktu,tempat
hari/tanggal
: selasa, 30 november 2010
tempat : RS Dr. Ernaldi Bahar
waktu : 09.00-10.00
WIB
b)
salam
perkenalan
penyuluh
memperkenalkan diri
c)
pejelasan
tujuan
penjelasan
tujuan dilaksanakannya mengenai cara mencegah dan mencegah dan mengatasi
kurangnya perawatan diri
2.
Kerja
Langkah-langkah
kegiatan penyuluhan
a)
penjelasan
materi dengan menggunakan metode ceramah
b)
diskusi
dengan peserta penyuluhan, dibagi menjadi 2 sesi, setiap sesi dibatasi untuk 3
orang penanya
3.
Terminasi
a)
evaluasi respon subjektif audiens
bertanya
secara langsung kepada audiens mengenai materi penyuluhan yang telah diberikan.
b) evaluasi respon objektif audiens
observasi
respon perilaku audiens selama penyuluhan dikaitkan dengan tujuan
c) tindak lanjut
audiens yang
memiliki anggota keluarga yang mengalami defisit perawatan diri dapat mengatasi
kurang perawatan pada pasien.
d) kontrak yang akan datang
akan
dilaksanakan penyuluhan berikutnya dengan materi yang berbeda dari kelompok
baru
DAFTAR PUSTAKA
1. Stuart, G.W dan Suddan. 1995.principle and practice of physchiatric
nursing ( Edisi 5).
St. Louis Mosby year Book.
2. Stuart, G.W dan Laraia, M.T.1998.principle and practice of physchiatric
nursing (Edisi 6).St.Louis Mosby
Year Book.
3. Townsend, M.c. 1998. diagnosa keperawatan
pada perawatan psikiatrik:pedoman untuk pembuatan
rencana keperawatan. Jakarta:EGC.
4. Tim MPKP RS ERBA &DIKLAT RS ERBA.
Modul pelatihan asuhan keperawatanjiwa.pendekatan
strategi pelaksanaan tindakan keperawatan.
5. Yosep,lyus (2007).keperawatan jiwa.repika
aditama:bandung
0 komentar:
Posting Komentar