PENDAHULUAN
Manajemen keperawatan adalah penggunaan
waktu yang efektif, keberhasilan rencana perawat manajer klinis, yang
mempunyai teori atau
sistematik dari prinsip dan metode yang berkaitan
pada institusi yang
besar dan organisasi keperawatan di dalamnya, termasuk setiap unit. Teori
ini meliputi pengetahuan
tentang misi dan tujuan dari
institusi tetapi dapat memerlukan
pengembangan atau perbaikan
termasuk misi atau tujuan
devisi keperawatan. Dari pernyataan pengertian yang jelas
perawat manajer mengembangkan tujuan yang
jelas dan realistis
untuk pelayanan keperawatan
(Swanburg, 2000).
Dalam upaya pengembangan dan
perbaikan palayanan keperawatan maka seorang manajer keperawatan harus memulai
dengan mencari jalan agar perawat dapat menggunakan kemampuannya melibatkan
mereka yang bertanggung jawab dan agar mereka aktif melakukan tujuan yang nyata
dalam kinerjanya. Untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan strategi-strategi
perubahan dalam manajemen keperawatan yang terencana.
Perubahan dalam manajemen keperawatan
merupakan kesatuan yang menyatu dalam perkembangan dan perubahan
keperawatan di Indonesia. Hal ini dikarenakan oleh semakin pesatnya perkembangan
dan perubahan yang terjadi di masyarakat dan seharusnya juga dibarengi dengan
perkembangan dan perubahan dalam manajemen keperawatan demi memenuhi hak
masyarakat untuk mendapatkan asuhan keperawatan yang professional.
Dalam mencapai tujuan dengan menggunakan
strategi-strategi perubahan diperlukan komunikasi manajemen yang baik dan
terintegrasi sehingga tercapai manajemen keperawatan sesuai visi dan misi suatu
organisasi.
KOMUNIKASI DALAM MANAJEMEN KEPERAWATAN
2.1 Definisi
Komunikasi merupakan unsur yang penting dalam aktivitas
manajer keperawatan dan sebagai bagian yang selalu ada di dalam proses
manajemen Keperawatan.
Komunikasi adalah suatu pertukaran pikiran, perasaan, dan
pendapat dan memberikan nasihat dimana terjadi antara dua orang atau lebih
bekerja bersama.Komunikasi juga dapat diartikan suatu seni untuk menyusun dan
menyampaikan suatu pesan dengan cara yang gampang sehingga orang lain dapat
mengerti dan menerima.
Komunikasi adalah proses timbal balik (resiprokal)
pertukaran sinyal untuk memberi informasi, membujuk atau memberi perintah,
berdasarkan makna yang sama dan dikondisikan oleh konteks hubungan para para
komunikator dan konteks sosialnya”. (Cutlip, 2007:225)
2.2 Model Komunikasi
2.2 Model Komunikasi
a. Surat-menyurat ke staf, pembayaran, jurnal Komunikasi
tertulis : Publikasi perusahaan
b. Komunikasi secara langsung : Komunikasi secara verbal
dengan atasan, atau bawahan atau dengan pihak lain.
c. Komunikasi non-verbal : Komunikasi
dengan menggunakan ekspresi wajah, dan sikap tubuh.
d. Komunikasi via telepon
(Doc Stoc, Komunikasi dalam Manajemen Keperawatan, 23-12-2009)
(Doc Stoc, Komunikasi dalam Manajemen Keperawatan, 23-12-2009)
2.3 Tahapan proses Komunikasi
Kelompok
1.
Sumber Komunikasi
Langkah-langkah
antara satu sumber dan penerima yang menghasilkan pentransferan dan pemahaman
makna.
2.
Pengkodean (encoding)
Mengubah
satu pesan komunikasi menjadi bentuk simbolik. Empat kondisi yang mempengaruhi
pesan terkode, yaitu keterampilan, sikap, pengetahuan, dan system social
budaya.
3.
Pesan (Apa yang dikomunikasikan)
Dipengaruhi
oleh kode/kelompok symbol yang kita gunakan untuk mentransfer makna, isi dari
pesan itu sendiri dan keputusan yang kita ambil dalam memilih dan menata baik
kode maupun isi.
4.
Saluran (channel)
Medium
lewat mana suatu pesan komunikasi berjalan. Medium dipilih oleh sumber, yang
harus menentukan saluran mana yang formal dan informal.
5.
Pendekodean
Penerjemah
ulang pesan komunikasi seorang pengirim. Penerima merupakan sasaran arah pesan
itu tapi sebelum pesan dapat di terima, symbol-simbol harus di terjemahkan
kedalam suatu ragam yang dapat dipahami oleh si penerima.
6.
Penerima
7. Umpan Balik
Tautan
akhir dalam proses komunikasi, mengembalikan pesan kedalam system guna
memeriksa kesalah pahaman, umpan balik merupakan suatu penentu apakah pesan itu
telah dipahami.
(Stephen Robbins, Perilaku Organisasi, hal. 6 – 7)
(Stephen Robbins, Perilaku Organisasi, hal. 6 – 7)
2.4 Teori Analisa Transaksaksional
(Analisa Struktural)
Analisis transaksional adalah salah satu
pendekatan psikoterapi yang menekankan pada hubungan interaksional, dapat
digunakan untuk terapi individual, terutama untuk pendekatan kelompok. (Eric
Berne, 1960).
Analisis transaksional terdiri dari teori pengorganisasian kepribadian yang diterapkan melalui proses analisis struktural, serta dilengkapi dengan interaksi manusia yang tergambar dalam wacana analisis transaksional. Target yang ingin dicapai adalah adanya tingkat kesadaran yang membuat seseorang mempunyai kemampuan mental untuk membuat keputusan-keputusan baru berkaitan dengan tingkah laku ke depan dan arah yang akan dituju dalam hidupnya.
Analisis transaksional terdiri dari teori pengorganisasian kepribadian yang diterapkan melalui proses analisis struktural, serta dilengkapi dengan interaksi manusia yang tergambar dalam wacana analisis transaksional. Target yang ingin dicapai adalah adanya tingkat kesadaran yang membuat seseorang mempunyai kemampuan mental untuk membuat keputusan-keputusan baru berkaitan dengan tingkah laku ke depan dan arah yang akan dituju dalam hidupnya.
Konsep teori kepribadian dalam analisis
transaksional Status Ego :
a.
Ego Anak
Status ego anak berisi perasaan, tingkah
laku dan bagaimana berpikir ketika masih kanak-kanak dan berkembang bersama
dengan pengalaman semasa kanak-kanak. Jika individu melakukan, berperasaan,
bersikap seperti yang individu lakukan pada waktu masih kecil, maka individu
tersebut dalam status ego anak. Setiap individu akan mempunyai pengalaman dan
masa kanak-kanak yang berbeda-beda, maka status ego anak untuk setiap individu
akan berbeda.
b. Ego
Dewasa
Jika individu bertigkah laku secara
rasional, melakukan testing terhadap realita, maka individu tersebut dikatakan
dalam status ego dewasa. Pengalaman-pengalaman belajar yang didapatkan antara
individu yang satu dengan yang lain berbeda, mengakibatkan status ego dewasa
juga berbeda. Status ego dewasa dapat dilihat dari tingkah laku yang
bertanggung jawab, tindakan yang rasional dan mandiri. Sifat dari status ego
dewasa adalah obyektif, penuh perhitungan dan menggunakan akal.
c. Ego
Orang
Tua Jika individu merasa dan
bertingkah laku sebagaimana orang tuanya dahulu, maka dapat dikatakan bahwa
individu tersebut dikatakan dalam status ego orang tua. Oleh karena setiap
individu mempunyai pengalaman pendidikan, sikap, pandangan dan pendapat yang
khs dari kedua orang tuanya, maka setiap individu akan berbeda status ego orang
tuanya. Status ego orang tua merupakan suatu kumpulan perasaan, sikap,
pola-pola tingkah laku yang mirip dengan bagaimana orang tua individu merasa
dan bertingkah laku terhadap dirinya.
(Indoskripsi, Transaksional, 23-12-2009)
(Indoskripsi, Transaksional, 23-12-2009)
2.5 Life Position (Posisi Hidup)
Belaian meupakan bagian dari suatu
perhatian yang melengkapi stimulasi yang optimal kepada individu. Belaian ini
merupakan kebutuhan dalam setiap interaksi sosial dan menyehatkan. Belaian ini
tidak hanya dibutuhkan dan terjadi pada anak, akan tetapi juga pada masa dewasa
dan belaian yang diterima atau yang diberikan akan menguatkan posisi hidup
seseorang.
Ada empat dasar posisi hidup :
1.
I’m OK – You’re OK.
Posisi ini merefleksikan bahwa individu
mempunyai kepercayaan terhadap diri sendiri dan percaya pada orang lain.
Individu tidak takut berhubungan dengan orang lain.
2.
I’m OK – You’re not OK.
Posisi ini merefleksikan bahwa individu
membutuhkan orang lain akan tetapi tidak ada yang dianggap cocok, individu
merasa superior, merasa mempunyai hak untuk mempergunakan orang lain untuk
mencapai tujuan pribadinya.
3.
I’m not OK – You’re OK.
Posisi ini merefleksikan bahwa individu merasa
tidak terpenuhi kebutuhannya dan merasa bersalah. Posisi ini merupakan posisi
yang paling umum yang biasa disebut depresif. Individu merasa bersalah,
inferior, depresi, ketidakpercayaan dan rasa takut.
4.
I’m not OK – You’re not OK.
Posisi ini merefleksikan bahwa dirinya merasa
tidak baik dan orang lain pun juga tidak baik, karena tidak ada sumber belaian
yang positif, individu akan menyerah dan merasa tidak berdaya.
(Indoskripsi, Transaksional, 23-12-2009)
(Indoskripsi, Transaksional, 23-12-2009)
2.6 Penerapan Manajemen bagi
Analisa Transaksional
Analisa transaksional memiliki implikasi
bagi manajemen keperawatan. Karena seorang manajer harus mewujudkan sasaran
kerja melalui usaha orang lain. Komunikasi merupakan sarana pelengkap yang
dapat berlangsung tak pasti, karena komunikasi bersilang cenderung mematahkan
komunikasi dengan cepat, sehingga seorang manajer harus menyesuaikan keadaan
egonya untuk saling melengkapi transaksinya dengan supervise.
Manajer sebaiknya sadar bahwa asal semua
jawaban anak dan orang tua adalah posisi yang tidak OK yang memulai kehidupan
seseorang. Metode tradisional pendidikan keperawatan mempengaruhi jenis masalah
transaksional tertentu. Kehausan suatu belaian yang berkepanjangan mendorong
permainan, karena pengadaan belaian negative lebih baik dari pada tidak mendapatkan
belaian sama sekali.
Seringkali perawat mengalami masalah
transaksional dengan para dokter. Karena otoritas yang di berikan pada anggota
profesi keperawatan sangatlah rendah sehingga dokter lebih menguasai /
berkuasa.
Analisa transaksional merupakan proses yang
dimaksudkan untuk memperkuat dan mendorong keadaan ego dewasa untuk menguji
coba kenyataan dengan lebih efektif, memperkirakan akibatnya, dan membuat
pilihan yang diinformasikan.(Gillies, Manajemen Keperawatan, 1989).
2.7 Kegiatan Perawat yang
memerlukan komunikasi
a. Komunikasi saat timbang terima
Komunikasi yang jelas tentang kebutuhan klien
terhadap apa yang sudah dilakukan intervensi dan yang belum, serta respon pasie
yang terjadi.
b. Interview/Anamnese
Komunikasi dengan tujuan untuk memperoleh data
tentang keadaan klien yang akan dipergunakan dalam mendukung masalah yang
dihadapi pasien dan melaksanakan tindakan dengan akurat. Anamnese ini bisa
dengan pasien, keuarga, dokter dan tim lainnya.
Prinsip yang perlu diterapkan olehØ
perawat dalam komunikasi ini :
• Hindari komunikasi yang terlalu formal atau tidak tepat.Ciptakan suasan
• Hindari komunikasi yang terlalu formal atau tidak tepat.Ciptakan suasan
yang hangat dan
kekeluargaan
• Hindari Interupsi
• Hindari respon dengan kata hanya ya dan tidak
(perawat kurang tertarik
degan topik yang
dibicarakan)
• Jangan memonopoli pembicaraan
• Hindari hambatan personal
c. Komunikasi melalui computer
c. Komunikasi melalui computer
Melalui komputer, informasi-informasi terbaru
dapat cepat didapatkan dengan menggunakan internet bila perawat mengalami
kesulitan dalam menangani masalah klien
d. Komunikasi tentang kerahasiaan
Pasien yang masuk menyerahkan rahasia dan rasa
percaya kepada Institusi. Oleh karena itu perawat harus berusaha menjaga dengan
baik.
e. Komunikasi melalui sentuhan
Metode ini merupakan metode dalam mendekatkan
hubungan antara pasien dan perawat. Sentuhan yang diberikan oleh perawat juga
dapat sebagai terapipagi pasien, khusunya pasien dengan depresi, kecemasan dan
kebingungan, dalam mengambil suatu keputusan.
f. Dokumentasi sebagai alat komunikasi
Ketrampilan dokumentasi yang efektif
memungkinkan perawat untuk mengkomunikasikan kepada tenaga kesehatan lainnya
dan menjelaskan apa yang sudah, sedang dan akan dikerjakan oleh perawat.
g. Komunikasi perawat dan tim kesehatan lainnya
Komunikasi yang baik akan menungkatkan hubungan
professional antar perawat dan tim kesehatan lainnya : dokter, ahli gizi,
fisioterapis, dll.
(Doc Stoc, Komunikasi dalam Manajemen Keperawatan, 23-12-2009)
(Doc Stoc, Komunikasi dalam Manajemen Keperawatan, 23-12-2009)
DAFTAR
PUSTAKA
Endah, Rika. 2003. Keperawatan dan Perubahan. Digital library
Universitas Sumatera Utara
Nursalam. M. 2007. Manajemen Keperawatan aplikasi dalam praktik
keperawatan professional Edisi : II. Jakarta : Salemba Medika
Swanburg, Russel C.Alih bahasa Suharyati,dkk (2000). Pengantar
Kepemimpinan dan Manajemen Keperawatan untuk perawat klinis. Jakarta : EGC
Swanburg. C. Russell. Alih Bahasa Waluyo. Agung & Asih.
Yasmin. (2001).Pengembangan Staf Keperawatan, Suatu Komponen Pengembangan SDM.
Jakarta : EGC
0 komentar:
Posting Komentar