BAB II
ASUHAN KEPERAWATAN PADA USIA LANJUT
I. PENGKAJIAN
a.
Identitas penderita
Meliputi
nama, umur, jenis kelamin, agama, pendidikan, bangsa, alamat.
b.
Gangguan yang terdapat pada
usia lanjut
Menelan,
gigi komunikasi, nyeri dan lain-lain.
c.
Perasaan hati, kesadaran
Bermusuhan,
gangguan tidur, dan lain-lain.
d.
Riwayat tentang problem utama
berarti
Pernah
stroke, batuk, demensia, patah tulang.
e.
Kebiasaan yang meragukan
kesehatan
Merokok,
alkohol, dan lain-lain.
f.
Penilaian sistem
Penilaian
sistem dilaksanakan secara urut mulai dari sistem persyaratan sampai dengan
sistem muskuloskeletal.
g.
Riwayat pengobatan
Baik sebelum sakit, obat yang di
minum, baik dari resep dokter atau di beli bebas ( termasuk jamu-jamuan).
h.
Pemeriksaan fungsi
-
Aktifitas hidup sehari-hari
(AHS sadar) yang hanya memerlukan kemampuan tubuh untuk berfungsi sederhana
misalnya tidur, berpakaian, mandi / wc.
-
Aktifitas hidup sehari-hari
(AHS instrumental)
Selain melakukan kemampuan dasar agar memerlukan
berbagai koordinasi kemampuan otot, susunan syaraf yang lebih juga berbagai
kemampuan organ kognitif lain.
-
Kemampuan mental dan kognitif
terutama menyangkut fungsi intelek, memori lama dan memori tentang hal-hal yang
baru saja terjadi.
II. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1.
Resiko terjadinya cidera :
jatuh berhubungan dengan peningkatan aktifitas.
2.
Gangguan rasa nyaman (sakit
kepala / pusing) berhubungan dengan keletihan.
3.
Potensial jatuh berhubungan
dengan keturunan ketajaman penglihatan.
4.
Intoleransi aktifitas
berhubungan dengan ketidak seimbangan suplai O2 : kelemahan.
5.
Resti infeksi berhubungan
dengan keadaan nutrisi : keadaan imunitas tubuh.
III.
INTERVENSI KEPERAWATAN
1.
Gangguan rasa nyaman (sakit
kepala / pusing) berhubungan dengan keletihan.
Tujuan : sakit kepala / pusing berkurang dalam waktu ± 30 menit
Kriteria hasil :
- Sakit kepala / pusing
berkurang.
-
Kx tidak gelisah.
-
Kx tidak pucat.
-
Kx bisa tidur.
-
Kx tidak mondar-mandir.
-
T : 140/70 mmHg
-
S : 365 oC
Nadi : 80 x/mnt.
Intervensi :
1.
Jelaskan pada klien tentang
penyebab sakit kepala / pusing.
R/ kx dapat mengerti tentang penyebab sakit kepala /
pusing.
2.
Berikan penjelasan pada kx
tentang efek samping dari minum obat yang terlalu sering.
R/ kx mengerti tentang efek samping dari obat.
3.
Berikan tindakan nonfarmakologi
untuk menghilangkan sakit kepala, misal kompres dingin pada dahi, pijat
punggung dan leher, suasana tenang, redupkan lampu, teknik relaksasi.
R/ mengurangi sakit kepala.
4.
Berikan analgesik sesuai
indikasi.
R/ membantu mengurangi sakit kepala.
2.
Resiko terjadinya cidera :
jatuh berhubungan dengan peningkatan aktifitas.
Tujuan : klien tidak jatuh.
Intervensi :
1.
Jelaskan pada klien tentang
penyebab linu-linu / pegal.
R/ kx dapat mengerti tentang penyebab lini / pegal.
2.
Berikan tindakan nonfarmakologi
untuk menghilangkan pegal-pegal pada daerah kaki misal pijat.
R/ dapat merangsang sakit pada daerah kaki.
3.
Hindari melakukan aktifitas
yang berat-berat.
R/ dapat mengurangi linu-linu pada daerah kaki.
4.
Hindari makanan yang mengandung
kacang-kacangan.
R/ dapat mencegah terjadinya rematik.
5.
Ajarkan jalan kaki dengan tidak
menggunakan alas kaki pada pagi hari.
R/ dapat mengurangi linu pada kaki
karena aliran darah dapat berjalan dengan lancar.
3.
Potensial jatuh berhubungan
dengan keturunan ketajaman penglihatan.
Tujuan : klien tidak jatuh.
Intervensi :
a.
Ciptakan lingkungan yang aman.
-
Tempat tidur dalam posisi
rendah.
-
Adanya tempat tidur berpegangan
yang kuat.
-
Adanya bel.
-
Penerangan yang cukup.
-
Sediakan peralatan yang
diperlukan terjangkau.
-
Sediakan alat bantu jalan yang
sesuai.
b.
Bantu klien saat pindah tempat.
c.
Ajarkan cara pindah tempat
secara aman tanpa bantuan.
d.
Kaji keadaan rumah untuk faktor
yang menghalangi / mendukung pada perubahan pengelihatan.
4.
Intoleransi aktifitas
berhubungan dengan ketidak seimbangan suplai O2 : kelemahan.
Tujuan : - Klien mampu melakukan aktifitas.
-
Klien tidak lelah.
-
Klien tidak pusing.
-
TTV normal.
Intervensi :
a.
Kaji aktifitas sehari-hari.
b.
Ajarkan latihan untuk kaki
setiap jam / ROM.
c.
Ajarkan duduk ± 3-5 menit sebelum berdiri dan berjalan.
d.
Peningkatan frekuensi dan jarak
aktifitas secara bertahap.
5.
Resti infeksi berhubungan
dengan keadaan nutrisi : keadaan imunitas tubuh.
Tujuan : - Tidak terjadi infeksi.
-
Temperatur tubuh normal (36-370C).
-
Tidak terdapat kemerahan,
iritasi di sekitar luka.
-
Lekosit normal (4500-10.000m I)
Intervensi :
a.
Ajarkan untuk meminimalkan
kontak dan patogen.
b.
Jelaskan perlunya untuk
mempertahankan hygiene
(Misalkan : Mandi setiap hari, perawatan mulut).
c.
Kaji mulut dan kerongkongan
dengan adanya tanda-tanda infeksi.
d.
Ajarkan minum 200cc/hari.
e.
Upayakan perbaikan gizi, diit
dengan cukup.
f.
Pemberian vitamin dan mineral
yang cukup.
IV. IMPLEMENTASI
Implementasi yang dimaksud adalah
pengelolaan dan perwujudan dari rencana perawatan meliputi tindakan perawatan
yang direncanakan oleh perawat. Melaksanakan advis dokter dan ketentuan rumah
sakit (Depkes RI, 1990 : 23).
V. EVALUASI
Evaluasi merupakan tahap akhir dari
suatu proses perawatan dan merupakan perbandingan yang sistematik dan terencana
tentang kesehatan pasien dengan tujuan yang telah ditetapkan dilakukan dengan
cara melibatkan pasien dan sesama tenaga
kesehatan (Nasrul Effendi, 1995).
DAFTAR PUSTAKA
1.
Nugroho, Wahyudi, 2000.
Keperawatan Gerontik, EGC. Jakarta.
2.
Winoto, Hardy, Dkk, 1999.
Panduan Gerontologi, Pustaka Utama Jakarta.
LAPORAN
PENDAHULUAN
ASUHAN
KEPERAWATAN GERONTIK PADA Ny. M
DENGAN LINU
(PEGAL-PEGAL) DI PANTI WERDHA HARGO
DEDALI SURABAYA
Oleh :
ARIK DWI AGUSTIN
02.110.009
AKADEMI
KEPERAWATAN
UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH SURABAYA
2005
LAPORAN
PENDAHULUAN
ASUHAN KEPERAWATAN
LANSIA PADA Ny. W DENGAN MASALAH KEPERAWATAN GANGGUAN PENDENGARAN
DI PANTI WERDHA
HARGO DEDALI SURABAYA
Oleh :
NOVITA E.M
02.110.048
AKADEMI
KEPERAWATAN
UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH SURABAYA
2005
0 komentar:
Posting Komentar