LAPORAN PENDAHULUAN
PASIEN GOUT
I.
Tinjauan pustaka
a.
Pengertian
Gout berasal dari bahasa latin yaitu
gutta yang artinya tetesan. Menurut
kepercayaankuno penyakit ini disebabkan oleh luka, yang jatuh tetes demi tetes
kedalam sendi.
Gout atau pirai adalah penyakit
dimana terjadi penumpukan asam urat didalamtubuh secara berlebihan, dengan
gejala utamanya berupa radang sendi atau atritis. (Vita Health : 2008)
Gout adalah peradangan akibat adanya
endapan kristal asam urat pada sendi (pusdiknakes : 1995)
Gout adalah kerusakan metabolic yang
ditandai dengan peningkatan konsentrasi serum asam urat dan deposit kristal
asam urat dalam cairan sinovial dan disekitar jaringan sendi. Gout juga dapat
didefinisikan sebagai kerusakan metabolisme purin herediter yang menyebabkan
Peningkatan asam urat yang terakumulasi dalam jaringan tubuh dan sendi.
b.
Jenis gout
- Gout primer
Merupkan akibat langsung pembentukan asam urat tubuh yang berlebih atau akibat penurunan ekresi asam urat
- Gout sekunder
Disebabkan karena pembentukan asam urat yang berlebih atau ekresi asam urat yang bekurang akibat proses penyakit lain atau pemakaian obat tertentu.
Merupkan akibat langsung pembentukan asam urat tubuh yang berlebih atau akibat penurunan ekresi asam urat
- Gout sekunder
Disebabkan karena pembentukan asam urat yang berlebih atau ekresi asam urat yang bekurang akibat proses penyakit lain atau pemakaian obat tertentu.
II. Etiologi
Gout
disebabkan oleh adanya kelainan metabolik dalam pembentukan purin atau ekresi
asam urat yang kurang dari ginjal yang menyebakan hyperuricemia.
Hyperuricemia pada penyakit ini disebabakan oleh :
a. Pembentukan asam urat yang berlebih.
• Gout primer metabolik disebabkan sistensi langsung yang bertambah.
• Gout sekunder metabolik disebabkan pembentukan asam urat berlebih karana penyakit lain, seperti leukimia.
b. Kurang asam urat melalui ginjal.
• Gout primer renal terjadi karena ekresi asam urat di tubulus distal ginjal yang sehat. Penyabab tidak diketahui
• Gout sekunder renal disebabkan oleh karena kerusakan ginjal, misalnya glumeronefritis kronik atau gagal ginjal kronik.
Hyperuricemia pada penyakit ini disebabakan oleh :
a. Pembentukan asam urat yang berlebih.
• Gout primer metabolik disebabkan sistensi langsung yang bertambah.
• Gout sekunder metabolik disebabkan pembentukan asam urat berlebih karana penyakit lain, seperti leukimia.
b. Kurang asam urat melalui ginjal.
• Gout primer renal terjadi karena ekresi asam urat di tubulus distal ginjal yang sehat. Penyabab tidak diketahui
• Gout sekunder renal disebabkan oleh karena kerusakan ginjal, misalnya glumeronefritis kronik atau gagal ginjal kronik.
III. Patofisiologi
Banyak faktor
yng berperan dalam mekanisme serangan gout. Salah satunya yang telah diketahui
peranannya adalah kosentrasi asam urat dalam darah. Mekanisme serangan gout
akut berlangsung melalui beberapa fase secara berurutan.
1. Presipitasi kristal monosodium urat.
Presipitasi monosodium urat dapat terjadi di jaringan bila kosentrasi dalam plasma lebih dari 9 mg/dl. Presipitasi ini terjadi di rawan, sonovium, jaringan para- artikuler misalnya bursa, tendon, dan selaputnya. Kristal urat yang bermuatan negatif akan dibungkus (coate) oleh berbagai macam protein. Pembungkusan dengan IgG akan merangsang netrofil untuk berespon terhadap pembentukan kristal.
2. Respon leukosit polimorfonukuler (PMN)
Pembentukan kristal menghasilkan faktor kemotaksis yang menimbulkan respon leukosit PMN dan selanjutnya akan terjadi fagositosis kristal oleh leukosit.
3. Fagositosis
Kristal difagositosis olah leukosit membentuk fagolisosom dan akhirnya membram vakuala disekeliling kristal bersatu dan membram leukositik lisosom.
4. Kerusakan lisosom
Terjadi kerusakn lisosom, sesudah selaput protein dirusak, terjadi ikatan hidrogen antara permukan kristal membram lisosom, peristiwa ini menyebabkan robekan membram dan pelepasan enzim-enzim dan oksidase radikal kedalam sitoplasma.
5. Kerusakan sel
Setelah terjadi kerusakan sel, enzim-enzim lisosom dilepaskan kedalam cairan sinovial, yang menyebabkan kenaikan intensitas inflamasi dan kerusakan jaringan.
1. Presipitasi kristal monosodium urat.
Presipitasi monosodium urat dapat terjadi di jaringan bila kosentrasi dalam plasma lebih dari 9 mg/dl. Presipitasi ini terjadi di rawan, sonovium, jaringan para- artikuler misalnya bursa, tendon, dan selaputnya. Kristal urat yang bermuatan negatif akan dibungkus (coate) oleh berbagai macam protein. Pembungkusan dengan IgG akan merangsang netrofil untuk berespon terhadap pembentukan kristal.
2. Respon leukosit polimorfonukuler (PMN)
Pembentukan kristal menghasilkan faktor kemotaksis yang menimbulkan respon leukosit PMN dan selanjutnya akan terjadi fagositosis kristal oleh leukosit.
3. Fagositosis
Kristal difagositosis olah leukosit membentuk fagolisosom dan akhirnya membram vakuala disekeliling kristal bersatu dan membram leukositik lisosom.
4. Kerusakan lisosom
Terjadi kerusakn lisosom, sesudah selaput protein dirusak, terjadi ikatan hidrogen antara permukan kristal membram lisosom, peristiwa ini menyebabkan robekan membram dan pelepasan enzim-enzim dan oksidase radikal kedalam sitoplasma.
5. Kerusakan sel
Setelah terjadi kerusakan sel, enzim-enzim lisosom dilepaskan kedalam cairan sinovial, yang menyebabkan kenaikan intensitas inflamasi dan kerusakan jaringan.
IV. Patoflow
PH CES ↓ Protein
pengikat kristal-kristal urat Trauma
jaringan diet↑
purin
Presipitasi monosodium urat defosit
Gout ↑ terbentuk tofi
Hiperuricemia
asimptomatik
Gout arthritis akut defomitas tangan dan sendi
Respon infalamasi Pengeluaran enzim-enzim lisosom
Leukosit PMN
Leukosit ↑, sedimen rate Fagositosis
kristal urat Kemerahan
Demam Kematian leukosit PMN
sendi bengkak Nyeri
V. Manifestasi klinis
Fase akut
Biasanya timbul tiba-tiba, tanda-tanda awitan serangan gout adalah rasa sakit yang hebat dan peradangan lokal. Kulit diatasnya mengkilat dengan reaksi sistemik berupa demam, menggigil, malaise dan sakit kepala. Yang paling sering terserang mula-mula adalah ibu jari kaki (sendi metatarsofalangeal) tapi sendi lainnya juga dapat terserang. Serangan ini cenderung sembuh spontan dalam waktu 10-14 hari meskipun tanpa terapi.
Fase kronis
Timbul dalam jangka waktu beberapa tahun dan ditandai dengan rasa nyeri, kaku, dan pegal. Akibat adanya kristal-kristal urat maka terjadi peradangan kronik. Sendi yang bengkak akibai gout kronik sering besar dan berbentuk noduler. Tanda yang mungkin muncul :
- Tampak deformitas dan tofus subkutan.
- Terjadi pemimbunan kristal urat pada sendi-sendi dan juga pada ginjal.
- Terjadi uremi akibat penimbunan urat pada ginjal
- Mikroskofik tanpak kristal-kristal urat disekitar daerah nekrosisi.
Biasanya timbul tiba-tiba, tanda-tanda awitan serangan gout adalah rasa sakit yang hebat dan peradangan lokal. Kulit diatasnya mengkilat dengan reaksi sistemik berupa demam, menggigil, malaise dan sakit kepala. Yang paling sering terserang mula-mula adalah ibu jari kaki (sendi metatarsofalangeal) tapi sendi lainnya juga dapat terserang. Serangan ini cenderung sembuh spontan dalam waktu 10-14 hari meskipun tanpa terapi.
Fase kronis
Timbul dalam jangka waktu beberapa tahun dan ditandai dengan rasa nyeri, kaku, dan pegal. Akibat adanya kristal-kristal urat maka terjadi peradangan kronik. Sendi yang bengkak akibai gout kronik sering besar dan berbentuk noduler. Tanda yang mungkin muncul :
- Tampak deformitas dan tofus subkutan.
- Terjadi pemimbunan kristal urat pada sendi-sendi dan juga pada ginjal.
- Terjadi uremi akibat penimbunan urat pada ginjal
- Mikroskofik tanpak kristal-kristal urat disekitar daerah nekrosisi.
VI. Pemeriksaan penunjang
1. Serum asam urat
Umumnya meningkat,
diatas 7,5 mg/dl. Pemeriksaan ini mengindikasikan hiperuricemia, akibat
peningkatan produksi asam urat atau gangguan ekskresi.
2. Angka leukosit
Menunjukkan
peningkatan yang signifikan mencapai 20.000/mm3 selama serangan
akut. Selama periode asimtomatik angka leukosit masih dalam batas normal yaitu
5000 - 10.000/mm3.
3. Eusinofil Sedimen
rate (ESR)
Meningkat selama
serangan akut. Peningkatan kecepatan sedimen rate mengindikasikan proses
inflamasi akut, sebagai akibat deposit asam urat di persendian.
4. Urin spesimen 24
jam
Urin dikumpulkan dan
diperiksa untuk menentukan produksi dan ekskresi dan asam urat. Jumlah normal
seorang mengekskresikan 250 - 750 mg/24 jam asam urat di dalam urin. Ketika
produksi asam urat meningkat maka level asam urat urin meningkat. Kadar kurang
dari 800 mg/24 jam mengindikasikan gangguan ekskresi pada pasien dengan
peningkatan serum asam urat.
Instruksikan pasien
untuk menampun semua urin dengan peses atau tisu toilet selama waktu
pengumpulan. Biasanya diet purin normal direkomendasikan selama pengumpulan
urin meskipun diet bebas purin pada waktu itu diindikasikan.
5. Analisis cairan
aspirasi dari sendi yang mengalami inflamasi akut atau material aspirasi dari
sebuah tofi menggunakan jarum kristal urat yang tajam, memberikan
diagnosis definitif gout.
6. Pemeriksaan
radiografi
Dilakukan pada sendi
yang terserang, hasil pemeriksaan akan menunjukkan tidak terdapat perubahan
pada awal penyakit, tetapi setelah penyakit berkembang progresif maka akan
terlihat jelas/area terpukul pada tulang yang berada di bawah sinavial sendi.
VII. Komplikasi
- Deformitas pada persendian yang terserang
- Urolitiasis akibat deposit kristal urat pada saluran kemih
- Nephrophaty akibat deposit kristal urat dalam interstisial ginjal
VIII. Pencegahan
a.
Diet, dianjurkan menurunkan berat badan pada
pasien yang gemuk, serta diet rendah purin (tidak usah terlalu ketat). Hindari
alkohol dan makanan tinggi purin (hati, ginjal, ikan sarden, daging kambing,
dan sebagainya), termasuk roti manis.
b.
Perbanyak minum. Pengeluaran urin 2 liter/hari
atau lebih akan membantu pengeluaran asam urat dan mengurangi pembentukan
endapan di saluran kemih.
c.
Olah raga teratur.Orang yang tidak aktif
berolahraga misalnya karena terbaring sakit, dapat timbul serangat gout baru.
d.
Hindari obat-obatan yang mengakibatkan
hiperurisemia, seperti tiazid, diuretik, Aspirin®, dan asam nikotinat yang
menghambat ekskresi asam urat dari ginjal.
e.
Makanlah buah-buahan yang banyak mengandung
vitamin C, karena ada penelitian pemberian vitamin C pada dosis tinggi dapat
melindungi terhadap penyakit gout.
f.
Penyakit lain harus harus diperbaiki seperti
hipertensi dan diabetes. Penderita hipertensi harus minum obat secara teratur
agar tekanan darah dapat dikendalikan normal.
g.
Harus diingat semakin muda usia pasien pada saat
mulainya penyakit, maka semakin besar kemungkinan menjadi progresif.
IX. Penatalaksanaan medis
a.
Fase akut.
Obat yang digunakan :
1. Colchicine (0,6 mg)
2. Indometasin ( 50 mg 3 X sehari selama 4-7 hari)
3. Fenilbutazon.
Obat yang digunakan :
1. Colchicine (0,6 mg)
2. Indometasin ( 50 mg 3 X sehari selama 4-7 hari)
3. Fenilbutazon.
b.
b. Pengobatan jangka panjang terhadap
hyperuricemia untuk mencegah komplikasi.
1. Golongan urikosurik
- Probenasid, adalah jenis obat yang berfungsi menurunkan asam urat dalam serum.
- Sulfinpirazon, merupakan dirivat pirazolon dosis 200-400 mg perhari.
- Azapropazon, dosisi sehari 4 X 300 mg.
1. Golongan urikosurik
- Probenasid, adalah jenis obat yang berfungsi menurunkan asam urat dalam serum.
- Sulfinpirazon, merupakan dirivat pirazolon dosis 200-400 mg perhari.
- Azapropazon, dosisi sehari 4 X 300 mg.
- Bnzbromaron.
2. Inhibitor xantin (alopurinol).
Adalah suatu inhibitor oksidase poten, bekerja mencegah konversi hipoxantin menjadi xantin, dan konversi xantin menjadi asam urat.
2. Inhibitor xantin (alopurinol).
Adalah suatu inhibitor oksidase poten, bekerja mencegah konversi hipoxantin menjadi xantin, dan konversi xantin menjadi asam urat.
Pengobatan gout tergantung dari tahap penyakitnya (seperti telah di
jelaskan dalam segmen patofisiologi).
1. Hiperuricemia
asimtomatik biasanya tidak membutuhkan pengobatan.
2. Gout arthritis akut
diobati dengan anti inflamasi non steroid (NSAID) atau kolkisin. Obat ini diberikan
dalam disis tinggi untuk mcnurunkan peradangan sendi. Kemudian dosis diturunkan
secara bertahap dalam beberapa hari.
3. Gout tofi kronik
diobati dengan tujuan menurunkan produksi asam urat atau meningkatkan produksi
asam urat oleh ginjal. Obat Alopurinol menghambat produksi asam urat
dari prekursornya (Xantin dan hipoxantin) dengan menghambat enzim xantin
oksidase. Obat ini dapat diberikan dalam dosis yang memudahkan yaitu sekali
sehari. Obat-obat urikosurik dapat meningkatkan ekskresi asam urat dengan
menghambat reabsorpsi asam urat oleh tubulus ginjal. Supaya agen-agen
urikosurik bekerja dengan efektif, maka dibutuhkan fungsi ginjal yang memadai.
Pada keadaan ini perlu dilakukan test fungsi ginjal (Clearence creatinin test).
Pada ginjal normal nilai clearence crealinin test adalah 115-120 ml/mt.
Probenesid dan Sulfinpirazan
adalah dua jenis agen urikosurik yang sering digunakan. Jika seorang pasien
menggunakan agen urikosurik, maka ia memerlukan masukan cairan
sekurang-kurangnya 1500 ml/hari agar dapat meningkatkan ekskresi asam urat.
Semua produk aspirin harus di hindari, karena menghambat kerja urikosurik dari
obat-obatan itu.
X. Pengkajian
a.
Data Subyektif
1. Pada episode akut
keluhan utamanya nyeri yang berat pada ibu jari kaki atau sendi lain.
2. Tanyakan pada
pasien tentang pencegahan penyerangan dan bagaimana cara mengatasi atau
mengurangi serangan.
3. Adakah peningkatan
berat badan?
4. Adakah riwayat gout
artritis di dalam keluarga?
5. Apakah pasien
memakai obat untuk mengatasi gout?
b.
Data obyektif
1. Pasien tidak tahan
terhadap sentuhan pada sendi dan mcnjaga daerah sendi yang terkena.
2. Sendi bengkak dan
merah (pertama metatarsal, sendi tarsal, pergelangan kaki, lutut atau siku).
3. Adanya peningkatan
suhu tubuh.
4. Adanya
penpembengkakan nodul mungkin terilhat di jaringan sub kutan di daerah sendi
atau pada tulang rawan di helix telinga
c.
Data
psikososial:
Gout sering,
menimbulkan rasa tidak nyaman pada pasien akibat nyeri yang timbul pada
persendian. Cemas dan takut untuk melakukan gerakan atau aktifitas. Merasakan
dirinya tidak melakukan mobilitas seperti sebelum sakit. Perawat dapat mengkaji
masalah-masalah psikologis tersebut yang mungkin dihadapinya.
d.
Pemeriksaaan diagnostik
1. Peningkatan kadar asm urat serum
(hiperuricemia)
2. Peningkatan kadar asam urat pada
urine 24 jam.
3. cairan
sinovial sendi menunjukkan adanya kristal urat monosodium.
4. Kecepatan waktu pengendapan
5. Pemeriksan sinar X menampakakan
perkembangan jaringan lunak.
6. Pemeriksaan sel darah putih dan
sedimentasi eritrosit meningkat (selama fase akut).
XII. NCP (Nursing Care Plan)
No
|
Diagnosis Keperawatan
|
Tujuan
|
Intervensi
|
Implementasi
|
Rasionalisasi
|
1
2
|
Gangguan rasa
nyaman nyeri berhubungan dengan proses penyakit.
Gangguan mobilitas
fisik burhungan dengan nyeri persendian
|
Rasa nyaman pasien terhindari dari nyeri.
Dengan kriteria :
· Nyeri Hilang atau nyeri terkontrol.
· Pasien terlihat rilex
· Pasien dapat istirahat atau tidur dengan nyaman
· Flasien dapat berpatisipasi dalam aktivitas sesuai
kemampuannya.
· Mengikuti program farmakologis yang diresepkan
· Menggabungkan ketrampilan relaksasi dan aktivitas
hiburan ke dalam program kontrol nyeri.
Pasien
dapat meningkatkan aktifitas sesuai kemampuan.
Kriteria:
· Pasien
dapat mempertahankan fungsi posisi dengan tidak adanya pembatasan kontraktur.
· Pasien
dapat mempertahankan atau meningkatkan kekuatan dan fungsi dari kokompensasi
bagian tubuh.
· Pasien
dapat mendemonstrasikan tehnik atau perilaku yang memungkinkan melakukan
aktfitas.
|
a. Kaji
keluhan nyeri, catat lokasi dan intensitas (skala 0-10). Catat faktor-faktor
yang mempercepat dan tanda-tanda rasa sakit yang nonverbal.
b. Berikan
posisi yang nyaman, sendi yang nyeri (kaki) diistirahatkan dan diberikan
bantalan.
c. Berikan
kompres hangat atau dingin.
d. Cegah agar tidak terjadi iritasi
pada tofi, misal menghindari penggunaan sepatu yang sempit, terantuk benda
yang keras. Rasional:
e. Dorong untuk sering mengubah
posisi. Bantu pasien untuk bergerak di tempat tidur, sokong sendi yang sakit,
hindari gerakan yang menyentak.
f. Berikan masase lembut.
g. Dorong penggunaan tehnik
manajemen stress,misalnya relaksasi progresif, sentuhan terapeutik,
vuasualisasi, pedoman imajinasi, hipnosis diri dan pengendalian nafas.
h. Libatkan dalam aktivitas
hiburan yang sesuai untuk situasi individu.
i. Kolaborasi.
Berikan obat-obatan sesuai dengan
terapi dokter dan amati efek samping obat-obat tersebut.
a. Evaluasi
pemantauan tingkat inflamasi atau rasa sakit pada sendi.
b.Pertahankan istirahat tirah
baring/duduk jika diperlukan. Jadwal aktifitas untuk memberikan periode
istirahat yang terus menerus dan tidur malam hari yang tidak terganggu.
c. Lakukan
ambulasi dengan bantuan misal dengan menggunakan tongkat atau
"walker", dan berikan lingkungan yang aman misalnya menggunakan
pegangan tangga pada bak atau pancuran dan toilet.
d.
Lakukan latihan ROM secara hati-hati pada sendi yang
terkena gout jika memungkinkan.
e. Usahakan
untuk meningkatkan kembali pada aktifitas yang normal
f. Kolaborasi
Konsul dengan ahli terapi fisik/okupasi dan
spesialis vokasional
|
Mengkaji keluhan
nyeri pasien dan akala nyerinya
Mengatur posisi
pasien agar nyaman
Melakukan kompres
hangat atau dingin sesuai kondisi pasien
Menghindari kaki
terantuk benda keras
Membantu pasien
mobilisasi
Memberikan masase
lembut
Mengajarkan pasien
manajemen stres seperti relaksasi progresif
Melibatkan pasien
dengan aktifitas hiburan
Mengidentifikasi
tingkat inflamasi pada sendi pasien.
Membantu pasien
memprtahankan tirah baring
Menganjurkan pasien
memakai tongkat bila diperlukan
Membantu pasien
melkukan ROM pada sendi yang terkena gout
Menganjurkan pasien
untuk tetapmeningkatkan kenbali aktifitas normal
|
Membantu
dalam mengendalikan kebutuhan manajemen nyeri dan keefektifan program.
Istirahat
dapat menurunkan metabolisme setempat dan mengurangi pergerakan pada sendi
yang sakit.
Bantalan
yang empuk/lembut akan mencegah pemeliharaan kesejajaran tubuh yang tepat dan
menempatkan stress pada sendi yang sakit.
Pemiberian
kompres dapat memberikan efek vasodilatasi dan keduanya mempunyai efek
vasodilatasi dan keduanya mempunyai efek membantu pengeluaran endortin dan
dingin dapat menghambat impuls-impuls nyeri.
Bila
terjadi iriitasi maka akan semakin nyeri. Bila terjadi luka akibat tofi yang
pecah maka rawatlah sucara steril dan juga perawatan drain yang dipasang pada
luka.
·
Mencegah terjadinya kelelahan umum dan kekakuan
sendi.
·
Menstabilkan sendi, mengurangi gerakan atau rasa
sakit pada sendi.
Meningkatkan
relaksasi atau mengurangi tegangan otot.
Meningkatkan
relaksasi, memberikan kontrol dan mungkin meningkatkan kemampuan koping.
Memf'okuskan kembali porhatian,
memberikan stimulan dan meningkatkan rasa percava diri dan perasaan sehat.
·
colchille → untuk serangan akut dan menurunkan
kristal asam urat yang mempunyai efek samping, nausea, vomitus, diare,
oliguri, hematuri.
· Phenylbutazone
→ untuk anti radang, mempunyai efek samping nausea, vomitus, diare, rash,
edema, hipertemsi dan lekopeni.
· Allopurinol
(Zyloprin) → untuk keadaan kronis (untuk menghambat asam urat)
· Probenalid
(beneryl) → untuk meningkatkan ekskresi asam urat.
Tingkat aktifitas / latihan tergantung dari
perkembangan atau resolusi dan proses inflamasi.
Istirahat
yang sistemik selama eksaserbasi akut dan seluruh fase penyakit yang penting
untuk mencegah kelelahan, mempertahankan kekuatan.
Menghindari cedera akibat kecelakaan atau jatuh..
Meningkatkan atau mempertahankan fungsi sendi,
kekuatan otot dan stamina umum. Latihan yang tidak adekuat dapat menimbulkan
kakakuan sendi dan aktifitas yang berlebihan dapat merusak sendi.
Memaksimalkan fungsi sendi dan mempertahankan
mobilitas.
Berguna dalam memformulasikan program
latihan/aktifitas yang berdasarkan pada kebutuhan, individual dan dalam
mengidentifikasi mobilisasi.
|
3
|
Kurang pengetahuan
tentang pengobatan dan perawatan dirumah.
|
Pasien dan
keluarga dapat memahami penggunaan obat dan perawatan
dirumah.
Kriteria :
· Pasien dan
keluarga menunjukkan pemahaman tentang kondisi prognosis dan perawatan.
· Mengembangkan
rencana untuk perawatan diri, termasuk modifikasi gaya hidup yang konsisten
dengan mobilitas dan atau pembatasan aktifitas.
|
a.
Jelaskan pada pasien tentang asal mula penyakit
b. Berikan
Jadwal obat yang harus di gunakan meliputi nama obat, dosis, tujuan dan efek
samping
c. Diskusikan
pentingnya diit yang terkontrol misal dengan menghindari makanan tinggi purin
sepertl hati, ginjal, sarden, memenuhi intake cairan yang cukup dan output
antara 2000-3000 ml perhari
d. Bantu
pasien dalam merencanakan program latihan dan istirahat yang teratur.
e. Tekankan
pentingnya melanjutkan manajemen farmako terapeutik.
f. Berikan
informasi mengenai alat-alat bantu yang mungkin dibutuhkan.
g. Dorong
untuk mempertahankan posisi tubuh yang benar dalam setiap melakukan
aktifitas.
h. Identifikasi
sumber-sumber komunitas, misal yayasan artritis bila ada.
|
Memberikan penkes
pada pasien
Menjelaskan tentang
pengunaan obat pada pasien
Menganjurkan pasien
menghindari makanan tinggi purin, seperti hati, ginjal, sarden
Membantu pasien merencanakan
program latihan dan istirahat teratur
Menjelaskan
pentingnyamelanjutkan manajemen farmako terapeutik
Memberi informasi
tentang alat-alat bantu yang mungkin dibutuhkan
Menganjurkan pasien
tetap mempertahankan posisi tubuh yang benar setiap melakukaan aktifitas
|
Memberikan
pengetahuan pasien sehingga pasien dapat menghindari terjadinya serangan
berulang.
Penjelasan
ini dapat meningkatkan koordinasi dan kesadaran pasien terhadap pengobatan
yang teratur.
Tujuan
kontrol penyakit adalah untuk menekan inflamasi sendiri/jaringan lain untuk
memperahankanfungsi sendi dan mencegah doformitas dan meningkatkan perasaan
sehat umum serta untuk perbaikan.jaringan.
Memberikan
struktur dan mengurangi kecemasan pada waktu menangani proses penyakit yang
kronis kompleks.
Keuntungan
dari terapi obat-obatan tergantung pada ketepatan dosis.
Mengurangi paksaan untuk
menggunakan sendi dan memungkinkan individu untuk ikut serta secara lebih
nyaman dalam aktifitas yang dibutuhkan atau diinginkan.
Mekanika
tubuh yang baik harus menjadi bagian dari gaya hidup pasien untuk mengurangi
tekanan sendi dan nyeri.
Bantuan
atau dukungan dari orang lain untuk meningkatkan pemulihan maksimal.
|
4
|
Potensial
terjadi perubahan pola miksi b.d adanya batu atau insufisiensi ginjal
|
Mengurangi
potensi terjadinya perubahan pola miksi pasien. Dengan kriteria :
· Frequensi BAK dalam batas normal
· Pola miksi pasien baik
|
a.
monitoring intake-output pasien.
b.
Anjurkan pasien untuk banyak-banyak minum air putih
c.
Kolaborasi
|
a. Melakukan monitoring
intake-output pasien
b. Menganjurkan pasien minum air
putih minimal 8 gelas per hari
c. Kolaborasi dengan tenaga medis
lainnya
|
a.
Mengetahui keseimbangan intake dan output pasien
b.
Memperlancar sistem pencernaan dan memperbanyak
ekresi asam urat melalui urin
|
5
|
Gangguan
integritas kulit b.d tophi
|
Integritas kulit kembali baik. Dengan kriteria:
a.
Tidak ada kemerahan pada kulit
b.
Edema tidak ada
c.
Lesi hilang
|
a.
Beri kompres hangat untuk mengurangi kemerahan dan
edema d kulit
b.
Hidarkan pasien menggunakan sepatu/ sendal yang
sempit agar tidak terjadi lesi
c.
Kolaborasi pemberian obat pada pasien
|
a. Melakukan kompres hangat pada
daerah tofi
b. Menganjurkan pasien untuk tidak
menggunakan sepatu/ sandal yang sempit
|
a.
Mengurangi kemerahan dan edema pada kulit yang
terserang
b.
Menghindari lesi pada kulit yang meradang
|
0 komentar:
Posting Komentar